Imagine That Chapter II
IMAGINE THAT Chapter II
Author: NendenNurpujiHasanah
@Nenden_hasanah
Cast: EXO-M, you
Genre: Romance
Rate: T
Length: Twoshoot
Anneyong :D
ini hasil bertapa di dorm EXO lagi hohoho...
marilah cekidot...
Chapter II
CHEN
Sudah sekitar satu jam kau
berkutat dengan kertas berisi angka-angkan dan symbol-simbol matematik
menyebalkan itu, kau mulai bergerak tak nyaman karena merasakan kakimu pegal
dan kesemutan. Terang saja, sejak tadi kau duduk dalam posisi bersimpuh dengan
meja yang sangat rendah, mempersempit ruangmu untuk bergerak bebas. Kau terus
saja memutar otakmu untuk memecahkan angka-angka biadab itu. Ketika kau menyadari
seseorang yang duduk di depanmu tengah menangkap basah kau yang sedang
bergerak-gerak menyamankan posisi kakimu.
Namja yang sedari tadi duduk
didepanmu beranjak dari duduknya, dan berjalan keluar. Kau menghela nafas
panjang, setidaknya kau bisa sedikit meregangkan badanmu yang kaku dan pegal.
“Aaah.. Aku ingin tutorial ini
segera selesaaii…!! Aku bosan berkutat dengan matematik menyebalkan ini!!” kau
berkata sambil mengangkat tanganmu ke belakang, meregangkannya.
“Eh, tapi.. jangan.. jangan
cepat selesai… Kapan lagi aku bisa berdua saja dengan Chen sunbae-nim kalau
tidak dalam tutorial ini.. hehe” Kau meralat ucapanmu.
Namja-Chen- yang tadi keluar,
diam-diam memperhatikanmu dari celah pintu, mengamatimu yang sedang cekikikan
padahal didepannya ada setumpuk soal matematika yang dipandang saja malas
tingkat tower.
“Apa dengan senyum-senyum
begitu bisa menyelesaikan semua soalnya?” Chen mengejutkanmu yang sedang terhanyut
dalam lamunanmu tentang Chen. Dengan segera kau memperbaiki posisi dudukmu. Dan
menunduk.
“M..Mianhae sunbae-nim..”
katamu.
TUK..
Chen meletakkan segelas es
jeruk segar di depanmu.
“Istirahat saja dulu” katanya
dengan senyum menyilaukan. *author:”Aduuhh!! Kacamataa,.. kacamataa” *abaikan
mohon*
Kau menuruti dan menyimpan
pensil yang sedari tadi kau genggam, kau mengusap wajahmu dengan tisu dan
menyeruput es jeruk segar yang dibuatkan tutormu tadi.
Kau merasa sedikit tak nyaman,
saat kau merasakan sepasang mata sedang mengamatimu intens. Kau menegakkan
kepalamu dan matamu tiba-tiba terkunci pada sosok yang duduk didepanmu selama
satu jam ini. Seketika kau merasa
ruangan ini-kamarmu- suhunya sedikit memanas.
Kau tak bisa memalingkan
pandanganmu, terkunci pada sepasang iris hitam yang tajam tapi lembut.
Chen mengarahkan tangannya ke
wajahmu, dan dengan lembutnya menyentuh pipimu, perlahan ia sedikit berdiri
dari duduknya dan mendekatkan dirinya padamu. Kau dapat merasakan jarakmu
dengannya kian menipis, hanya terhalang sebuah meja. Kau dapat merasakan deru
nafasnya yang memburu. Dan matamu membulat sempurna ketika kau merasakan
sentuhan lembut dibibirmu.
“Saranghae” usapnya lembut
ditelingamu. Kau masih tak bisa merespon, masih shock dengan kejadian barusan.
“Kau tahu, alasan kenapa
sonsaengnim menjadikan ku tutormu? Karena aku yang memaksanya. Aku rasa dengan
menjadi tutormu aku bisa dekat denganmu. Karena sudah lama aku.. em.. aku..” Ia
menjelaskannya sambil tertunduk.
Kau sedikit terkekeh melihat
rona merah diwajahnya. Chen, senior yang kau sukai, dan sudah lama kau incar,
ternyata memiliki perasaan yang sama denganmu. Kau tersenyum, dan merasakan
pipimu memanas juga.
“Nado, sunbae..” jawabmu.
“Ya! Jangan panggil aku
begitu” katanya.
“Mwo?”
“mulai sekarang kau
memanggilku Oppa!” katanya sambil kembali menciummu.
***
TAO
Kau tengah duduk di rumput
sambil bersandar dibawah pohon rindang. Tersenyum menatap seseorang yang sedang
terlelap dipangkuanmu. Dia namjachingumu.
Kau menggerakan tanganmu
menjelajahi setiap lekuk wajah tampannya. Jari-jarimu bergerak menyentuh setiap
inchi wajahnya. Merasakan kulit wajah lembut itu. Dan kau merasa sangat
bersyukur memilikinya.
“Aku tahu, aku tampan” Kau
terkejut seketika menarik tanganmu.
“Y..Ya! Tao! Bilang kalau kau
sudah bangun!” Kau tahu pipimu sedang memerah sekarang.
“Hm? Waeyo? Sedari tadi aku
tidak tidur, chagiya..” ucapnya dengan sedikit terkekeh menyaksikanmu yang
tengah ber-blushing-ria.
“K..Kau!! Bangun kau !
Bangun!!!” katamu sambil mengangkat kepalanya paksa dan mendorong tubuhnya.
“Hahahaha…” Dia tertawa meihat
rona merah dipipimu makin tampak sampai telingamu.
Kau mengerucutkan bibiru kesal
karena tertangkap basah sedang memandangi, tidak, mengagumi dan menelusuri
wajah Tao. Memang kau tak memungkiri, kau memang mengagumi ketampanannya. Hanya
saja kau terlalu gengsi untuk mengakuinya.
“Tapi.. sepertinya chagiyaku
ini sudah mulai nakal, eoh?” Tao bertanya masih dengan kekehannya setelah
mengambil tepat duduk disebelahmu.
“………..” Kau menundukan wajahmu
menahan malu.
“Tapi.. kau hanya berani
ketika aku tidur.. huh..” katanya lagi.
“Y..Ya! Aku tidak
memperhatikanmu eoh! Aku hanya.. hanya menyingkirkan semut yang ada diwajahmu“
kau memberikan alasan sekenanya.
“Hmm.. apa aku bisa
mempercayainya?” tanyanya lagi seraya mengunci pandangnmu dengan matanya.
“Tentu saja! Kau ke pede-an
sekali! Dengar! Aku tid-“
Kata-katamu terputus ketika
dia menciummu lembut. Kau tak bisa beralasan lagi. Ah.. tak bisakah kau jujur
kalau kau mengaguminya? Padahal dia namjachingumu.
“Kau terlihat menggemaskan
ketika menutupi sesuatu, ketika tertangkap basah, ketika mencoba memalingkan
matamu dari ketampananku.. hahah” katanya setelah melepas ciumannya.
Kau menunduk, jelas kau
benar-benar malu menghadapi namjachingumu yang kelewat pede itu, meski memang
wajahnya itu ya,, err.. sangat tampan dan kau mengakuinya.
“Aku.. tidak bisa berbohong
padamu.. huh” gumammu pelan tapi masih bisa terdengar jelas oleh Tao.
Tao menarikmu kedalam
pelukannya.
“Ne, tentu saja.. karena aku
pun tak bisa berpaling dari yeojachinguku yang cantik ini” katanya.
Kau menenggelamkan wajah
meronamu di dada bidang Tao. Sudahlah.. kau sedang merasa malu saat ni.
Tao merenggangkan pelukannya
dan menatapmu intens.
“Cantik” gumamnya sambil
mengusap pipimu.
CHU~~
BLUSH! BLUSH!
Yaa~ resiko punya namja
kelewat pede.. hahaha
XIUMIN
Kau sedang berada di ruang
tamu, ketika seorang yang sangat kau sayangi berkunjung kerumahmu. Kalian
terlihat bahagia, karena kalian sudah lama tak bertemu, sehingga moment ini
jelas dimanfaatkan dengan baik oleh mu dan namjachingumu.
“Xiu..Xiumin-oppa…” panggilmu.
“Ne? Chagiya?” ia menatapmu
dengan ekspresi imutnya. Membuatmu terkekeh geli.
“Ada apa??” tanyanya.
“Kau imut sekali, oppa~”
katamu, tak bisa menahan kekehanmu.
Xiumin sedikit mundur dan
ekspresinya memudar.
“Ya! Aku tampan! Bukan imut!”
Xiumin sedikit menjitak kepalamu. Tidak terasa sakit.
“Hahaha.. mianhaeyo Oppa..
haha”
“Oppa.. apa yang membuatmu
menyukaiku?” tanyamu setelah Hening beberapa saat.
Tiba-tiba Xiumin menggeser
duduknya makin mendekatimu, dan menghadapkan dirinya mengadapimu.
DEG!
Tiba-tiba kau berdebar, Xiumin
memejamkan matanya dan makin mendekatkan tubuhnya.
“O..Oppa.. apa yang..”
kata-katamu terputus ketika perlahan kedua tangan Xiumin bergerak ke wajahmu.
“Mata indahmu…” Ucapnya sambil
mengelus kelopak matamu lembut.
“Hidung mancungmu…” lalu
sedikit mencubit hidungmu.
“Pipi chubby mu…” dan bergerak
mengusap pipimu gemas.
“E.. Oppa.. sebenarnya apa
yang kau lakukan?” Ucapmu menginterupsi kegiatan Xiumin.
“Aku sedang mengenali lekuk
wajahmu.. biarpun aku tak melihatnya.. tapi aku bisa merasakannya kalau mata,
hidung dan pipi ini milikmu.” Jelasnya sambil masih betah meraba-raba wajahmu.
Tak melihat kalau kau sedang berblushing ria saat ini.
“Dan ini… Bibir kissable-mu”
katanya menyelesaikan kegiatan yang tertunda sebelumnya. Oh.. dan sekarang dia
berhasil membuatmu tak bisa mengendalikan detak jantungmu.
Xiumin membuka matanya
perlahan, dan tersenyum lebar mendapati pemandangan dihadapannya.
“Aigooo… kau manis sekali
kalau blushing seperti itu..” katanya sumringah sambil menangkupkan pipimu
dengan kedua telapak tangannya.
“Oppaaa..~~” kau mencoba
melepaskan tangannya dari wajahmu, mencoba menunduk untuk menyembunyian rona
itu. Tapi tak bisa.
CHU~~
Xiumin menciummu sekilas dan
melepaskan tangannya.
“Hahaha.. kau manis sekali…”
katanya.
“Huh.. kau terlihat puas
sekali…” kau sedikit mengerucutkan bibirmu.
“Kalau kau.. apa yang
membuatmu menyukaiku hm?” tanyanya.
“Hmm.. apa ya..” kau tampak
meletakkan jari telunjukmu di dagu tanda berpikir. Xiumin tampak antusias
menunggu jawabanmu, kembali dengan ekspresi lucunya.
“Karena kau imut oppaaa…!!”
katamu sambil mencubit kedua pipi Chubby Xiumin dengan gemas.
“Y..Yaaaa!! Lepaskaan aku
tidak imuutt! Aku tampaaan!” katanya sedikit kesulitan karena kau masih
mencubit pipinya gemas.
Kau tertawa menyaksikannya.
Yaaa namjachingu mu ini memang imut..
***
LUHAN
Kau sedang berada di kelasmu
saat ini. Tak ada keinginanmu untuk keluar sekedar ke kantin di jam istirahat
ini. Kau duduk bersandar di kursimu. Ketika seseorang mengejutkanmu dan masuk
kedalam kelasmu yang sepi itu. Mendekatimu yang duduk di kursi paling belakang
di pojok kelas.
Kau bisa melihat wajahnya
kusut. Mendekatimu dengan langkah sedikit gontai.
“Lu-oppa.. waeyo?” tanyamu
khawatir ketika namja itu tepat berada di hadapanmu.
Tak ada jawaban darinya. Kau
hanya melihat ekspresinya yang menahan emosi. Kau beranjak dari kursimu dan
berdiri dihadapannya. Kau tangkup pipinya dengan telapak tanganmu.
“Waeyo.. Oppa? Apa yang
terjadi..?” tanyamu makin khawatir karena Luhan tak juga meresponmu.
GREP!
Tiba-tiba saja Luhan memelukmu
erat. Bisa kau rasakan tubuhnya bergetar. Kau makin menghawatirkan keadaan
namjachingumu ini. Apakah dia sakit?
“Lu.. Lu.. Jelaskan padaku..
ada apa denganmu?” Kau mengusap lembut punggungnya, mencoba memberinya sedikit
ketenangan.
Luhan melepaskan pelukannya,
dan menatapmu dalam. Bisa kau lihat jejak air garam di pipi lembutnya. Kau
menghapusnya dengan ibu jarimu dengan lembut. Tiba-tiba ia menggenggam tanganmu
yang berada di pipinya.
“Ada apa denganmu.. Oppa…?”
tanyamu lembut.
“Ceritakan padaku.. eum?”
katamu sambil mengusap lembut pipinya.
“Kau…” ia mulai membuka
mulutnya, kau menantikan lanjutannya.
“Kemarin… “ lanjutnya.
“Hm?”
“Kemarin…. Kenapa kemarin kau
meninggalkanku eoh? Kau tahu? Aku uring-uringan mencarimu! Sampai Sehun dan Kai
pusing melihatku yang bingung mencarimu! Dan ketika aku berhasil menemukanmu,
lihat apa yang kau lakukan?! Kau bergandengan tangan dengan… siapa itu? Seorang
namja? Ya! Apa kau tidak pernah memikirkan perasaanku?” Jelas Luhan panjang
lebar tanpa titik tanpa koma.
“Ha?” Kau mengerjap-ngerjapkan
matamu imut, mencoba mencerna setiap kata yang Luhan ucapkan. Tak lama kemudian
kau terbahak sangat keras, kau tertawa setelah mengerti semua ucapan Luhanmu.
Luhan yang sedaritadi menunggu kini hanya penatapmu dengan tatapan cengo
secengo-cengonya.
“Ya! Kenapa kau tertawa?!”
Luhan menginterupsi tawaanmu. Kau mencoba untuk meredam tapi tak berhasil.
“Aduh.. haha Oppa.. haha..
Kenapa kau ini polos sekali eoh?” Kau mulai bicara sambil sekuat tenaga menahan
tawamu.
“Apa?” Luhan terlihat kesal.
Dia hampir saja akan pergi jika kau tak menahannya.
“Oppa.. tunggu sebentar.. haha
mianhae oppa.. haha”
Kau menatap Luhan dalam,
memberikan tatapan setulus mungkin mencoba membuat Luhan mempercayaimu.
“Oppa.. mianhaeyo.. kemarin
aku meninggalkanmu.. bukannya sebelumnya aku pernah bilang padamu kalau sepupu
jauhku akan datang kesini?” Kau memulai penjelasanmu.
Terlihat Luhan mengerjapkan
matanya, menyadari apa yang kau bicarakan.
“Jadi.. dia itu…” Luhan
berbicara sangat pelan tapi tak bisa menyembunyikan kekagetannya.
“Ne, Oppa.. dia itu saudara
sepupu jauhku.. Aku kemarin harus pergi duluan Karena harus menjemputnya di
airport.. maaf karena aku tidak bilang dulu padamu.. Sehingga kau jadi salah
paham begini.. Mianhae..” kau menjelaskan dengan lembut.
“Haaaaah” Luhan menghela
nafasnya, lega?
“Mianhae, chagiya.. aku
terlalu mudah menghakimimu…” katanya dan kembali memelukmu lembut.
“Hm.. ne, oppa gwaenchanayo..
salahku juga tak bilang dulu padamu..” Katamu.
Luhan melepaskan pelukannya,
dan mulai mendekatkan wajahnya pada wajahmu, mempertemukan keningnya dengan
keningmu.
“Lain kali.. kau jangan
tiba-tiba menghilang lagi ya..” ucapnya lembut, kau hanya mengangguk singkat
dan tersenyum.
Luhan meraih dagumu dan makin
mendekatkan wajahnya mencoba meraih bibirmu.
BRAKK!
“Ya! Luhan! Disini kau
ternyata!” tiba-tiba masuk dua orang namja menginterupsi kegiatan dua orang
sejoli yang saling mencintai itu.
“Ups…maaf… Ehm..Sebaiknya kita
keluar saja.. hehe Mianhae… “ Kata salah seorang dari mereka yang mendapatkan
deathglare dari Luhan.
***
LAY
Kau memejamkan matamu, ketika
merasakan sentuhan lembut menyapu kedua kelopak matamu, lembut, namun agak
menggelitik, tak lama kau membuka matamu perlahan dan menangkap bayanganmu di
cermin. Kau mendapati kelopak matamu berwarna pink soft, dengan garis mata yang
tegas dan bulu mata yang lentik, tajam, dan melihat pipimu merona merah. Kau
terpukau dengan penampilanmu saat ini.
“Lihat kesini..” Kau merasakan
sebuat tangan menarik lembut dagu mu, membuatmu mendongakkan kepalamu, dank au
merasakan sentuhan lembut dan dingin di bibirmu. Kau menangkap sepasang mata
teduh yang ada tepat dihadapanmu dekat,sangat dekat. Kau bahkan bisa merasakan
hembusan nafasnya lembut.
Kau melihat senyum terpatri di
wajah simata teduh itu, ia melepaskan dagumu, dan menghadapkanmu kembali ke
cermin.
“Make-up mu sudah selesai..”
Ucap si mata teduh itu dengan suaranya yang lembut.
Kau menangkap bayanganmu di
cermin dan terkejut melihat penampilanmu.
“Kau terlihat cantik…” ucap
namja bermata teduh tadi, dengan senyum yang masih terukir di wajahnya, dan
jangan lupakan dimple menawan di pipi kanannya.
“L..Lay-ah.. ini keren
sekali.. Apa ini aku? Aku terlihat berbeda..” kau takjub dengan dirimu di
cermin itu.
“Hasil kerjakku bagus kan?
Hehe..” namja yang bernama Lay itu tersenyum sambil merapikan alat-alatnya.
Kau beranjak dari dudukmu dan
memperhatikan penampilanmu keseluruhan. Takjubnya.
“Sekarang kau siap menemui
namja yang ditakdirkan untukmu itu.” Ucap Lay masih dengan senyumannya.
Kau tiba-tiba murung, ya, hari
ini kau didandani karena kau akan bertemu dengan namja pilihan orang tuamu. Kau
mau menolak, tapi tak berdaya.
Lay sudah selesai membereskan
alat-alatnya, dan akan segera meninggalkan ruangan ini. Dengan cepat kau
memegang tangannya, menahannya pergi.
“Ada apa?” Tanya Lay tak
mengerti.
Kau tak bisa berkata apapun,
rasanya dadamu sesak, bagaimana bisa kau bertemu namja lain yang tak kau kenal,
sedangkan namja yang benar-benar kau cintai ada dihadapanmu dan merelakanmu.
Dengan segera kau menghambur kepelukannya.
“Ayolah.. jangan seperti ini..
Keluargamu menunggumu..” Kata Lay lembut.
“A.. aku tidak mau.. bertemu
dengan..nya.. Lay.. kumohon.. aku tidak mau.. hiks” Kau menangis sejadi-jadinya
dipelukan Lay.
“Tapi maaf, aku harus pergi
sekarang..” Kata Lay, ia tak membalas pelukanmu.
Kau makin mengeratkan
pelukanmu, merasakan sakit yang sangat dihatimu.
“K..kenapa..??” tanyamu disela-sela
isakanmu.
Lay tak menjawab, juga tak
membalas pelukanmu. Hening diruangan itu, hanya terdengar isakanmu yang makin
menjadi.
“Ya… lepaskan aku… aku harus
bersiap-siap…” kata Lay.
“Bersiap-siap??” kau menatap
wajahnya, terlihat sedikit rona merah di pipi berdimplenya.
“Iya.. bagaimana aku
bersiap-siap untuk bertunangan denganmu kalau kau memelukku seperti ini.. hei..
aku pun harus bersiap-siap… enak saja hanya kau yang berdandan..” Ucap Lay
panjang lebar. Matamu membulat sempurna mendengarnya.
“A.. apa?” kau memasang
ekspresi cengo.
“Apa? Kau tak mau bertemu
denganku? Ah.. lalu untuk apa orangtua kita menyiapkan pertunangan ini???”
Tanya Lay frustasi, tapi senyum tersimpul di wajahnya.
Kau langsung saja mengeratkan
pelukanmu, dan menangis keras, tapi berbeda dengan tangisan yang tadi, kali ini
adalah tangisan bahagia.
“Saranghae….” Ucap lay sambil
balas memelukmu erat.
***
KRIS
Pagi ini kau bangun sangat
pagi. Hari ini adalah hari special, lebih tepatnya hari special buat
namjachingumu tercinta. Setelah membersihkan dirimu, kau bergegas ke dapur dan
segera berkutat dengan tepung dan teman-temannya. Meskipun dengan sekuat tenaga
mengingat ini pertama kalinya kau membuat kue, ya kue ulang tahun, hari ini
namjachingumu ulangtahun.
Sudah beberapa jam kau lewati
dengan berkutat di dapur, beberapa Loyang pula eksperimen gagalmu. Tapi kau tak
mungkin menyerah. Kau terus berusaha membuat kue terlezat yang pernah ada.
Setidaknya untuk namjachingumu. Haha.
Urusan kue sudah selesai dan
kau berhasil membuatnya. Meski bentuknya tidak sempurna dan rasanya tak seenak
buatan professional, kau membuatnya sepenuh hati.
Kau segara membereskan
rumahmu, merapikan seluruh inchi rumahmu. Menjelang kedatangan namjachingumu.
Ya, kau mengundangnya datang kerumahmu, dan merayakan pesta kecil untuknya,
hanya kau dan dia.
Selesai dengan segala
persiapanmu, kau merasa puas dengan hasilnya. Sekarang tinggal menyiapkan
dirimu.
CTAR!!
“Saengil
Chukkhahamnidaaa..!!!” Kau memberi selamat dengan cracker pita.
“Gomawo.. chagi” Kris
–namjachingumu- tersenyum dan memelukmu.
“Mianhaeyo.. pestanya tidak
meriah.. dan aku tak bisa memberikan kado yang bagus.. aku mencoba membuat ini,
mian kalau rasanya sangat tidak enak.. hehe” Kau menuntun Kris duduk di sofa,
di hadapannya sudah tersimpan cake ulang tahun dengan krim cokelat buatanmu.
“Chagiya.. aku tidak
mengharapkan apapun.. keberadaanmu disampingku, sudah merupakan hadiah
terindah..” Ucapnya sambil mengacak rambutmu pelan.
Kris meniup lilin ulang
tahunnya tentu saja dengan harapan dan do’a sebelumnya. Kau menyuapi Kris
sepotong kue, bergantian.
Pesta sederhana itu berjalan
meriah, meski hanya ada kalian berdua. Tapi kau dapat merasakan cinta yang
mendalam di setiap kata-katanya, dan disetiap senyumnya yang ia tujukan padamu.
“Gomawoyo.. jeongmal gomawo..
chagiya..” Ucap Kris pelan. Kau bisa melihat kesedihan dimatanya. Kau menatap
iris hitam itu lekat, tersirat kesedihan yang amat sangat dimatanya.
“Oppa.. kau kenapa?” seketika
eskpresimu berubah, suasana tiba-tiba menjadi suram.
Kris terdiam, kau makin
menghawatirkan keadaan ini. Tiba-tiba
Kris menunduk, bisa kau lihat segaris airmata jatuh dari mata indahnya.
“O..Oppa.. kau kenapa? Ada
apa?” Kau sangat panik, segera kau raih wajahnya dengan tanganmu agar
menatapmu.
Tangan bergetarnya menggenggam
tanganmu erat, kau miris melihat pemandangan dihadapanmu ini. Kris menatapmu
lekat, bibirnya bergetar terlihat sulit untuk berucap.
GREB..!
Tiba-tiba dia memelukmu, erat,
sangat erat. Kau bisa mendengar isakan kecilnya.
“Oppa.. ada apa…?” entah
kenapa kau juga tak bisa menahan air matamu.
“Mianhaeyo..” Kris mulai
berbicara.
“Mwo? Untuk apa?” tanyamu tak
mengerti.
“Aku.. tidak bisa berada
disisimu lagi..” ucap Kris pelan, tertahan isakannya.
DEG!
“Besok, aku akan ke Kanada,
maafkan aku.. maaf.. jeongmal mianhae..” katanya. Kau tak dapat merespon,
terasa lemas disekujur tubuhmu.
“Aku ingin.. kita akhiri
hubungan ini…” seketika kau menegang, matamu membulat sempurna.
“Ke..kenapa??” kau mencoba
berbicara ditengah kekagetanmu.
“Mianhae.. aku, aku akan
menikah.. chagiya.. di Kanada aku akan menikah..” Ucap Kris dengan suara
bergetar.
Hatimu terasa perih terhujam
ribuan pisau. Tangismu pun pecah, tanganmu tak kuasa membalas pelukan Kris
lagi.
“Mianhaeyo.. jeongmal..” Kris
makin mempererat pelukannya. Tangismu makin menjadi. Kau tak menyangka di hari
yang sangat kau siapkan ini, yang sangat kau nantikan ini, kau harus berpisah
dengan kekasihmu.
“Kau.. kau jahat.. hiks.. Kau
bilang keberadaanku cukup.. hiks.. tapi kau sendiri yang pergi.. hiks” Ucapmu
terbata.
“Mianhae.. mianhae..mianhae…”
Tubuhmu tak bertenaga lagi. Kau tak tahu lagi harus bagaimana. Hanya membiarkan
airmata itu makin membasahi pipimu dan juga bajunya.
“Kau bisa menerimanya kan?”
matamu membulat sempurna, ‘semudah itukan mengatakannya,oppa?’ Batinmu. Dan
hatimu kini meyakini kalau Kris tidak mencintaimu.
Kau tetap menangis dipelukan
Kris, melampiaskan segala kesedihan dan kekesalanmu. Menangis sepuasnya. Cukup
lama kalian bertahan seperti ini, Kau begitu inin melampiaskan segalanya saat
ini juga.
“Aku..” Kris mulai berbicara
setelah lama diam.
“Aku ingin mengakhiri hubungan
pacaran kita.. dan mengikatmu denganku selamanya” Ucap Kris lembut, setengah berbisik
di telingamu. Kau terdiam, mencoba mencerna kalimat yang diucapkan Kris.
“Aku ingin ‘mengikatmu’”
ucapnya lagi. Kau masih terdiam dipelukannya ketika kau merasakan ia melepaskan
pelukannya, dan pelan kau merasakan sesuatu yang dingin dan kaku menyentuh
jari-jarimu. Kau terkejut dan menatapmu dalam.
“Aku ingin kita mengakhiri
hubungan ‘pacaran’ kita, dan aku ingin ‘mengikatmu’ selamanya dalam hidupku..”
Kris berkata dengan lembut. Kau menatap matanya lekat, mencoba mencari
kebohongan di iris hitam nan indah itu. Kau mengangkat tangan kirimu dan menyadari
ada sesuatu melingkar di jari manismu, sebuah cincin berlian berwarna perak.
Seketika itu airmatamu kembali mengalir, kali ini dengan senyum di bibirmu.
BUK!
BUK!
“Kau jahat! Oppa!!” kau
memukul-mukul dada bidangnya. Tapi tak terasa sakit tentunya.
“Kau menerimanya? Hm?” ia
berbisik seduktif di telingamu.
Tangismu kembali pecah, Kris
langsung membawamu ke pelukannya, memeluk erat, seraya mengelus punggungmu.
Kris tersenyum, air mata bahagia turun di pipinya.
“Akhirnya aku bisa memilikimu
seutuhnya, chagiya” katanya sambil mengecup puncak kepalamu.
Kalian berdua terhanyut dalam
kebahagiaan. Pesta ulangtahun yang sangat indah dan tak terlupakan oleh Kris,
dan tentu olehmu juga.
“Pyeongsaeng gyote isseulge I
do~~~” Ucap Kris.
“Oppa.. jangan menyanyi..”katamu
di pelukannya.
“Neol saranghaneun geol I do~~”
senandungnya lagi.
“Oppa… jangan menyanyi…..!”
katau sedikit keras.
“Nungwa biga wado
akkyeojumyeonso I do~~” Senandungnya lagi lebih keras.
“KRIS..!!!! JANGAN
MENYANYI..!!!” kau berteriak keras.
“Hahahaa… Waeyo chagi? Aku
hanya menyanyikan lagu kesukaanmu” katanya sambil masih mengelus punggungmu.
“Lagu itu jadi buruk kalau kau
yang menyanyikannya” Katamu sadis, sambil tersenyum di pelukannya. Kau pun
terkikik pelan.
“Hahahaha..” ia tertawa
terbahak dan mengeratkan pelukannya.
“Neoreul jikyeojulge My love…”
Kris kembali bersenandung.
“KRISS WU!! BERHENTI
MEENYANYIIII…!!”
“HAHAHAHAHAHA” Kau melepaskan
pelukanmu, dan mengecup bibir Kris sekilas.
“Saranghae” Katamu lembut.
“Kenapa hanya sekilas?” Kata
Kris sedikit menggodamu.
“Ya! Dasar pervert!” katamu.
CHUUUU~~~~
Bibirnya melumat bibirmu
lembut dan pelan. Penuh rasa cinta, bukan nafsu. Lengan kekarnya melingkar erat
di pinggangmu, lenganmu mengaling sempurna di lehernya.
“Nado saranghae, chagiya..
gomawo…” Balas Kris setelah melepas ciumannya.
“Pyeongsaeng gyote isseulge I
do…..” Kris mencoba menggodamu.
“OPPAAAA!!!!!”
“HAHAHAHA”
***
END
Huaahh selesaaaii... ff ini juga didedikasikan buat ulang tahun my ultimate bias in EXO Duijjang Kris *suami author #dirajang
Hehehee.. RCL yaaa readers tersayaaaangg :*
Cieeeee curhatan gabisa ngasih apa2 ke Kris pas kmrn ya HUAHAHAHAHAHAHA
BalasHapuswah seru sahabat ...
BalasHapusterus tingkatkan ..
terimakasih ..
http://updatesuju.blogspot.com/
hahahaha ceritanya bagus banget ...... :D apalagi cerita tao nyaaa :D huaaaaaaaaaaaaaaaaaa :* ditunggu cerita selanjutnyaaaaa..... ;)
BalasHapusoyaaaaa cerita kris nya nenden banget tuh kyknya tokoh si "kamu" nyaaa :P
#sikut-sikut nenden :P