My Diary of You
Title: My Diary of You
Author: Nenden Nurpuji Hasanah @Nenden_Hasanah
Main Cast: Song Je Sub (OC), Do Kyungsoo (D.O EXO-K)
Other cast: Thiya
Genre: Romance, friendship, school life, little bit hurt
Rating: PG-15
Disclaimer: The cast is not mine but the story and plot is pure mine... terinspirasi dari berbagai sumber hehehe :D
Ahhh.... Author ga usah banyak bacon.. hahay mangga di baca heeii :D
Happy Reading :D
.
.
.
.
All is Song Je Sub POV
Suara gemuruh hujan menggema
di seluruh sudut kontrakanku yang sederhana ini, kupandangi lekat-lekat layar
laptopku. Entah sudah berapa lama mata ini betah berkutat dengan benda datar
ini. Jari-jariku lincah memainkan tombol-tombol huruf ini. Cepat pula aku
mengklik benda bulat ini. Aku
mengeratkan selimutku, berharap bisa menepis hawa dingin saat hujan, dikota
yang dingin ini.
Aku bergerak membuka sebuah
folder, mengkliknya dan tampaklah foto-foto kenangan yang sudah lama tak aku lihat,
meskipun sudah lama pula ini semua tersimpan di laptopku. Aku membuka satu
persatu foto itu. Pergerakanku terhenti, saat layar laptopku menampilkan sosok
namja yang wajahnya bahkan sangat aku ingat, selalu. Sulit untuk lupa.
Pikiranku kembali melayang ke
masa 4 tahun lalu, ketika aku duduk di bangku SMA…
Flashback is on
Aku berjalan pelan menuju
kelas ku, kelas 1-4. Aku tidak terlalu bersemangat mengikuti pelajaran hari
ini. Sama seperti hari-hari sebelumnya. Tak ada yang menarik semenjak aku menjadi
siswa SMA beberapa bulan lalu. Aku tetap begini, tetap sendirian.
Jangan menyangka aku tak punya
teman atau autis atau tertutup. Jujur saja, aku hanya merasa tak nyaman. Tapi
orang-orang selalu saja menganggapku tak punya teman dan tak bisa berinteraksi.
Panggilan “Jutek” sudah melekat padaku. Aku biarkan orang-orang mengataiku apa
saja. Aku tak peduli.
Tapi, aku tak tahu bagaimana
awalnya, aku tak tahu pula bagaimana bisa aku mulai menikmati hari-hari
sekolahku, bagaimana bisa aku mulai berangkat sekolah dengan semangat dan
menanti-nanti kehadiran esok hari ketika waktunya pulang.
Semua gara-gara dia. Gara-gara
namja itu.
Do Kyung Soo namanya.
Aku lupa bagaimana awalnya aku
bisa mengenal namja yang bahkan tinggi badannya tak melebihi tinggi badanku.
Jangan salah, aku ini yeoja tapi badanku tinggi.
Hingga kini kami menjadi
sangat dekat dan bersahabat. Duduk di bangku yang bersebelahan, menghabiskan
waktu bersama selama jam sekolah. Sampai bersama-sama membujuk guru untuk
membuat kita berdua dalam satu kelas lagi ketika kenaikan kelas dan penjurusan.
Yah, sesuatu yang jaman dahulu akan aku sebut bodoh atau tak berguna, tapi kini
aku melakukannya. Semua gara-gara Do Kyung Soo.
Dan keberadaan Kyung Soo lah,
yang membuatku merasa benar-benar ada. Kau tahu? Sejak orangtuaku bercerai, aku
menjalani kehidupan yang biasa. Sangat biasa. Berlebihan mungkin, tapi itu yang
kurasakan. Prestasiku di sekolah pun biasa-biasa saja. Dan aku seperti anak
lemah. Yang mudah sakit dan langganan dokter. Menyebalkan.
Tapi seperti yang kujelaskan
tadi, Do Kyungsoo merubah segalanya. Hidupku, kebiasaanku, semuanya. Bahkan aku
mulai protes dengan panggilan jutek itu. Hei, aku tidak Jutek! Enak saja.
Dan jujur saja semenjak
mengenalnya, aku baru menyadari, betapa banyak orang di sekitarku yang
menyayangiku. Bodohnya aku tak pernah menyadarinya.
Dan, Waktu terus berjalan dan
berlalu dengan cepat. Jangan salahkan aku kalau aku mulai menyayanginya. Bukan.
Bukan rasa sayang sebagai sahabat, aku merasakannya lebih dari sahabat. Oke,
aku tak memungkiri. Aku mulai menyukainya. Bahkan ingin lebih dari sahabat
dengannya.
Tapi aku akui, aku ini seorang
pengecut. Awalnya aku tak terlalu peduli dengan perasaan ini. Kupikir hanya
kasmaran saja. Ya, kasmaran. Aku pun tak melakukan apapun, tetap seperti
biasanya bersikap padanya, tetap berbicara padanya seperti biasanya. membiarkan
perasaan ini mengalir dengan sendirinya.
Tapi ternyata dugaanku salah.
Salah besar. Aku sekarang semakin tersiksa dengan perasaanku sendiri. Aku mulai
merasa tak ingin jauh darinya. Merasa sakit jika dia bercengkrama dengan yeoja
lain, merasa sedih jika ia tidak menyapa atau mengajakku ngobrol, merasa kesal
jika pesan atau telponku tak di jawab. Oke, aku cemburu. Aku sadar perasaan ini
makin bertambah.
Tapi tetap seperti biasa, tak
ada yang kulakukan. Hanya membiarkan perasaan ini mengalir dengan sendirinya.
Tetap diam dan duduk di bangkuku ketika dia beranjak dari bangku di sebelahku
dan bercengkerama dengan yeoja itu. Selalu yeoja itu.
Aku mengakui dia tampan, jelas!
Pasti banyak pula teman-teman yeojaku yang terpesona. Oke, termasuk aku
sendiri. Tapi aku bukan suka padanya karena wajahnya. Sudah kujelaskan. Uh, aku
keras kepala sekali.
***
Aku menyukaimu karena perhatianmu selalu kau tujukan…
“Kyungsoo … ayo kita ke
kantiiinn.” Ucap yeoja itu sambil tangannya bergelayut di lengan Kyungsoo. Ya!
Singkirkan tanganmu dari Kyungsoo-ku! Apa? Kyungsoo-ku? Hmm.. Blush.. aduh aku
malu.
Kyungsoo terlihat tak
mempedulikan yeoja itu. Bagus! Ya, lihat, Kyungsoo tidak mempedulikanmu! Pergi
sana! Jangan dekat-dekat Kyungsoo!
“Hmm yeobo.. ayoo ke kantin”
APA?? YEOBO!!!
Dan kulihat Kyungsoo berdiri
dari duduknya. Yeoja itu menarik tangan Kyungsoo keluar kelas. Dan aku? Aku
menatap nanar punggung Kyungsoo yang menghilang dibalik pintu.
“Andai saja aku seberani yeoja
itu… tapi sayang. “ gumamku lemas.
Aku hanya tertunduk di
bangkuku, dan mencoba menyibukkan diri dengan membaca buku pelajarang yang
barusan dipelajari. Aku mencoba berkonsentrasi sepenuhnya pada buku itu, tapi
percuma, pikiranku justru tidak pada buku itu, tapi jauh di sana, di kantin
itu.
“Kau mau ini?” Aku dikejutkan
oleh seseorang yang menyodorkan sebatang permen lollipop padaku. Aku
mendongakkan kepalaku melihat siapa yang mengusikku ini.
“Kyungsoo-ah…” gumamku pelan.
Kudapati dia sudah duduk dibangkunya, disebelahku.
“Ne,, gomawo..” Ucapku sambil
mengambil lollipop itu dari tangannya. Lolipop rasa susu dan cokelat
kesukaanku. Dan Kyungsoo tahu itu. Aku tersenyum, aku merasa sangat senang.
***
Aku menyukaimu ketika kau mengerutkan keningmu, dan berkutat serius
didepan buku pelajaranmu~~
Kulihat kau mengerutkan
keningmu, mengapit ujung pensil dengan kedua bibirmu. Kau terlihat menggoreskan
sesuatu di buku teksmu dan menghapusnya lagi, begitu seterusnya. Hingga
akhirnya senyum mengembang di bibirmu ketika kau menyelesaikan sebuah soal yang
rumit. Kau tersenyum senang kearahku. Menunjukkan kehebatanmu menyelesaikan
soal serumit itu. AKu tersenyum melihat tingkahmu,
“Begini benar kan? Je Sub-ah?”
Ucapnya sambil menunjukkan hasil kerjanya padaku.
Aku mengangguk dan tersenyum.
“Kyungsoo-ah.. ajari akuu~~”
Tiba-tiba suasana indah barusan terinterupsi dengan datangnya yeoja itu. Ish…
selalu saja. Ia dengan lancang mengambil tempat duduk di satu bangku dengan
Kyungsoo, membuat Kyungsoo merapatkan duduknya padaku. Oh God.. Bisakah aku
menormalkan detak jantungku?
Tapi itu tak berlangsung lama
karena Kyungsoo duduk sedikit miring membelakangiku dan mengajarkan yeoja itu
soal tadi. Aku tertunduk dan fokus pada soalku. Ah.. aku tak peduli apa yang
mereka lakukan. Aku tak peduli tangan yeoja itu bergelayut di lengan Kyungsoo
sekarang, aku tak peduli yeoja itu memanggil-manggil Kyungsoo manja dan meminta
mengulang penjelasan lagi, aku tak peduli yeoja itu mengerucutkan bibirnya sok
imut dan bilang ‘aku belum mengertiii~~~’ dengan aegyo menyebalkannya. Tunggu,
apa kubilang tadi? Ah pabbo.. kubilang aku tak peduli.. Aishh jinjja! Aku tak
bisa konsentrasi!!
Aku dengan cepat menyelesaikan
soalku dan segera beranjak dari bangku ku. Lama-lama telingaku panas mendengar
ocehan yeoja itu.. haaah~~
Tapi sebelum aku beranjak, ada
sebuah tangan yang menahanku.
“Mau kemana Je Sub-ah?” Tanya
Kyungsoo padaku.. apa? Padaku? Bukankah sejak tadi kau menghiraukanku…
“Ehm.. Aku.. aku mau
menanyakan soal ini ke sonsaengnim..” aku beralasan. Segera kulangkahkan kakiku
ini. Ujung mataku menangkap Kyungsoo kembali mengajari yeoja itu. Aku mencibir
kesal, dan berlalu keluar kelas.
***
Aku menyukai ketidaktahuanku atas sikapmu padaku..
Aku duduk di bangkuku, kelas
masih sepi. Jelas, ini masih jam 6.40.. aku terlalu pagi datang ke sekolah.
Aku membuka ponselku dan
menyalakan music. Kuhanyutkan diriku dalam alunan music itu. Tanpa kusadari
sudah hampir setengah murid kelas ini sudah memenuhi ruangan ini. Tapi bangku
disebelahku masih kosong. Kyungsoo belum datang rupanya. Tumben sekali..
“Kyungsoo-ah.. kau menonton
film semalam?” Suara itu menarik perhatianku. Aku menengok ke pojok kelas,
kudapati Kyungsoo tengah duduk disana dengan teman didepannya. Hei.. kenapa ia
duduk disana? Di kursi kosong itu?
Aku tak tahu alasan Kyungsoo
tiba-tiba pindah kursi. Tapi seperti biasa aku tak melakukan apa-apa..
Jangankan bertanya alasan, menyapa saja tidak kulakukan. Kupikir ini urusannya
dan aku tak bisa ikut campur.
Aku melewati pelajaran pertama
dengan bangku kosong disebelahku. Kyungsoo tetap duduk di bangku pojok itu.
Dan.. sejak pagi tadi ia tak menyapaku sekalipun. Ada apa?
Aku hanya diam dan tak
melakukan apa-apa. Oh.. Aku tak tahu kenapa aku tak punya keberanian hanya
untuk menyapanya saja. Aku terlalu takut jika aku menyapanya, aku akan
diacuhkan, dia takkan menjawabku. Sejak tadi pun kurasakan ia sedikit
mengacuhkanku. Mengabaikanku. Padahal tak mungkin ia tak menyadari kalau sedari
tadi aku gusar di tepat dudukku dan sesekali menengok kearahnya.
Sampai waktu istirahat tiba,
akhirnya aku merutuki ketidak beranianku.
“Kyungsoo~~” Yeoja itu terus
saja bergelayut manja pada Kyungsoo. Tapi.. sial! Biasanya kulihat Kyungsoo
sedikit mengabaikannya, tapi kini? Apa yang kulihat? Kyungsoo meresponnya
hangat. Bahkan aku dapat melihat senyuman Kyungsoo tak biasa..
Aku jelas-jelas merutuki
diriku sendiri.
Aku menatap nanar bangku
kosong disebelahku, yang ditinggalkan pemiliknya. Kulirik sekilas Kyungsoo yang
kini telah bercengkerama akrab dengan yeoja itu. Aku menghela nafas berat. Aku
coba mengingat-ingat jika ada kesalahan yang kubuat sehingga Kyungsoo bersikap
seperti itu padaku. Tidak ada.. aku tak menemukan kesalahanku. Tapi kenapa
tiba-tiba seperti ini?
Sampai bel sekolah berbunyi
tanda berakhir kegiatan belajar hari ini, Kyungsoo tak juga menyapaku bahkan
tak sedikitpun ia melirikku. Ia langsung melengos pergi menggantungkan tasnya
di pundak dan berlalu melewatiku begitu saja.
Kau tahu apa yang kurasakan
saat ini Kyungsoo? Sakit.
AKu tak tahu kenapa alasan kau
tiba-tiba bersikap seperti ini padaku.
Aku tak berani mengirimimu
pesan, atau sekedar iseng member panggilan tak terjawab. Sudah kubilang
sebelumnya, aku terlalu pengecut untuk mengeluarkan isi hatiku, unek-unek atau
apapun itu. Dipaksa pun percuma. Dan akhirnya seperti yang sudah-sudah.. Aku
diam dan membiarkan itu mengalir.
Aku pulang dengan segudang
pertanyaan di kepalaku.
***
Aku menyukaimu ketika kau mencoba kuat ketika kau lemah…
Kyungsoo masih enggan kembali
ke tempat duduknya semula. Aku sudah mulai sedikit terbiasa dengan ini. Hampir
seminggu tak bertegur sapa dengannya. Aku membiarkan itu berlalu dengan segala
pertanyaan yang menggunung. Dengan segala ketidaktahuanku itu. Aku merasa
bodoh. Bodoh karena aku tak tau apa yang sedang menimpaku ini. Teman-teman di
kelaspun tak menghiraukan kami. Jelas saja. Mungkin keberadaanku saja tak
dihiraukan. Beda dengannya, keberadaanya begitu berpengaruh. Mungkin mereka tak
ingat ada aku di kelas ini. Hush.. Song Je Sub.. tidak boleh berpikiran seperti
itu! Mereka semua menyayangimu kau tahu!!
Seorang yeoja mendatangiku.
Meminta tolong kepadaku membantu mengerjakan tugas bahasa inggrisnya. Tuh kan..
Bagian susah begini saja mereka mencariku. Tapi aku memanfaatkannya untuk
mengakrabkan diri. Tentu saja. Kapan lagi. Maaf aku bukan tipe orang yang lebih
dulu mengakrabkan diri.
Aku gusar di tempat dudukku.
Mencuri-curi pandang kearahnya di pojok sana. Tapi aku menyadari ada sesuatu
yang tidak beres. Aku melihat Kyungsoo menyandarkan kepalanya di meja,
beralaskan kedua lengannya yang dilipat. Kulihat nafasnya tersengal wajahnya
sedikit.. pucat..
Aku kembali gusar. Antara
mendekatinya atau tidak.. antara menyapanya atau tidak.. Antara mengikuti keinginanku
atau kegengsianku? Aku jelas bingung. Meminta bantuan pada siapapun tak
mungkin. Karena di kelas ini hanya ada aku dan Kyungsoo. Penghuni yang lain
tengah berada diluar mengingat ini waktu istirahat.
Akhirnya dengan segenap
keberanianku aku membuang rasa takut dan gengsiku. Aku beranjak ke bangkunya.
Perlahan menempelkan telapak tanganku di dahinya.
“Omo! Kyungsoo-ah… panas
sekali.. kau demam??!” Aku panik, kulihat wajahnya merah, bukan, bukan karena
malu padaku, jelas bukan, ia memerah karena demam. Ah kalian jangan membuatku
geer.
Nafasnya tersengal tak
beraturan. Aku sangat cemas, segera kubawa dia, kupapah dia menuju ke UKS,
beruntung banyak siswa-siswa yang berada di koridor membantuku. Kyungsoo segera
dibaringkan di tempat tidur di UKS. Aku tergesa memanggil guru yang sedang
bertugas piket.
Aku duduk disamping tempat
tidurnya ketika Kim sonsaengnim pergi keluar ruangan setelah memeriksa keadaan
Kyungsoo. Aku terdiam.
“Kyungsoo-ah.. sebenarnya
kenapa denganmu eoh? Kenapa tiba-tiba sikapmu seperti ini? Kalau memang kau tak
merasa nyaman denganku kenapa kau tak bilang eoh?” kataku sedikit keras. Tapi
kutahan takut emosi ini makin meledak. AKu tahu Kyungso takkan mendengarnya.
Kini ia tengah tidur tenang. Perlahan aku menyentuh dahinya, Masih hangat, tapi
tak sepanas tadi.
“Kyungsoo-ah!” Aku menengok
kearah pintu dan mendapati yeoja itu disana. Ia segera berlari mendekat ke
samping tempat tidur Kyungsoo. Terlihat kekhawatiran di wajahnya. Tapi.. ia
sama sekali tak menyadari aku disini. Okelah.. sebaiknya aku pergi saja.
Aku berjalan keluar UKS
menutup pintunya pelan, dan pergi menjauh.
Dan perjalan pulang kali ini,
aku menangis. Oke aku mengakuinya aku menangis. Aku kesal. Aku sangat kesal
atas ketidaktahuanku ini. Aku kesal atas ketidakberanianku ini. Aku kesal atas
kebodohanku ini. Aku kesal, atas sikapnya padaku selama ini.
***
Aku menyukaimu ketika kau tersenyum kembali…
“Je Sub-ah…” suara itu
menngejutkanku yang tengah menyendiri dibelakang kelasku. Aku mendongak dan
melepaskan headsetku. Mendapati seorang namja yang kurindukan. Iya, biarpun
setiap hari bertemu tapiaku merasa tak bertemu sama sekali dengannya. Dan ia
tersenyum padaku.
“Sedang apa disini?” Tanyanya
setelah mengambil tempat duduk disampingku.
Aku tak menjawab. Oke aku
mengaku. Aku berdebar-debar. Aku tak siap menghadapi sikap tiba-tibanya ini.
Kami mengobrol akrab seperti
biasa, seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya. Tapi aku tak
mempermasalahkan itu. Bagiku, ia kembali tersenyum padaku saja itu sudah cukup.
Kami kembali ke kelas, dan aku
senang mendapati tas milik Kyungsoo sudah bertengger manis di bangkunya di
sebelah bangkuku.
Ya.. Singkatnya semua sudah
kembali seperti semula. Seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.
Aku kembali menjalani
hari-hariku dengannya. Sama seperti sebelumnya. Hanya sedikit yang berbeda.
Rasa sukaku bertambah padanya. Makin bertambah.
***
Aku menyukaimu ketika kau berhasil membuatku tak bisa menyangkal lagi
perasaanku padamu…
Waktu tentu saja tak diam,
semakin berlalu dan berlalu.Tak terasa, kini aku sudah berada di tahun terakhir
sebagai siswa SMA. Sudah tua… yaaaa tua.. haha. Ujian kelulusan didepan mata..
Kami semua sedang sibuk-sibuknyabelajar untuk melanjutkan kehidupan kami.
“Je Sub-ah.. ini bagaimana? Bisakah
kau menjelaskannya?” Kyungsoo mengusikku yang sedang berkutat dengan tumpukan
soal didepanku. Aku mengalihkan perhatianku padanya.
“Ne? Kyungsoo-ah?” tanyaku
padanya. Dengan sigap ia menunjukan poin soal yang tak ia mengerti tadi. Dengan
segala ingatan yang aku punya aku mencoba menjelaskannya.
Aku menyukai saat-saat seperti
ini ketika aku merasa Kyungsoo hanya melihatku,ketika aku merasa aku yang
menjadi perhatian Kyungsoo. Ya..ketika kami belajar bersama seperti ini.
Meskipun aku tidak menyukainya karena aku bukan tipe yang suka belajar hehe.
Tapi aku senang. Karena.. ya.. kau tahu alasannya.
Ujian berhasil kami lewati..
Graduasi datang.
Kami telah bersiap-siap dengan
segala persiapan kami, teman-teman yeoja tampak cantik dengan seragam rapi mereka,
dan make up natural yang mereka pakai dan segala aksesorisnya. Begitupun dengan
teman namja. Dan aku tertegun menatapnya. Kyungsoo, dengan kemeja putih panjang
dilapis vest warna pastel dengan celana panjang hitam. Dengan rambutnya yang
ditata rapih. Oh.. sudahlah sepertinya tak perlu kujelaskan bagaimana sekarang
jantungku memburu untuk segera keluar dari dada ini.
Aku sebenarnya sudah berpikir
jauh tentang ini. Ya.. Kau tahu? Aku ingin menyatakan perasaanku padanya saat
graduasi kami. Jangan salah.. itu tidak mudah, aku sangat gusar sebelumnya. Aku
sudah tak bisa menahan lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Begitu pikirku.
Setelah upacara kami
mengadakan pesta kecil disekolah kami. Banyak sekali yang menyatakan perasaan,
wajar. Ini perpisahan dan mungkin pikiran mereka sama sepertiku.
Tapi ternyata memang tak
semudah itu. Gengsiku masih saja merajai disaat seperti ini. Bahkan Kyungsoo
sejak pagi tadi, sejak dimulainya acara graduation ini, tak lepas dari yeoja
itu. Ah.. aku tak tahu sebenarnya apa hubungan mereka. Yang jelas kutahu, yeoja
itu sudah punya namjachingu. Tapi kenapa dia nempel-nempel terus dengan
Kyungsoo-ku!!! Blush.. aduh.. apa yang kukatakan barusan?
Dan oke, mungkin ini
penyesalan yang terdalam. Bahkan seumur hidupku.. oke, itu berlebihan. Kau tahu
apa yang terjadi selanjutnya? Tak ada momentku dan Kyungsoo selama acara
graduasi.. Oke..oke.. tak perlu kasihan padaku. Karena aku cukup senang ketika
ia menjabat tanganku dan saling mengucapkan selamat. Kulihat senyum tulusnya
mengembang. Senyuman yang selalu membuatku rindu. Senyuman yang selalu membuat
perasaan ini semakin tumbuh. Dan tekadku untuk menyatakan perasaanku urung ku
lakukan.
Jangan berpikir aku pengecut
kali ini… Aku melakukan ini karena banyak yang aku pikirkan selama hari ini.
Lebih tepatnya aku takut.. aku
mengurungkannya karena tak inngin hubungan persahabatan ini berakhir begitu
saja karena keegoisanku. Aku biarkan saja perasaan ini tetap seperti apa
adanya. Aku biarkan hubungan kami tetap seperti ini, apa adanya. Kulihat ia
berpelukan dengan sahabat dekatnya, mereka melakukan hi- five dan bertingkah
konyol. Ah.. dasar namja. Aku tersenyum melihatnya. Tak terasa kalau mataku
telah membuat aliran sungai kecil di pipiku.
Salah satu teman Yeojaku
memelukku. Aku membalas pelukannya.
“Aku akan merindukanmu,
Thiya-ah..” kataku pada teman yeoja yang cukup akrab denganku itu.
“Nado, Je Sub-ah…” jawabnya.
Ia melepaskan pelukannya dan tersenyum. Aku mencoba tersenyum tapi nihil,
aliran sungai dipipiku itu makin deras. Aku bahkan tak bisa menopang tubuhku
lagi. Thiya kembali memelukku dan menguatkanku.
“Je Sub-ah.. Kyungsoo juga
pasti menyadari perasaanmu” katanya yang membuatku kaget. Aku melepaskan
pelukannya dan menatapnya heran.
Thiya tersenyum, ia mengacak
rambutku pelan dan berkata.
“Kau tak menyadari kalau
setiap cerita yang kau ceritakan padaku, selalu ada Kyungsoo di ceritamu?
Seakan dia menjadi tokoh utama disetiap ceritamu?” katanya.
Aku tertegun. Aku dan Thiya
memang dekat, Kami dekat ketika Kyungsoo menjauhiku dulu. Begitu pula dengan
teman-teman yang lain yang mulai akrab denganku.
Aku menunduk. Masih tak bisa
menghentikan isakan yang lolos dari bibirku.
“Aku menghargai keputusanmu
tidak mengatakannya. Kupikir kau hebat Je Sub-ah.. Bayangkan, kau sudah menyimpan
perasaanmu selama hampir 3 tahun? Wow..” Jelasnya.
“Bagaimana kau tahu kalau aku
akan menyatakan perasaanku?” tanyaku heran. Aku sempat berpikir Thiya bisa
membaca pikiran.
“Hahahaha… Kau pernah
mengatakannya padaku Je Sub-ah… kau bilang kau akan menyatakan perasaanmu saat
graduasi..” jawabnya terbahak.
Aku menatapnya cengo. Apa
dengan secara tidak sadar aku telah menceritakan semuanya pada Thiya?
“Dan kau tahu? Sebenarnya
teman-teman sekelaspun tahu kalau kau menyukai Kyungsoo…”
“MWO…?!” aku kaget bukan main.
Oke cukup berlebihannya.
Ternyata sikapku selama ini
disadari teman-teman sekelasku, aku tidak tahu apa karena aku tak bisa menutupi
rasa sukaku atau aku tak bisa bersikap biasa.
***
Flashback is Off
Tapi, aku benar-benar
bersyukur karena aku mengurungkan niatku menyatakan perasaanku pada Kyungsoo.
Karena, aku menyadari, keberadaan Kyungsoo dhatiku, bukan hanya sebagai posisi
teman, sahabat atau namjachingu, tapi lebih dari semua itu. Aku tak tahu apa
sebutannya karena aku pun merasa itu semua belum cukup menggambarkan posisi
Kyungsoo dihatiku.. Aduh kenapa aku jadi berlebihan begini, aku jadi malu..
Ya! Kyungsoo ah.. Kau tahu
sekarang aku sedang merindukanmu? Aku sangat merindukanmu kau tahu? Setelah itu
kau dan aku langsung berpisah mengejar impian masing-masing.
Kyungsoo-ah..
Aku ingat bagaimana sikapmu
ketika kau mengingingkan sesuatu dan meminta tolong ppadaku untuk membantumu..
Aku ingat bagaimana aku
begadang pada malam hari ulang tahunmu untuk menjadi orang pertama yang mengucapkan
selamat ulang tahun padamu..
Aku ingat bagaimana kau
terpuruk ketika nilai-nilaimu turun..
Aku ingat bagaimana kau selalu
memaksa mengajakku untuk membeli lollipop di kantin..
Aku ingat bagaimana kau selalu
memintaku membuat makanan ketika kau dan aku dan teman-teman lain akan
berkumpul bersama..
Aku ingat bagaimana obrolan
kita tiap kali kita menghabiskan waktu bersama..
Aku ingat bagaimana kau
mengejutkanku dan bilang, jangan melamun nanti cepat tua..
Aku ingat bagaimana cara
bicaramu padaku..
Aku ingat bagaimana kau
membuatku tak berkutik dan tak bisa bertindak..
Aku ingat.. bagaimana kau
membuatku menyukaimu…
Hujan makin deras, suaranya
terdengar makin menggema di tiap sudut kontrakanku.
Aku semakin mengeratkan
selimut yang menggulung tubuhku. Tanganku masih betah mengklik benda bulat itu,
mengganti-ganti gambar-gambar di layar laptopku. Yang masih setia menampilkan
wajah menenangkan itu. Aku tersenyum, merasakan hangat menjalar dari dadaku.
Air mata yang sedari tadi menetes mewakili kerinduanku.
Gomawo Kyungsoo-ah, kau
mengajariku bagaimana cara menerima semua jalan dalam kehidupan ini. Kau
membuatku sadar betapa pentingnya seorang teman dihidup ini. Dan kau tahu? Aku
sekarang tidak jutek seperti dulu, hehe. Aku sekarang bisa memulai berteman,
gengsiku sudah tidak berlaku sekarang. Kehidupanku berubah total sejak
mengenalmu.
Tapi satu pertanyaanku, dari
dulu yang ingin kutanyakan..
Bagaimana perasaanmu kepadaku?
Aku menyukai caramu melihatku,
memperhatikanku dan mencintaiku
Tapi aku tak tahu apa kau pernah
melihatku, memperhatikanku atau mencintaiku?
END
Sroootttt *buang ingus*
readers: ih author jorok
Author: ihdfhisjdopaspd
Ku rang nge feel? kurang galau??
yaahh.. nge feel dong please... #maksa
hehe RCL yaa readers tercintah..
kecup mesra dari author cantik cuuppp muuaaahh :*
gomawo udah baca hheu :D
ghaha akhirnya memutuskan buat di post? semoga ada yang ngrasa diomongin di ff ini yaaaaaaaa :p
BalasHapusExited ....
BalasHapusserasa D.O = T.O... Tapi emang iya
*ups... ngabur ah
huuuuuaaaaaahhhhhaaaaaaa eoniieeee FF nya aku banget @mrs.jong in iyaaaaaa aq ngerasa diomongin
BalasHapusbikinin buat aq dong
jleb jleb jleb... :'(
BalasHapusdari smua crta nden yg asih baca.. yg satu ni bikin tertegun diam sribu bahasa.. keep strong girl! :)
Hapus