Dreamy Love
Ha Rin POV
“Yun Ha Rin... Saranghae... maukah kau menjadi kekasihku...?” Akhirnya dia mengucapkan itu padaku. Kalimat yang sudah lama kunantikan. Akhirnya namja yang sudah lama kusukai ini mengatakannya padaku. Seperti mimpi, melihatnya mengatakan itu dengan senyum diwajahnya, penuh ketulusan.
Aku tak tahu harus bagaimana, aku hanya bisa mengangguk dan menyembunyikan wajahku, aku tak bisa melihatnya langsung, dan aku hanya bisa diam ketika dia memelukku. Kini hatiku dipenuhi rasa bahagia. Zhoumi, namja yang dulu hanya bisa kupandang dan kukagumi dari kejauhan, kini menjadi kekasihku, aku belum bisa mempercayainya. Aku sangat bahagia.
***
Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku ingin menyiapkan bekal untuk namjachinguku tersayang. Aku yang awalnya anti memasak dan paling jauh dari dapur ini mulai mencoba belajar memasak...
“Ada apa ini.. pagi-pagi berisik sekali...??” Umma-ku terbangun dan keluar dari kamarnya.
“Ah, Umma, maaf aku mengganggu tidurmu...” kataku.
“Ha Rin..?? Kau memasak??” Umma-ku terkejut ketika sampai di pintu dapur. Mungkin bukan hanya terkejut karena aku memasak, tapi melihat keadaan dapur yang sudah tak jelas bentuknya.
“Hehehe.. iya, Umma...” kataku dengan senyuman semanis mungkin agar Umma-ku tak marah mengingat pekerjaanya hari ini bertambah untuk membereskan dapur. Hehe...
“Tumben kau mau memasak? Ada apa?” tanya Umma.
“Tidak ada apa-apa, kok, Umma, aku hanya ingin membawa bekal...” jawabku.
“Begitu, umma kaget sekali, kamu itu kan paling susah disuruh belajar masak, padahal kamu sudah besar. Tapi syukurlah sepertinya kamu sudah sadar.. “Kata umma, syukurlah dia tak marah.. hehe. Aku tersenyum.
“Ya sudah, berjuang ya.. semoga masakan pertamamu ini rasanya memuaskan.. “ Kata umma. “Tapi, sebelum kau pergi ke kampus, kau harus membereskan semua kekacauan ini...” kata Umma sambil menyebarkan pandangan ke seluruh sudut dapur. Huh, Umma menyadarinya rupanya *ya iya lah...*
“Hehehe.. iya umma...” kataku, Umma keluar dari dapur, aku kembali melanjutkan eksperimenku, berbekal tabloid masakan koleksi umma, aku berjuang sekuat tenaga membuat masakan, semoga hasilnya memuaskan dan Zhoumi memakannya dengan lahap.
***
“Changi.. maaf menunggu lama.. tadi ada pertambahan jam dikelasku.” kata Zhoumi, ah, dia terlihat tampan dengan kemeja kotak-kotaknya.
“Tak apa.. aku juga baru keluar.. hmmm... aku membuatkan bekal untukmu...” kataku.
“Wah.. bekal..??? Kebetulan sekali aku sudah lapar.. hehe” katanya sambil mengambil tempat duduk disebelahku. Dia terlihat senang sekali.
Aku mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasku.
“Ini, semoga kau suka, sebelumnya maaf kalau rasanya tidak enak karena ini masakan pertamaku.. tapi aku membuatnya dengan sepenuh hati, aku yakin pasti enak... mungkin.. tapi semoga saja enak..” aku berbicara tanpa jeda. Tiba-tiba Zhoumi mencium pipiku, aku terkejut setengah mati.
“Iya, changi... aku akan memakannya... aku yakin makanan buatanmu pasti enak..” katanya dengan senyuman manisnya. Aku langsung menunduk, memegang pipiku, wajahku terasa panas... aku malu sekali.
“Hmmm... masakanmu enak sekali....”
“Benarkah...??” tanyaku tak percaya.
“Tapi, telurnya terlalu asin, changi...hehe..” katanya. “Tapi tak apa, kau sudah berusaha membuatnya, masakan apapun buatanmu, bagiku rasanya enak. Lebih enak dari masakan buatan chef dunia terkenal sekalipun...” katanya.
“Huh, dasar gombal...!!!” kataku.
“Heii... aku serius....” katanya. Aku senang dia menyukainya. Zhoumi, aku benar-benar mencintainya.
***
Zhoumi POV
Aku senang sekali dibuatkan bekal oleh orang yang kusayangi. Yah, meskipun rasanya sedikit... hehe.. tapi aku senang dia sudah berusaha memasak untukku. Dan memang bagiku masakan yang dibuatnya memang enak.
“Hari ini bisa pulang bersama...??” Tanyanya tiba-tiba.
“Hmm.. maaf tidak bisa changi, sepulang ini aku harus setor muka ke klub.. Aku tak mau pelatih sampai marah-marah lagi seperti kemarin.. haha..” jawabku.
“Hoo.. begitu..” aku melihat kekecewaan di wajahnya.
“Mianhae.. changi, aku belum punya waktu untuk kita pulang bersama...”
“Tidak apa-apa.. aku mengerti.. Menjadi ketua klub memang berat... tapi kau harus melaksanakannya dengan baik...” katanya tersenyum.
“Terimakasih... Changi... aku jadi makin menyayangimu...” kataku.
“Berhentilah menggombal padaku....!!” katanya sambil tersenyum.
“Hahaha... tapi aku janji.. besok jika tak ada kegiatan klub lagi kita bisa pulang bersama, ya..?” kataku sambil mengusap kepalanya.
Dia mengangguk dan tersenyum. Aku paling tak tahan melihat senyum manisnya ini. Membuatku semakin mencintainya dan semakin ingin menjaganya.
***
Ha Rin POV
Aku sedikit kecewa, tak bisa pulang bersama, padahal hari ini spesial karena hari ini ulang tahunku. Aku belum pernah memberitahunya tentang ulang tahunku ini, aku ingin melewatkan waktu bersamanya hari ini. Tapi tak apalah, aku mengerti tugas Zhoumi sebagai ketua klub basket memang berat. Tapi tetap saja.. aku sangat mengharapkan Zhoumi ada disampingku sekarang.
Aku berjalan kaki dengan lemas. Haaahh.. aku malas, aku bosan. Aku berhenti di taman dan duduk diayunan. Aku sangat tak bersemangat.
“Zhoumi... seandainya kau ada disini sekarang....” gumamku.
“Aku disini, changi....” tiba-tiba seseorang menjawab dibelakangku. Aku kaget dan langsung membalikan badanku. Aku terkejut melihat sebuah boneka teddy besar berwarna pink, dan tak lama muncul sesosok wajah dengan senyum yang selalu membuatku rindu, Zhoumi, dia datang, dia ada disini..
“Zhoumi...!!!” kataku tak percaya.
“Saeng-il chukkhahaeyo, changi...” katanya sambil menggenggam tanganku. Aku sangat senang bercampur berdebar-debar. Aku tak menyangka dia disini.
“Tapi.. kenapa kau ada disini..?? Bukannya tadi kau bilang hari ini ada kegiatan klub?” tanyaku.
“Aku bercanda, changi.. sebenarnya hari ini tak ada kegiatan klub...” jawabnya.
“Apa..? jadi kau mengerjaiku...???” kataku. Zhoumi tertawa, aku berdiri dan langsung mengejarnya, tapi dia malah lari.. dan terjadilah kejar-kejaran diantara kami*uwwaaaaa*, tapi Zhoumi berhenti secara tiba-tiba dan tanpa sengaja aku menabraknya, dia langsung memelukku. Aku diam dan berdebar.
“Saeng-il chukkhahaeyo changi, saranghamnida....” bisiknya ditelingaku. Aku tak bisa menjawab apapun, aku hanya bisa tersenyum.
“Tapi, aku marah karena kau mengerjaiku...!!” kataku sambil melepaskan pelukannya.
“Haaahh..?? Mianhae changi... Maafkan aku...” katanya sambil tersenyum. Aku pun balas tersenyum. Memang aku tak mungkin bisa marah padanya, malah, aku sangat senang.
“Tapi, kau tahu ulang tahunku? Aku belum pernah memberitahukan padamu?” tanyaku.
“Hei, kau ini orang yang kusayang, masa aku tak tahu ulang tahunmu...?” jawabnya.
Aku tersenyum dan bersandar dibahunya.
“Terimakasih, Zhoumi... saranghaeyo....” bisikku.
***
Zhoumi POV
Aku mengikutinya dari belakang. Dia tak tahu kalau aku telah menyiapkan semua ini. Dia terkejut ketika aku menunjukkan keberadaanku. Aku memeluknya dan mengucapkan selamat ulang tahun. Dia terlihat sangat bahagia. Aku senang melihat senyumnya yang merekah di wajah cantiknya.
“Ha Rin, ayo ikut aku, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.” Aku menarik tangannya. Dan segera membawanya ke tempat favoritku.
“Waaahhh... indah sekali tempat ini...!!!” katanya setelah kami sampai.
“Kau suka...??” tanyaku.
“Iya, aku suka sekali...!! Dari sini pemandangan seluruh kota terlihat..!! Langitnya terlihat luas sekali..!! Anginnya juga sejuk..” katanya mengambil tempat duduk diatas rumput.
“Ini tempat favoritku, sejak dulu aku senang datang kesini untuk menenangkan diri. Dulu aku punya impian, aku ingin suatu saat aku datang kesini dengan orang yang kusayangi. Dan sekarang itu sudah terwujud.” Kataku mengambil tempat duduk disampingnya.
Tiba-tiba dia memeluku dari belakang, dan kulihat dia menangis, air matanya menetes di bahuku.
“Hei.. changi.. kenapa kau menangis...?” tanyaku sambil menggenggam tangannya.
“Tidak apa-apa.. aku senang sekali... sangat senang sekali...” jawabnya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku membalikkan badanku dan memeluknya. Aku tak bisa berkata apa-apa, dan membiarkanya menangis dalam pelukanku.
“Semoga nanti kita bisa sering datang ketempat ini, berdua..” kataku. Dijawab dengan anggukan pelan Ha Rin. Aku makin mengeratkan pelukanku, aku tak ingin melepaskannya dari pelukanku. Aku sangat mencintainya.
***
Ha Rin POV
Kini hubunganku dengan Zhoumi makin dekat, kami sering melewatkan waktu berdua dan bersenang-senang bersama. Hari-hariku dipenuhi oleh kebahagiaan bersamanya, dan ingatanku selalu tertuju padanya, Zhoumi, orang yang sangat kucintai.
“Ha Rin, sedang apa kau nak? Bisa segera keluar? Umma dan Appa ingin bicara denganmu..” kata Umma-ku dari luar sana.
“Oh, iya Umma, aku segera kesana.” Jawabku.
Aku segera keluar dari kamar dan menuju ruang tengah, kulihat Appa dan Umma sudah duduk disana. Apa yang ingin mereka bicarakan?
“Kini sudah waktunya memberitahu padamu, Ha Rin.” Appa membuka pembicaraan kami.
“Ada apa, Appa..??” tanyaku, sepertinya ini pembicaraan serius.
“Keluarga kita, turun temurun telah mengatur pasangan hidup untuk meneruskan keluarga kita di masa depan. Dan sekarang sudah waktunya kau diperkenalkan dengan jodohmu. Sejak kecil kau sudah dijodohkan dengan putra dari keluarga jauh kita. Sekarang sudah saatnya kita mempertemukanmu dengannya..” jelas Appa yang membuatku kaget.
“A..apa..?? Appa dan Umma menjodohkanku..??” tanyaku kaget. “Aku tidak mau..!!!”
“Tapi, nak, ini sudah tradisi di keluarga kita, dan pasangan hidupmu sudah ditentukan sejak kau lahir.” Jelas Umma.
“Tapi aku tidak mau dijodohkan, Umma..!! Lagipula mengapa keluarga kita terus mempertahankan tradisi seperti ini..!!” kataku membantah.
“Ha Rin..!! jaga bicaramu..! Itu semua kami lakukan agar keturunan kita baik. Menjaga darah keluarga, dan menjaga nama baik keluarga besar kita..” jelas Appa.
“Tapi, Appa, aku tak ingin menikah dengan orang yang tak kusukai, aku pun tak mengenalnya..!!” kataku, aku semakin membantah.
“Appa dan Umma-mu pun awalnya tak saling mengenal dan tak saling mencintai, tapi kita bisa hidup seperti ini dan akhirnya saling mencintai..” kata Appa.
“Aku sudah punya orang yang kusukai, Appa..!! Dan aku hanya ingin bersamanya! Aku tak ingin menikah dengan orang pilihan Appa dan Umma itu..!! Aku tidak mau...!!” kataku dan langsung berlari ke kamarku sambil menangis. Aku tak peduli Appa memanggilku. Appa dan Umma tak mau mengerti perasaanku.
Tiba-tiba handphone-ku berdering, layar menunjukan nama Zhoumi, aku langsung mengangkat telepon dari Zhoumi. Tapi aku tak bisa bicara apa-apa, tak bisa ku menahan tangis ini.
“Changi..? kau menangis..?? Ada apa..?” tanyanya.
“Zho.. Zhoumi... aku..” aku tak bisa berkata apapun, aku tak tahu harus bilang apa padanya.
“Changi, kau baik-baik saja..??” tanyanya.
“Aku.. ku.. hiks.. hikss...” aku makin tak bisa mengendalikan diriku, tangisku makin pecah.
“Changi, aku akan kerumahmu sekarang” katanya dan langsung memutuskan telepon.
Aku langsung menghambur ke pelukan Zhoumi saat dia datang, dengan air mataku yang kian mengalir aku tak bisa menghentikannya.
“Ha Rin.. bicaralah padaku.. ada apa sebenarya..?” tanyanya, aku masih tak bisa menjawab, aku tak sanggup menjelaskan padanya.
“Ha Rin...!!! Siapa dia?” Tanya Appa yang ketika itu keluar, diikuti Umma dibelakangnya.
“Appa, aku mencintai Zhoumi, aku tak ingin dijodohkan...!! Aku hanya ingin bersama Zhoumi, Appa..!!!” kataku memberanikan diri bicara didepan Appa.
“A..apa..? Dijodohkan?” Zhoumi terlihat kaget.
“Ha Rin..!! kau tak boleh seperti itu, kau tak bisa membantah.” Kata Appa.
“Tapi, Appa....”
“Appa, aku mencintai Ha Rin, aku menyayangi Ha Rin, izinkan aku untuk bersamanya” Kata Zhoumi. Aku kaget bercampur takut, apa yang akan dikatakan Appa nanti.
“Kau ini siapa..?? Ha Rin sudah dijodohkan sejak lahir. Dan kau tak bisa seenaknya seperti itu!!” kata Appa.
“Appa, Umma, kumohon, aku mencintai putri kalian, aku berjanji akan menjaganya, maka itu izinkan aku untuk bersamanya..” kata Zhoumi sambil mendekati Appa dan Umma.
“Jangan kurang ajar kau..!! Kau ini bukan siapa-siapa..!! Sudah tradisi keluarga kami melakukan perjodohan ini. Kami tahu yang terbaik untuk Ha Rin...!!” kata Appa yang mulai marah.
“Appa... aku...”
“Diam kau Ha Rin...!! Turutilah kata orang tuamu, kami sudah memilih yang terbaik untukmu..” kata Appa.
“Ha Rin.. Appa-mu benar, mereka sudah memilihkan yang terbaik untukmu, Ha Rin”
Kata Zhoumi tiba-tiba.
“Apa..?? Zhoumi, apa yang kau katakan...?!” kataku tak percaya.
“Ayo masuk, Ha Rin..!!” kata Appa sambil menarik tanganku. Aku memberontak, aku memeluk Zhoumi dengan erat.
“Zhoumi, aku ingin bersamamu...!!”
“Ha Rin, orang tuamu tahu yang terbaik untukmu, berbahagialah bersama orang pilihan orang tuamu. Aku yakin, kau akan bahagia, Ha Rin...” katanya sambil tersenyum. Kulihat kesedihan dibalik senyumnya.
“Zhoumi... Zhoumi.. tidakk... Zhoumi...!!!” kataku, Appa menarik tanganku dan membawaku masuk ke rumah, tapi aku mencoba melepaskan pegangan Appa. Aku berlari pada Zhoumi dan memeluknya.
“Ha Rin, kumohon, turutilah kata orang tuamu.. mereka tahu yang akan membuatmu bahagia...” katanya.
“Tapi aku bahagia jika bersamamu, Zhoumi...!!” aku menangis dipelukannya.
“Ha Rin, kumohon, berbahagialah bersama orang pilihan orang tuamu, aku yakin itu yang terbaik untukmu...” Kata Zhoumi.
“Selamat tinggal, Ha Rin, berjanjilah untuk berbahagia... Saranghae, Ha Rin...” katanya sambil memelukku erat.
“Ayo, Ha Rin..!!” kata Appa sambil menarik tanganku, aku tak bisa memberontak lagi. Aku melihat Zhoumi berjalan menjauh dari halaman rumahku.
“Tidak....!!! Zhoumii..!!!” Aku berteriak, berharap Zhoumi berbalik dan membawaku bersamanya. Tapi itu tak terjadi.. Zhoumi, aku hanya ingin bersamamu, aku ingin bersamamu...
***
Zhoumi POV
Langkahku terasa berat, perlahan air mata mengalir dipipiku, aku tak bisa menahan tangisku, rasanya ingin berteriak. Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi, kubiarkan cintaku padamu menjadi mimpi.. Ha Rin, berbahagialah.. kebahagiaanmu yang ku inginkan, berjanjilah padaku untuk tak menangis lagi. Aku ingin kau tersenyum, tersenyum bahagia... Meskipun senyum bahagiamu bukan untukku... Aku mencintaimu dan itu takkan berubah, Ha Rin..
***
3 tahun kemudian....
Aku kembali lagi kesini, setelah kejadian itu, aku pulang ke China untuk menenangkan diriku. Apakah dia masih mengingatku? Bagaimana keadaanya sekarang? Aku berharap dia bahagia.
Aku berjalan-jalan di taman, ketika kulihat seseorang yang sangat kurindukan, dari kejauhan, dia terlihat bahagia bersama seseorang disampingnya. Tersungging segaris senyum diwajahku, aku bersyukur, dia bahagia.
Aku melihatnya melirik kearahku, kulihat dia memperhatikanku, aku pun tersenyum melihatnya. Dan kulihat dia pun tersenyum padaku, senyuman yang benar-benar kurindukan, masih sama seperti dulu. Yun Ha Rin, orang yang sangat kucintai. Tuhan.. Semoga senyumnya selalu menghiasi wajahnya, jangan biarkan dia bersedih. Yun Ha Rin, aku mencintaimu...
***
Ha Rin POV
Aku melihat seseorang diujung sana, orang yang sangat ku kenal dan kurindukan, dia tersenyum padaku, aku pun membalas senyumnya. Zhoumi, lama tak kulihat, dia tetap seperti dulu...
Zhoumi, seperti katamu, aku bahagia.... Kau orang yang membuatku tegar hingga ku dapat menghadapi semua ini. Jauh dilubuk hatiku, masih ada kau disana. Dan jauh di dasar hatiku, aku masih mencintaimu, Zhoumi...
-end-
seru, pas di tengah seakan ikut terbawa dalam cerita,,,
BalasHapuscuma maaf nama tokoh yg perempuan ha rin itu agak sulit di baca jd agak bingung,,,
tpi secara keseluruhan 8 dri 10 bintang : )
wahh gomawo udah baca...
BalasHapusmakasih sarannya hehe...
gomawo jeongmal :D