A Bad Dream
Pagi ini, aku dan teman-temanku akan mengadakan acara camping, liburan panjang kami akan diisi camping di pegunungan. Aku tak sabar menantikan hari ini. Sudah terbayang dipikiranku betapa serunya liburan kami kali ini.
“Kyuhyun, mana barang-barangmu? Sudah kau masukan semua ke dalam mobil?” tanya Teukie-hyung.
“Sudah, hyung...” jawabku.
“Oke, sepertinya semua sudah siap... kita berangkaaaattt...” kata Teukie-hyung.
“Beerangkaaaaattt...!!!” aku dan teman-teman berseru. Aku tak sabar sampai di tempat tujuan.
Perjalanan kali ini akan lama karena tempat tujuan kami sangat jauh, tapi pasti itu takkan terasa karena kami menikmatinya.
“Semuanya....!! ayo kita benyanyi...!!!” seru Heechul-hyung dan Hangeng-hyung yang duduk di kursi deretan depan. Mereka berdua pun berdiri.
“Sungmin-ah, mainkan gitarmu...!!” seru Heechul-hyung. Sungmin-hyung yang ada disebelahku langsung berdiri ke depan dan mulai memetik gitarnya.
“Life couldn’t get better...~~” kami bernyanyi bersama. Kami semua terhanyut dalam kegembiraan.
Tak terasa kami sampai di tempat tujuan, sebenarnya belum karena kami masih harus mendaki gunung. Mendaki gunung bersama sambil bernyanyi bersama, rasa lelah pun terasa seperti angin lalu. Kami sangat menikmati perjalanan ini.
“Yap... sepertinya tempat ini cocok untuk camp kita..” kata Teukie-hyung saat kita sampai di lahan luas yang dikelilingi pohon besar nan rindang. Dan perkataan Teukie-hyung disambut anggukan olehku dan yang lainnya. Kami pun segera membangun tenda.
Aku berada di tenda bersama Kibum-hyung ketika yang lain sibuk mempersiapkan macam-macam keperluan kami.
“Aku senang akhirnya kita bisa liburan bersama lagi setelah lama berpisah...” Kata Kibum-hyung.
“Iya..” kataku.
Ya, setelah kami lulus sekolah beberapa tahun lalu, kami jarang sekali bertemu, padahal dulu kami sangat dekat, sudah seperti keluarga. Karena masing-masing dari kami punya kesibukan, dan baru liburan kali ini kami bisa berkumpul lagi dengan lengkap. Aku senang sekali. Semoga liburan kali ini menyenangkan.
Aku melihat Wookie-hyung dan Kangin-hyung sedang memasak. Aku mendekati mereka.
“Hyung, aku bantu memasak, ya..!” kataku.
“Tidak..tidak.. jangan... bisa-bisa masakanku hancur nanti...” kata Wookie-hyung.
“Hyung, aku tidak seperti dulu, sekarang aku sudah bisa masak...!” kataku.
“Tidak, jangan percaya si Evil ini...” kata Kangin-hyung. Aku cemberut, mereka masih menganggapku seperti dulu. Tapi memang benar sih, aku masih tak bisa memasak... hehe.
“Kyu, kemarilah.. bantu aku mencari kayu untuk membuat api unggun.. sebelum hari makin gelap...” panggil Siwon-hyung.
Aku dan Siwon-hyung mencari kayu, sepanjang perjalanan kita mencari kayu, kulihat pemandangan yang sangat indah. Pohon-pohon tinggi menjulang tegap, dan suara gemercik air terjun terasa menenangkan.
Tiba-tiba angin berhembus, aku merasa sedikit merinding. Anginnya terasa aneh. Aku melihat ke belakang, entah kenapa aku merasa seperti ada yang mengikuti.
“Kyu, cepat, sebentar lagi gelap, kita harus segera membuat api...” kata Siwon-hyung mengejutkanku.
“Iya, hyung...” kataku. Kami mempercepat langkah agar lebih cepat sampai di camp.
Malam hari udara makin terasa dingin. Tapi suasana terasa hangat karena kebersamaan kami. Kami menikmati masakan buatan Wookie-hyung, ditemani api unggun dan petikan gitar Sungmin-hyung. Sangat menyenangkan. Kami pun kembali larut dalam kesenangan. Rasanya seperti kembali ke masa lalu. Semuanya tertawa ceria. Tapi aku teringat kejadian sore tadi, aku masih penasaran. Pertanyaan-pertanyaan yang tak masuk akal muncul dibenakku. Aku sedikit merasa takut.
“Hei, kenapa diam saja...? Bergembiralah.. kapan lagi kita bisa berkumpul bersama seperti ini...” Yesung-hyung menepuk pundakku. Aku tersenyum. Benar juga, harusnya aku menikmati saat-saat ini. Karena mungkin nanti kita akan semakin sulit bertemu karena kesibukan kita.
Malam semakin larut, aku terbangun dari tidurku. Kulihat Sungmin-hyung, Eunhyuk-hyung dan Donghae-hyung yang satu tenda denganku tertidur pulas. Aku tak bisa menahan tawa melihat Donghae-hyung dan Eunhyuk-hyung.
“Mesra sekali kalian berdua, Hyung.. haha..” kataku. Tiba-tiba aku mendengar suara diluar. Masih ada yang terjaga? Aku pun keluar dari tenda.
“Oh, Hangeng-hyung rupanya...” Kataku ketika kudapati Hangeng-hyung sedang duduk dekat api unggun sambil meminum kopi.
“Hei, Kyu.. kau belum tidur..?” tanyanya.
“Aku penasaran dengan suara tadi.. ternyata itu suara Hangeng-hyung...” kataku sambil mengambil tempat duduk disampingnya.
“Oh, aku membangunkanmu, ya.. mian...” katanya.
“Tak apa, hyung... ngomong-ngomong, hyung juga belum tidur...??” tanyaku.
“Aku tak bisa tidur...” jawabnya.
“Pasti gara-gara suara ngoroknya Heechul-hyung dan Shindong-hyung ya...?” tanyaku.
“Hahaha... itu salah satunya.. tapi aku heran dengan Kibum, mengapa dia kuat menghadapi suara ngorok mereka.. haha” jawabnya. Aku pun ikut tertawa.
“Tapi, sebenarnya aku sedang kalut...” katanya kemudian.
“Kenapa, hyung...?” tanyaku.
“Pekerjaanku hancur, aku tak tahu harus bagaimana memperbaikinya. Jujur saja aku sempat putus asa menghadapi keadaan ini.” Jelasnya sambil memandang kosong ke api unggun. “Dan dalam acara liburan kita kali ini pun, sebenarnya aku ingin lari dari pekerjaanku. Aku benar-benar sudah tak sanggup lagi...” sambungnya.
“Hangeng-hyung, selama ini aku mengenalmu sebagai orang yang tak pernah putus asa, karena itu jangan lah putus asa hyung, percayalah, segala masalah pasti bisa terselesaikan...” kataku.
Hangeng-hyung melirik kearahku, dan tersenyum.
“Terimakasih, Kyu... aku merasa sedikit tenang sekarang...” katanya kemudian. Kami pun mengobrol, hingga aku merasa mengantuk.
“Kau sudah mulai mengantuk, ya... tidurlah, sana, Kyu..” katanya.
“Hyung tidak tidur....?” tanyaku.
“Aku masih belum megantuk...” katanya sambil tersenyum.
“Ya, sudah kalau begitu, hyung, aku tidur dulu... Selamat malam, hyung” Kataku sambil berdiri dan segera kembali ke tenda.
“Selamat malam...” jawabnya.
Aku pun membaringkan tubuhku, kurasakan kelopak mataku makin berat. Aku pun terlelap.
“Kyu, ayo bangun... sudah pagi,..” Kudengar suara Sungmin-hyung membangunkanku. Aku pun membuka mataku, dan segera keluar tenda. Aku ditemani Sungmin-hyung pergi ke air terjun untuk membersihkan diri. Setelah itu, aku dan yang lain segera mempersiapkan sarapan. Ketika itu Heechul-hyung tiba-tiba berteriak.
“Heeiii... ada yang tahu dimana Hangeng..?? dari tadi aku tak melihatnya....” katanya. Oh, iya, dimana Hangeng-hyung..??
“Apa mungkin dia sedang mandi..?” kata Siwon-hyung.
“Kurasa tidak, karena tadi aku dan Kyu ke air terjun dan tak ada Hangeng-hyung disana...” kata Sungmin-hyung.
“Lalu dimana dia...??” tanya Shindong.
“Kita cari dia, mungkin saja dia sedang berjalan-jalan disekitar sini..” kata Teukie-hyung.
Semuanya pergi mencari Hangeng-hyung, sedangkan Aku, Wookie-hyung dan Yesung-hyung tetap di camp.
“Hangeng-hyung, kemana dia...” tanya Wookie-hyung tiba-tiba.
“Entahlah.. semoga saja mereka bisa menemukan Hangeng-hyung. Karena kita tidak mengenal tempat ini...” kata Yesung-hyung disambut anggukan Wookie-hyung.
Aku merasa cemas, entah kenapa perasaanku tak enak. Hangeng-hyung, semoga kau baik-baik saja.
Tak terasa sudah lama waktu berlalu, tema-teman yang lain tak kunjung kembali, aku cemas sekali. Tak lama terdengar teriakan yang sangat keras, suara Heechul-hyung. Kami bertiga segera berlari mencari suara itu. Dan kami terhenti ketika kudapati teman-teman menangis, dan Heechul-hyung histeris.
“Ada apa ini..??” tanya Yesung-hyung. Tak ada yang menjawab. Aku melihat keatas, dan aku histeris melihat Hangeng-hyung tertusuk kapak besar di pohon besar itu berlumuran darah. Rasanya lututku lemas, aku kehilangan tenagaku.
“Siapa yang tega melakukan ini....???!!” Heechul-hyung masih histeris.
“Hangeng... mengapa begini...!!!” tangisnya makin meledak. Kami semua menangis, terisak, berkabung. Masih kuingat wajah Hangeng-hyung tadi malam. Senyumnya yang ternyata terakhir kali kulihat.
Aku menceritakan semuanya ketika kami kembali ke camp. Aku menceritakan curahan hati Hangeng-hyung semalam.
“Tapi Hangeng bukan tipe orang seperti itu... segalau apapun dia takkan melakukan hal rendahan seperti ini...!! Aku yakin pasti ada yang membunuhnya..!!” kata Heechul-hyung.
“Heechul, tenanglah...” Teukie-hyung memeluk Heechul-hyung.
“Bagaimana aku bisa tenang... sahabatku mati dengan cara seperti itu...!! Aku tak terima..!!” katanya makin menangis histeris.
“Kami pun sama sepertimu, Heechul. Kami sangat sedih mendapati kenyataan ini. Tapi kita harus menerimanya... Hangeng sudah tiada...” kata Teukie-hyung sambil menangis dan memeluk erat Heechul-hyung.
Kami pun tak bisa menahan diri, tangis kami semakin pecah. Kami semua kehilangan semangat dan tenaga. Pikiran kami hanya tertuju pada Hangeng-hyung. Dan rasa takut itu kembali muncul dibenakku, lebih menakutkan dari yang lalu.
Kurasakan Donghae-hyung yang duduk disebelahku gemetar, aku pun mencoba memeluknya dan membuatnya tegar, meskipun aku tak yakin bahwa diriku sendiri pun bisa tegar.
“Donghae-hyung, tenang lah, semua pasti kan baik-baik saja.” Kataku. Donghae-Hyung gemetar dan terisak, kulihat ketakutan diwajahnya. Aku melirik Wookie-hyung, tatapannya kosong dan pipinya masih dibasahi air mata, begitupun dengan yang lainnya.
Hari ini, hari yang dalam bayanganku akan kita lewati dengan penuh keceriaan, berubah menjadi hari hitam diselimuti kesedihan.
Hingga sore hari, tak ada yang kami lakukan, kami sudah kehilangan semangat kami, bersamaan dengan hilangnya nafsu makan kami. Sejak pagi, tak setetes air pun masuk ke tenggorokan kami. Kami sangat terpukul.
“Sebaiknya kita segera beres-beres, kita harus segera keluar dari tempat ini..” kata Teukie-hyung. Disambut anggukan dari yang lain. Memang rasanya tempat ini sudah tak nyaman. Makin lama berada disini, perasaanku makin tak enak.
Malam hari kami berkumpul mengelilingi api unggun, mengenang Hangeng-hyung. Kulihat semuanya murung, mereka semua pucat dan lemas. Air mata tak juga berhenti. Teukie-hyung pergi sebentar ke air terjun. Tak lama kami mendengar teriakannya. Kami langsung menuju air terjun, dan kami kembali histeris ketika mendapati Teukie-hyung sudah tak bernyawa, dadanya ditembus oleh ranting pohon yang besar. Kami tak tahu harus bagaimana lagi, Teukie-hyung, malaikat kami telah tiada.
“Ini semua salahku, aku yang merencanakan liburan ini. Kalau saja aku tak merancanakannya semua pasti baik-baik saja...!!!” kata Shindong sambil menangis.
“ini bukan salahmu, Shindong...” kata Eunhyuk.
“Tidak.. ini salahku... ini semua salahkuuu...” kata Shindong.
“Diaammm...!!! Penyesalanmu takkan mengubah apapun.. Takkan bisa mengembalikan Hangeng-hyung dan Teukie-hyung...!!!!” kata Kangin-hyung menangis, dan langsung dipeluk Siwon.
“Bagaimanapun juga, besok pagi kita harus segera pergi dari tempat ini...” kata Donghae-hyung.
***
Matahari bersinar terik sekali, kami sudah siap dengan ransel kami untuk turun gunung. Sebelum itu kami membuat nisan untuk Hangeng-hyung dan Teukie-hyung. Kami pun memulai perjalanan kami, masih dalam keadaan lemas, karena kami sama sekali tak makan. Kami tak memikirkan makan ataupun minum, kami sudah sangat kalut, sedih. Heechul-hyung dituntun oleh Kibum, karena dia sama sekali sudah kehilangan semangat dan tenaga. Kangin-hyung berjalan dengan tatapan kosong. Mata kami semua sembab dan kantung mata kami menghitam. Kami semua sudah benar-benar kehilangan segalanya.
Kami hanya diam selama perjalanan, ketika kami dikejutkan oleh teriakan Sungmin-hyung dan Shindong-hyung di belakang. Kami kaget melihat mereka berdua tertarik masuk ke lumpur hidup. Aku dan Siwon-hyung segera menarik mereka agar bisa keluar dari lumpur hidup itu, tapi tenaga kami tak cukup. Semuanya pun membantu, menarik mereka keluar. Tapi itu semua sia-sia, Sungmin-hyung dan Shindong-hyung sudah tertelan lumpur hidup itu. Aku menangis sejadinya. Siwon-hyung memelukku. Yang lain pun tertunduk. Lagi-lagi kami kehilangan keluarga kami.
Kami tetap melanjutkan perjalanan kami. Lututku lemas, aku tak berdaya lagi.
“Kyu, kau baik-baik saja...? Bertahanlah...” Siwon-hyung menyemangatiku. Aku mencoba bangkit, melanjutkan perjalanan. Langkahku terasa berat, mataku berkunang-kunang. Masih kuingat ketika tangan Sungmin-hyung terlepas dari tanganku, aku tak bisa menahan air mataku lagi. Kurasakan teman-teman memelukku, tetap memberi semangat padaku meski kutahu mereka pun sama sepertiku.
Tiba-tiba kami kembali dikejutkan oleh teriakan, ketika kami dapati Kangin-hyung dan Yesung-hyung terperosok kedalam jurang, kami tak bisa melakukan apa-apa. Semuanya terasa cepat, satu per satu keluarga kami meninggal seperti ini... aku sudah tak tahan....!! Tiba-tiba sebuah batu besar melayang mendekati kami, dan mengenai Siwon-hyung, Heechul-hyung dan Kibum-hyung.... Aku sudah tak bisa lagi mencerna semua ini dengan akar sehat. Semuanya terjadi begitu cepat. Kini hanya aku, Donghae-hyung, Eunhyuk-hyung dan Wookie-hyung, kami tak bisa lagi melanjutkan perjalanan, tenaga kami benar-benar habis tak tersisa. Kami semua menangis, melihat keluarga kami mati dengan cara seperti itu tepat di depan mata kami.
“Heeeeiiiiii....!!!!! Makhluk halus...!!! Tunjukkan wujudmu..!!! Kau telah mengambil keluarga kami dengan cara seperti itu...!!! Apa maumu..!!!” aku berteriak sambil menangis, terdengar gema suaraku dari jauh.
“KELUARLAAHHHHHH.....!!!!!!” aku semakin berteriak, tangis ku tak bisa kureda. Donghae-hyung memelukku dan menenangkanku. Eunhyuk memeluk Wookie-hyung yang sudah sangat tak berdaya.
Aku merasakan tubuhku jatuh ketanah, samar aku mendengar Donghae-hyung memanggil namaku. Pandanganku semakin kabur, aku sudah tak bisa menguasai tubuhku lagi. Dan perlahan kurasakan diriku makin menjauh dari jasadku....
***
“Kyuhyun, mana barang-barangmu? Sudah kau masukan semua kedalam mobil?” Suara itu mengejutkanku, aku menyadarkan diriku. Kudapati aku sedang berada didepan rumah.
“Hei, Kyu, mengapa kau diam saja..?? Barang barangmu sudah kau masukkan semua kedalam mobil..?” Teukie-hyung bertanya padaku.
Aku kaget, Teukie-hyung ada disini, didepanku, aku melihat teman-teman lain sedang sibuk membereskan barang-barang mereka untuk dimasukan kedalam mobil, Hangeng-hyung, Heechul-hyung, Yesung-hyung, Shindong-hyung, Kangin-hyung, Siwon-hyung, Kibum-hyung, Sungmin-hyung... semuanya ada disini.. Donghae-hyung, Eunhyuk-hyung dan Wookie-hyung.. semua baik-baik saja... Tapi tadi... tadi itu apa...?? Apa aku berhalusinasi..?? Tapi mengapa semuanya terasa nyata...??
“Kyu... gwaenchanha..?? kau baik-baik saja, kan..??” tanya Teukie-hyung lagi.
Tanpa terasa air mataku mengalir, entah mengapa aku merasa senang, lega sekali. Aku pun langsung memeluk Teukie-hyung.
“Heii... ada apa denganmu...??” tanya Teukie-hyung.
“Tak apa- apa.. aku hanya senang kalian ada disini... aku sangat merindukan kalian...” jawabku.
“Hei, dari kemarin kita ada disini bersamamu, kan..? dan sekarang kita aka pergi liburan bersama.” Sungmin-hyung mendekatiku.
“Iya, hyung.. aku sangat senang sekali... kita berkumpul bersama lagi..” kataku, aku tak bisa menghentikan air mataku.
“Hei, kau benar-benar merindukan kami, ya...” tanya Donghae-hyung. Aku mengangguk sambil tersenyum. Tiba-tiba semuanya mendekat dan memelukku, aku senang sekali... berkali-kali kuucap syukur, keluargaku yang paling kusayang, bersamaku disini.
“Oke... semuanya... kita berangkaaaattttt...!!! Seru Heechul-hyung dan Hangeng-hyung.
Kami pun memulai liburan kita yang sebenarnya. Tuhan... liburan ini sangat berharga buat kami... semoga liburan kami menyenangkan. Dan... mimpi buruk itu takkan terjadi.
-end-
Komentar
Posting Komentar