SPLASH! Catching Your Heart
Title
: Splash!! Catching Your Heart
Author
: Nenden Nurpuji Hasanah (@Nenden_Hasanah)
Main
Cast : Kim Joonmyeon (Suho) EXO-K, Kim Jikyung (OC)
Other
Cast: Park Chanyeol EXO-K, Kim Eunjae (OC)
Genre
: Romance
Rate
: T (PG-16)
Length
: Oneshoot, longshoot
Disclaimer
: The casts belongs to God and their parents, the story is mine
Cuap-cuap
Author: Anneyooong… author cantik badaaaiii kembali dengan ff baruuu yeeeii
yeeei yeeeeiii
Disini
saya ingin menampilkan moment yang manis-maniis… tapi sepertinya gagal tapi
mending baca saja dulu hehee.. Warning! Sorry for typos, bahasa ngga baku de el
el…
Okelah
jangan banyak buachott.. cekidot sajahh :D
Happy
Reading :D
Matahari
mulai menunjukkan keperkasaannya pagi itu, dengan angkuhnya memamerkan sinar
teriknya yang menghangatkan pagi dingin itu. Awal musim panas di Korea selatan.
Oke, kita beralih ke sebuah gedung apartemen yang cukup mewah berada di tengah-tengah
hiruk pikuk kota Seoul. Lebih masuk kedalam sebuah ruangan didalam apartemen
itu, sebuah ruangan bernuansa soft orange yang feminine dan terlihat sangat
nyaman.
Seorang
yeoja terlihat menggeliat tak nyaman ketika merasakan sinar matahari memaksa
masuk ke kelopak matanya sehingga mau tak mau yeoja itu membuka matanya. Ia
menguap sedikit dan mengerjapkan matanya pelan membiasakan sinar yang masuk,
mengucek sedikit matanya dan menggeliat meregangkan badannya dan menyingkapkan
selimut tebal berwarna pink itu.
“Sudah
bangun, nona pemalas?” yeoja itu mengalihkan pandangannya pada pintu kamarnya.
Ia mendapati seorang yeoja tengah berdiri bersandar di pintu itu.
“Aish..
Eunjae onnie.. kau mengganggu ritual pagi cantikku!” Dengusnya kesal karena
ritual paginya –yang menurutnya akan menambah kecantikan- terganggu.
“Apa
yang kau sebut ‘ritual pagi cantik’ itu? Kau malah terlihat mengerikan dengan
cara menguapmu seperti monster pemangsa anak kecil di malam hari, kau tahu?”
Ucap Eunjae sedikit menggoda.
“Ya!
Apa maksudmu Park Eun Jae?! Tidak lucu!” Yeoja itu mengerucutkan bibirnya imut.
Menekankan kata-katanya pada nama yeoja yang bersandar di pintu kamarnya itu.
“Jangan
mengganti nama orang sembarangan! Tidak sopan! Namaku Kim Eun Jae! Seenaknya
saja mengganti namaku!” balas Eunjae.
“Ne..ne…
sebentar lagi namamu akan berubah menjadi Park Eun Jae.. apa aku salah?” Yeoja
itu mengerlingkan matanya menggoda Eunjae. Eunjae tak dapat menyembunyikan
semburat merah di pipinya.
“A..ah
sudahlah! Lebih baik kau mandi sekarang Kim Ji Kyung! Aku akan menyiapkan
sarapan. Palli!” Eunjae berlalu dari kamar Jikyung, meninggalkan yeoja itu yang
sedang tertawa pelan menyaksikan tingkah manajernya itu.
“Cepatlah
kau menikah dengan Park Chanyeol-mu itu, onnie!!” teriak Jikyung dari dalam
kamarnya menggoda Eunjae dengan menyebut nama kekasih Eunjae.
“SHUT
UP AND HURRY UP KIM JI KYUNG!!!” teriak Eunjae dari arah dapur.
Jikyung
terkekeh dan segera beranjak ke kamar mandi.
Kim
Ji Kyung, yeoja berusia 19 tahun, seorang model salah satu majalah mode yang
terkenal di Korea. Karirnya saat ini sedang melejit. DI usianya yang muda ia sudah
bisa mendapatkan penghasilan yang lebih dari cukup untuk mencukupi hidupnya. Ia
dapat membeli apartemen sendiri. Orang tuanya tinggal di Busan, dan ia pastinya
dapat pula membantu menghidupi keluarganya disana. Di Seoul, ia tinggal
sendiri, meski tetap dalam pengawasan Kim Eun Jae, kakak sepupunya sekaligus
manajernya yang 2 tahun lebih tua darinya. Karena biar bagaimanapun Ji Kyung
tetaplah yeoja kecil yang masih harus diawasi, setidaknya begitu pemikiran Eun
Jae.
“Onnie..
ada apa datang pagi-pagi sekali?” Tanya Jikyung ketika ia duduk di meja makan
menyantap sarapannya.
“Lalu..
ada apa dengan koper-koper itu?” Belum sempat Eunjae menjawab, Jikyung sudah
menyambar dengan pertanyaan lain seraya melihat 2 buah koper yang berjejer di
ruang tengah.
“Hari
ini kita akan pergi ke Jeju dan berada disana selama kurang lebih satu bulan…”
jawab Eunjae menyeruput kopinya juga sambil membolak-balik kertas buku catatan
kecilnya, sesekali menuliskan sesuatu, memantau jadwal Jikyung.
“Mwo?
Ke Jeju? Kenapa tiba-tiba?” Tanya Jikyung.
“Tentu
saja liburan….”
“Hah?
LIBURAN?? Jinjjaa??!” Jikyung hampir saja melompat dari kursinya. Ia terlihat
sangat senang.
“Dan
bekerja…” Lanjut Eunjae menyelesaikan perkataanya.
Seketika
raut wajah Jikyung berubah murung.
“Yaaaah….
Itu sih bukan liburan..” ucapnya lemas sambil memasukan sepotong kimbap kedalam
mulutnya.
“haha..
tenang saja Kyungie-ah.. kau tetap bisa liburan disana.. Biarpun tetap sambil
bekerja, setidaknya kau bisa sedikit melepaskan penatmu disana..” Ucap Eunjae sambil
sedikit mengacak rambut Jikyung.
Jikyung POV
Sekarang
aku sedang berada di kursi pesawat menuju pulau Jeju. Jejuuu I’m comiiingg… yah
biarpun kesana untuk bekerja juga, setidaknya aku bisa refreshing. Eunjae onnie
benar, aku membutuhkan sedikit penyegaran ditengah pekerjaanku. Tapi tunggu..
ada yang aneh, dimana Chanyeol oppa dan para kru nya?
“Onnie..
apa Chanyeol oppa dan para kru tidak ikut?” tanyaku.
“Oh,
iya aku lupa memberitahukanmu, Chanyeol pergi lebih dulu kemarin, dia yang
menyiapkan segalanya disana, begitu pula para kru kita. Dan katanya dia pun
akan bertemu sepupunya yang baru pulang dari Swiss…” Jelas Eunjae onnie.
Aku
mengangguk. Yaa bisa kau tebak, Chanyeol oppa adalah kekasih Eunjae onnie,
Eunjae onnie adalah manajerku dan Chanyeol oppa adalah fotograferku. Dia juga
yang mengelola proyek pemotretan untuk majalah di perusahaan yang menaungiku
ini. Haha mereka sudah seperti appa dan umma ku saja. Entah kapan mereka akn
menikah padahal cincin tunangan mereka sudah bertengger manis di jari tangan
mereka.
“Aku
baru tahu kalau Chanyeol oppa punya saudara di Swiss…” kataku sambil
menyandarkan punggungku di sandaran kursi.
“Ne,
haha entahlah, aku pun belum pernah bertemu sepupunya itu..” ucap Eunjae onnie
tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah yang ia baca.
“Kau
payah onnie.. masa sanak saudara calon suamimu sendiri kau tak tahu?”
“Berhenti
menggodaku Kim Jikyung.”
“hahaha..
ne..ne.. mianhae.. hahaha” Aku terkekeh. Senang sekali menggoda onnie-ku ini.
Jikyung
POV end
Author
POV
Jikyung
dan Eunjae sudah sampai di hotel yang telah disiapkan Chanyeol. Mereka langsung
menuju kamar mereka, merapikan barang-barang yang mereka bawa dan beristirahat
sejenak.
“Kyungie-ah,
kau punya waktu bebas sekarang, aku akan bertemu Chanyeol dulu membicarakan
jadwal pemotretanmu, kau boleh bermain sepuasmu, tetapi kau harus sudah kembali
ke hotel pada jam 5 sore, arra?” jelas Eunjae.
“Jinjja?
Gomawo onnie! Tenang saja aku tidak akan mengganggu kencanmuuu” pekik Jikyung
sambil menghambur memeluk Eunjae.
“Si..siapa
yang kencan, Kyungie…”
“Kau
dan Chanyeol oppa tentu saja~~ Aku mengerti kalian bisa memanfaatkan waktu
berdua untuk berkencaan..” Jikyung mengerlingkan matanya dan terkekeh melihat
pipi Eunjae yang bersemu merah.
“A..ah..
sudahlah aku akan pergi dulu…” Eunjae kemudian segera berlalu.
“Selamat
berkencan onnie…!!” Teriak Jikyung sebelum yeoja itu bersiap-siap. Ia tentu
saja takkan melewatkan waktu seperti ini.
Jikyung
keluar menuju pantai. Ia kini mengenakan kaus longgar tanpa lengan berwarna abu
yang menutupi sebagian pahanya, dipadu jeans pendek diatas lutut dan sandal
santai. Penampilan yang sangat nyaman di hari terik seperti ini.
Jikyung
berjalan mengitari tepi pantai menikmati angin disana. Rambutnya ia biarkan
tergerai begitu saja, poni panjangnya ia ikat keatas memperlihatkan kening
lebarnya. Ia duduk diatas pasir putih dan memainkannya.
“Huaaaahh
andai setiap hari seperti ini….” Gumamnya pada dirinya sendiri.
.
.
.
.
.
Seorang
namja berambut ikal kemerahan terlihat sedang berjalan-jalan ditepi pantai.
Sesekali ia mengangkat kamera yang tergantung di lehernya ketika ia menemukan
objek yang bagus. Tiba-tiba pandangannya terhenti ke satu titik. Ia mengarahkan
lensanya pada satu titik itu, berkali-kali ia memutar lensanya mencari focus
yang bagus..
SPLASH!
Ia
berhasil mengambil objek itu dengan sempurna. Ia tersenyum melihat hasil
jepretannya.
“Cantik..”
Ucapnya dengan suara merdunya.
Namja
itu berjalan memutar menjauhi tempatnya sekarang. Ia masih saja mengambil objek
objek yang menurutnya bagus.
“Ya!
Suho-ah!” Namja itu menengok mendengar seseorang memanggil namanya. Terlihat
seorang namja jangkung berambut ikal coklat sedikit berlari mendekatinya.
“Chanyeol-ah..”
Namja itu menggumam.
“Ah..
aku mencarimu kemana-mana ternyata kau disini..”
“Aku
bosan di hotel, aku berjalan-jalan sebentar sambil mencari tempat yang tepat
untuk pemotretan nanti..” jawab Suho, nama namja itu.
“Sebaiknya
kita kembali ke hotel, Eunjae sudah tiba disini.” Ajak Chanyeol.
Suho
dan Chanyeol berjalan beriringan kembali ke hotel.
.
.
.
.
.
Jikyung
menarik nafasnya dan membuangnya lembut. Menikmati hembusan angin pantai yang
menyejukkan. Kakinya memainkan pasir putih yang menggelitik. Perhatiannya
tertuju pada seorang namja yang berjalan pelan sambil menenteng sebuah kamera
ditangannya. Berkali-kali ia terkekeh menyaksikan ekpresi namja itu yang
menurutnya lucu. Perhatiannya kembali ke tengah laut yang luas, tanpa ia sadari
ia tengah menjadi objek sebuah kamera.
Jikyung
berlari kecil menuju hotelnya. Sepertinya ia terlalu asyik dengan waktunya
sehingga melupakan batas waktu yang diberikan Eunjae padanya.
“Semoga
Eunjae onnie tidak marah…” Gumamnya.
CKLEK
“Onnie….”
Ucap Jikyung setelah membuka pintu kamar hotelnya dan sedikit melongokkan kepalanya.
“Onnie
belum pulang kah?” ucapnya lagi seraya masuk dan menutup pintu.
“Syukurlah..”
lanjutnya sumringah dan langsung menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka.
“Kyungie
kau sidah pulang?” Terdengar suara Eunjae dari arah pintu, sepertinya ia juga
baru pulang.
“Ne,
onnie..” Jawab Jikyung yang masih berada di kamar mandi.
“Cepat
bersiap-siap.. kita akan bertemu Chanyeol dan Suho..”
“Suho?
Nugu?” Jikyung keluar dari kamar mandi sambil mengusap wajahnya dengan handuk.
“Sepupu
Chanyeol dari Swiss, tadi aku sudah bertemu dengannya. Aku menjemputmu sekalian
kita makan malam bersama, kajja, cepatlah bersiap-siap..” Eunjae sambil
merapikan jaketnya.
.
.
.
.
.
Jikyung
dan Eunjae memasuki restoran berkelas yang ada dalam hotel itu. Mata Eunjae
segera berkelana mencari Chanyeol dan Suho. Dan tersenyum setelah menemukan
mereka. Ia lalu menarik lengan Jikyung dan berjalan menuju meja dimana Chanyeol
dan Suho berada.
“Chanyeollie…”
ucap Eunjae sambil menepuk bahu Chanyeol. Membuat namja tampan itu menengok.
“Ah..
chagiya.. duduklah..” Chanyeol menggeser kursi untuk Eunjae dan Jikyung.
“Anneyong
Chanyeol oppa” Sapa Jikyung setelah ia duduk disebelah Eunjae.
“Anneyong
Kyungie.. bagaimana keadaanmu? Ah.. maaf mendadak membawamu ke Jeju untuk
bekerja seperti ini. Sajangnim memintaku segera menyelesaikan proyek untuk
edisi musim panas kita..” Ucap Chanyeol.
“Ah,
gwaenchana oppa, aku senang, lagipula aku sudah jarang sekali ke pantai seperti
ini…” Jawab Jikyung.
“Yeollie,
dimana Suho?” Tanya Eunjae.
“Dia
sedang ke toilet sebentar, emh.. ah itu dia!”
Terlihat
seorang namja berkulit putih cerah berjalan menghampiri meja mereka, senyuman
lembut terpatri diwajah tampannya.
“Anneyong,
Suho imnida” Ujarnya seraya mengambil tempat duduk disebelah Chanyeol.
“Ah..
langsung saja, jadi begini, proyek kali ini akan kita laksanakan di pantai,
konsep kita adalah romantic summer untuk edisi special berikutnya.” Chanyeol
mulai menjelaskan.
“Dan,
sebaiknya kita berkenalan dulu. Ini sepupuku yang baru pulang dari Swiss, dia
fotografer handal, dan kali ini ia akan membantu mengerjakan proyek kita,
namanya Kim Joonmyeon atau biasa dipanggil Suho.” Sambungnya, mendengar itu
Suho merundukkan tubuhnya dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.
“Dan
Suho, dia adalah model tetap kita, dia model muda yang sedang naik daun,
namanya Kim Jikyung..” Jelas Chanyeol lagi.
“Kim
Jikyung imnida..” Jikyung menunduk sopan kemudian menyalami Suho, mereka saling
melempar senyum sejenak.
“Ehm,
dan.. yang disebelahnya itu, calon saudara iparmu, Suho-ah.. “ Ucapan Chanyeol
sedikit melambat mengucapkan itu. Jikyung melirik kesebelah kanannya, ia
terkekeh menyaksikan sang manajer kesayangannya blushing ria.
“Anneyong,
Noona.. Aku senang kau mau bersanding dengan sepupuku yang sedikit abnormal
ini, jeongmal gomawo, Eunjae Noona…” Ucap Suho sedikit melirik jahil Chanyeol.
Sedangkan respon Chanyeol hanya tersenyum, tapi ada sesuatu yang akan meledak
dibalik senyumnya.
Eunjae
buru-buru menyentuh tangan Chanyeol yang disimpan di atas meja, dan memberikan
senyumnya mengantisipasi kalau-kalau kekasihnya itu marah-marah.
“Ekhem..”
Jikyung berbatuk sedikit melihat ‘pemandangan romantis’ kakak sepupunya itu.
“Jikyung-ssi,
mohon kerjasamanya untuk beberapa hari kedepan” Ujar Suho lembut sambil masih
memamerkan senyum angelicnya.
“Ne,
cheonma, Suho-ssi..” dibalas senyum manis oleh Jikyung.
.
.
.
.
.
.
Suho
terlihat sedang berdiri di balkon kamar hotelnya. Matanya terlihat berkutat
dengan benda di tangannya. Kamera. Mata itu tak lepas dari layar kecil kamera
yang menampilkan potret seorang yeoja yang sedang duduk ditepi pantai diatas
pasir. Foto yang ia ambil tadi sore.
“Ternyata
kau Kim Jikyung..” Gumamnya masih memandangi foto itu. Sesekali jarinya
bergerak menekan tombol untuk men-zoom gambar itu, membuatnya dapat dengan
jelas wajah potret itu.
“Cantik..”
.
.
.
.
.
Sudah beberapa kali Jikyung membalik-balikkan tubuhnya di tempat tidur. Entahlah ia sepertinya belum juga menemukan posisi yang nyaman. Atau, ada hal lain yang membuatnya gelisah?
Sudah beberapa kali Jikyung membalik-balikkan tubuhnya di tempat tidur. Entahlah ia sepertinya belum juga menemukan posisi yang nyaman. Atau, ada hal lain yang membuatnya gelisah?
“Aahh..
Suho ituu… Suho ituu… aku merasa pernah bertemu dengannya tapi dimanaa?!”
Jikyung masih saja membolak-balikkan tubuhnya sambil memeluk gulingnya.
“Tapi,
dia tampan, ya..” Ucapnya entah pada siapa.
Blush..
“Aduh,
apa yang kupikirkan sih?” Ia menenggelamkan wajah manisnya di antara bantal dan
guling menyadari pipinya yang terasa memanas.
.
.
.
.
.
“Jikyung-ssi,
sudah selesai..” Ucap seorang yeoja yang diyakini adalah seorang penata make
up. Jikyung mengangguk singkat dan segera beranjak dari tempatnya. Ia mendekati
Eunjae yang sedang berbincang dengan Chanyeol sambil menata kamera.
“Onnie..”
Sapanya.
“Ah,
Kyungie-ah, sudah selesai? Kau duduk saja dulu disana, settingnya belum selesai.” Ujar Eunjae.
Jikyung
menurut dan duduk di kursi dibawah payung. Ia melihat para kru yang sedang
sibuk mempersiapkan setting, terlihat sangat serius. Matanya tertuju pada
seorang namja yang sedang mengatur kameranya sambil sedikit berbincang dengan
Chanyeol. Sesekali namja itu tersenyum membuat matanya membentuk bulan sabit
yang manis. Ya, bisa ditebak, itu Suho. Entahlah Jikyung merasa tertarik dengan
namja satu itu.
Suho
hari ini mengenakan Tshirt putih yang nyaman dipadu celana jeans selutut.
Penampilan yang santai namun tak menutupi charismanya.
Tiba-tiba
tak sengaja tatapan mereka bertemu. Jikyung yang terkejut buru-buru mengalihkan
perhatiannya sambil mengatur detak jantungnya yang entah sejak kapan berdegup
kencang seperti genderang mau perang #plak. Sedangkan Suho terkekeh melihatnya.
“…
Kyungie…”
“Ya!
Kim Jikyung!” Jikyung tersadar dari lamunannya dan mendapati Eunjae berdiri
disampingnya.
“melamun,
eoh?” Tanya Eunjae penuh selidik.
“Ah.
Ani!” Elak Jikyung. Eunjae curiga melihat semburat merah di pipi Jikyung,
Matanya berkelana ke sekitar mencari sesuatu yang kiranya menjadi perhatian
seorang Kim Jikyung. Dan ia tiba-tiba tersenyum setelah ia tahu kemana arah
pandangan Jikyung.
Puk
“Semoga
kau melaksanakan pekerjaan ini dengan semangat, ya” Ucap Eunjae sedikit
berbisik sambil menepuk pundak Jikyung.
“Kukira
konsep kali ini akan berhasi, sangat berhasil..” Sambungnya.
“Ya!
Onnie apa maksudmu…?” Tanya Jikyung yang merasa ada sesuatu dibalik perkataan
Eunjae.
“Kyungie-ah,
ayo, sudah waktunya” Panggil Chanyeol.
“Ah,
sudahlah! Kajja Kyungie…” Eunjae mendorong punggung Jikyung.
.
.
.
.
Splash!
Splash!
Jikyung
berpose dengan manis didepan kamera yang di arahkan Suho, professional.
Ditambah dengan hembusan angin alami yang datang dari laut menambah dramatis
suasana. Suho dengan cepat terbiasa dengan modelnya ini. Begitupun Jikyung.
“Haaah
sepertinya pemotretan kali ini akan berjalan lancer..” Ujar Chanyeol yang
terlihat duduk disebelah Eunjae. Mereka berdua sedang duduk di kursi dengan
payung yang melindungi mereka dari panas.
“Ne,
sepertinya begitu..” Jawab Eunjae sambil memperhatikan Jikyung. “Dan sepertinya
kali ini Jikyung sangat menikmatinya.” Sambungnya.
Memang,
Jikyung termasuk tipe orang yang tidak mudah terbiasa dengan orang yang baru
dikenalnya. Setiap pemotretan pun, dia selalu canggung jika fotografernya itu
selain Chanyeol, tapi kali ini sepertinya Jikyung mulai bisa lebih cepat
membiasakan diri.
“Apa
kau mau membuatkan minuman untukku?” Tanya Chanyeol setelah hening sesaat.
“Tentu.”
Eunjae tersenyum dan beranjak dari sana untuk membuatkan minuman untuk
Chanyeol.
.
.
.
.
.
“Kau
sudah berusaha keras hari ini..” Ujar Eunjae sambil menyerahkan handuk pada
Jikyung.
“Ng..
gomawo onnie..” Jikyung mengambil handuk itu dan mengusap keringatnya.
“Cepatlah
mandi, kita akan segera makan malam bersama..” Ujar Eunjae sambil membereskan
barang-barang yang ada di tempat tidur.
Jikyung
hanya mengangguk dan segera melesat ke kamar mandi.
.
.
.
.
.
“Suho-ah..”
Namja yang dipanggil itu menoleh mendapati sepupunya berjalan kearahnya. Ia
menoleh sebentar lalu kembali menatap kaca dan membereskan kerah bajunya.
“Bagaimana
menurutmu?” Tanya Chanyeol.
“Apanya?”
Tanya Suho balik tanpa mengalihkan pandangannya.
“Jikyung…”
jawab Chanyeol.
Terjadi
hening beberapa saat.
“yah..
aku menyukainya, dia model yang professional" Jawab Suho tetap
membelakangi Chanyeol, masih focus dengan bajunya.
“Hanya
itu?” Tanya Chanyeol penuh selidik.
“Ya,
tentu saja.. dia…” Suho menggantungkan kalimatnya. Chanyeol menunggunya
melanjutkan kalimatnya.
“Yeoppo…
neomu yeoppo..” Lanjutnya. Suho masih membelakangi Chanyeol, tapi dapat
Chanyeol lihat kalau pipi Suho kini sudah memerah. Chanyeol hanya terkekeh
pelan.
“Segeralah
selesaikan dandananmu dan kita akan segera makan malam. Mereka sudah menunggu.”
Ujar Chanyeol sambil beranjak dari ruangan itu.
“Ne.”
Jawab Suho sebelum Chanyeol benar-benar pergi.
.
.
.
.
.
Sudah
beberapa hari mereka menghabiskan waktu di Jeju, pemotretan berjalan dengan
lancar. Jadwal kali ini memang sedikit lenggang karena mereka memang bertujuan
untuk liburan juga, jadi Eunjae juga melonggarkan jadwal Jikyung untuk
membiarkan yeoja itu menikmati waktu liburannya.
Hari
itu Jikyung sudah menyelesaikan sesi pemotretannya. Waktu masih menunjukan
pukul 3 sore. Masih banyak waktu sampai makan malam. Jikyung baru saja mandi
dan mengganti bajunya. Ia segera ke balkon sambil mengeringkan rambutnya. Ia
dapat melihat manajernya, Eunjae yang sedang bersama Chanyeol di tepi pantai.
Ia tersenyum. Benar juga, mereka pun pasti merindukan satu sama lain. Biarpun
mereka setiap hari bertemu disini tapi waktu untuk berdua sangat minim.
Pikirnya.
Jikyung
keluar kamar dan segera turun, tanpa sengaja ia bertemu Suho.
“Jikyung-ah
kau ada waktu luang?” Tanya Suho. Oh sepertinya mereka sudah akrab satu sama
lain, terlihat dari panggilan akrab mereka.
“Ne,
tentu.. ada apa?”
“Bagaimana
kalau kita pergi berjalan-jalan? Sepertinya menunggu sampai waktu makan malam
dengan berjalan-jalan mengelilingi kota tidak buruk. Dan kudengar disini ada
pusat pertokoan yang menjual berbagai macam pernak pernik yang bagus.“ Ujar
Suho dengan senyumnya.
“Sepertinya
menarik.. Kajja..” jawab Jikyung.
Mereka
berdua pergi berjalan-jalan setelah mendapat izin dari sang manajer tentunya.
Dan
disinilah Jikyung dan Suho menghabiskan waktu mereka. Berkali-kali mereka
keluar masuk pertokoan. Tak jarang mereka tertawa ketika menemukan benda yang
menurut mereka lucu.
Suho
masih terus mengangkat kameranya dan mengambil beberapa moment disana.
“Kau
sepertinya tidak bisa lepas dari kameramu…” Ucap Jikyung menyaksikan Suho yang
sedang membidik sebuah toko.
“Ne,
ini sudah seperti sahabatku. Rasanya, tidak lengkap jika tidak membawa ini.
Karena menurutku setiap momen setiap detiknya itu berharga dan perlu
diabadikan.” Jelas Suho sambil tersenyum menampakkan angelic smilenya. Membuat
Jikyung blushing seketika. Entah kenapa hanya melihat senyumnya saja sudah
membuat Jikyung merona.
Mereka
kembali berjalan-jalan. Jikyung terlihat antusias memilih berbegai macam pernak
pernik yang indah. Kadang ia memekik pelan ketika mendapat sesuatu yang menarik
perhatiannya, kadang juga ia cemberut jika mendapati benda yang tak sesuai
dengan keinginannya. Membuat Suho yang sedari tadi memperhatikannya hanya
terkekeh. Tanpa Jikyung sadari sudah banyak fotonya yang Suho ambil diam-diam.
“Kyungie-ah…”
Panggil Suho. Jiyung seketika itu menengok dan..
SPLASH!!
“YEY!
Dapat!” Pekik Suho girang karena berhasil mendapat potret sempurna Jikyung.
“Ya!
Apa yang kau lakukan? Kemarikan!” Jikyung mencoba mengambil kamera yang
dipegang Suho. Tapi tak bisa karena Suho mengangkatnya tinggi-tinggi.
“Eits,
tidak bisa…”
“Kau
mencuri-curi fotoku!” Rajuk Jikyung masih mencoba meraih kamera itu.
“Biarkan
saja, aku akan menyimpannya.” Suho membalikkan badannya membelakangi Jikyung
dan melihat hasil jepretannya tadi. Senyum tak bisa disembunyikannya.
“Yeoppo…”
Ujar Suho sambil membalikkan badannya dan menunjukkan hasil jepretannya itu
pada Jikyung.
Jikyung
yang melihatnya hanya diam dan merona.
‘Benarkah
itu aku? Apa aku secantik itu? Apa ada yang salah di kamera Suho?’ gumam
Jikyung dalam hati menatap figure dirinya itu.
“Kau
sangat cantik, Kyungie-ah.. neomu yeoppo…” Ujar Suho. Jikyung menunduk
menyembunyikan wajah merahnya.
“Aku
akan menyimpannya. Ayo, kita jalan lagi.” Ucap Suho dan mereka kembali berjalan
menyusuri pertokoan yang ramai itu.
Keadaan
pertokoan itu sangat ramai, sedikit berdesakkan memang. Jikyung tak sengaja
tertabrak seseorang, ia hampir saja mencium tanah jika saja tangan Suho tidak
segera memeluk pinggangnya, menahan tubuhnya.
“Hati-hati..”
Ujar Suho.
“Eh..
ah.. ne.. gomawo...” Ujar Jikyung. Mereka baru sadar kalau jarak mereka kini sangat
dekat. Keduanya tidak kuasa menyembunyikan rona merah di wajah mereka.
‘Ya
Tuhan, kenapa.. dia cantik sekali.. dilihat dari jarak sedekat ini.. kenapa
cantik sekali?‘ teriak Suho dalam hati. Matanya menatap jengkal demi jengkal
wajah Jikyung lalu pandangannya berhenti pada bibir Jikyung. Mata itu menatapnya
lama, tapi ia buru-buru menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya sebelum
sesuatu yang buruk merasukinya dan berbuat yang aneh-aneh.
“Mi..mianhae
Jikyung-ah..” Ujar Suho setelah melepaskan tangannya dari pinggang Jikyung.
“N..ne..
Gwaenchana…” Jikyung segera menunduk menyembunyikan rona merah itu. Ia mengatur
deru nafasnya karena sesaat tadi ia merasa nafasnya menyangkut di tenggorokan.
“Ehm,
sepertinya kita harus segera kembali ke hotel. Langitnya mulai gelap.” Ujar
Suho. Jikyung hanya mengangguk mengiyakan. Tiba-tiba saja tangan Suho meraih tangan
Jikyung membawanya kedalam genggamannya, dan berjalan disampingnya.
“Agar
tidak jatuh lagi.” Ujar Suho singkat tanpa menatap Jikyung. Menyembunyikan rona
merahnya lagi.
Selama
perjalanan pulang hanya hening yang menemani. Tak ada yang memulai pembicaraan
diantara mereka berdua. Masing-masing masih mengatur deru nafas dan detak
jantungnya yang tak bisa di control.
Mereka
merasakan setitik air jatuh dari langit, lambat, perlahan makin deras. Mereka
segera berlari ke pinggiran toko mencari tempat berlindung. Tak ada yang
menyangka akan hujan. Oh ayolah mana ada yang bisa memprediksi hujan kalau kita
tidak melihat ramalan cuaca yang sering ditayangkan pagi hari di televisi, kali
ini pun mereka hanya memakai pakaian santai yang tidak mungkin bisa untuk mengangatkan
tubuh mereka sendiri.
Hujan
belum memberikan tanda-tanda akan segera berhenti. Sedangkan keadaan mereka
berdua sudah sama-sama kedinginan. Untung saja bagian teras toko ini sangat
cukup untuk melindungi mereka dari air hujan.
Jikyung
terlihat menggigil, ia berkali-kali menggosokkan kedua telapak tangannya
mencari kehangatan. Tak jauh beda dengan Suho yang juga mencari kehangatan. Dengan
segera Suho meraih kedua tangan Jikyung dan menggosoknya dengan kedua telapak
tangannya. Jikyung yang melihatnya hanya mematung. Suho menggenggam dengan kuat
tangan itu dan meniup-niupnya berharap bisa menyalurkan kehangatan.
“Sudah
sedikit hangat kah?” Tanya Suho.
“Ne,
Gomawo..” Jawab Jikyung tersenyum, dibalas Suho dengan senyum juga. Mereka
terus saja bergenggaman tangan, dapat mereka rasakan kehangatan dari tautan
kecil mereka.
Hujan
sudah terlihat mereda, hanya tinggal gerimis kecil yang masih membasahi bumi.
Suho melihat arloji yang terpasang di lengan kirinya. Menunjukkan pukul 6 sore,
sudah waktunya mereka pulang. Akhirnya mereka menembus gerimis itu menuju hotel
sambil tetap berpegangan tangan.
.
.
.
.
“OMO!
Dari mana saja kalian ini?! Kalian hujan-hujanan eoh? Kenapa basah begitu?!
Bagaimana kalau kalian sakit??” Ketika mereka sampai di hotel mereka langsung
disambut teriakan panik dari Eunjae. Eunjae sudah menunggu mereka sedari tadi,
ia sempat uring-uringan ketika hujan turun. Untung saja ada Chanyeol yang dapat
menenangkannya sehingga Eunjae tidak sampai menghancurkan seisi hotel saking
paniknya. Oke, itu berlebihan.
“Mianhae,
onnie..” ujar Jikyung.
“Kami
tidak hujan-hujanan, Noona.. kami hanya gerimis-gerimisan..”
PLETAK!
Suho
langsung mendapat jitakan dari Chanyeol karena menjawab sekenanya.
“Aish..
sudahlah yang penting sekarang kalian sudah pulang.. segeralah ganti baju,
kalau tidak kalian bisa sak-“
HHUATCHIHH!
Belum
sempat Eunjae meneruskan kalimatnya, Jikyung dan Suho tiba-tiba saja bersin.
Eunjae menatap horror keduanya.
“Kubilang
juga apa.. cepat kaian ganti baju!” Tanpa diperintah lagi Jikyung dan Suho
beranjak dari tempat itu menuju kamar masing-masing.
Eunjae
menghela nafas dan kembali duduk di sofa. Eunjae dan Chanyeol sedari tadi sedang
duduk di lounge hotel selama menunggu Suho dan Jikyung pulang. Chanyeol yang
melihat kekasihnya itu segera duduk disampingnya dan mengelus punggung yeoja
itu.
“Tenanglah,
yang penting mereka sudah pulang, kan?” Chanyeol mengusap lembut punggung
yeojanya itu. Ia tahu Eunjae sangat menghawatirkan Jikyung dan Suho.
“Haah..
sepertinya kita harus mengosongkan jadwal untuk besok, Chanyeollie…” ucap
Eunjae sambil menatap Chanyeol yang masih mengusap lembut punggungnya.
Chanyeol
tersenyum dan mengangguk.
“Ne,
sepertinya begitu. Lagipula kita kesini untuk berlibur juga bukan? Jangan
terlalu memforsir diri. Toh Sajangnim juga memberikan kita banyak waktu
longgar.“ Ucap Chanyeol. Eunjae yang mendengarnya menganggukkan kepalanya dan
tersenyum manis.
“Dan..
bagaimana kalau besok kita pergi berkencan?” Tanya Chanyeol.
“Eh..
tapi aku harus…”
“Ayolah
chagiya.. apa kau tidak sadar kalau kau mengabaikanku akhir-akhir ini?”
“Eh?”
“Kau
tahu, jujur saja aku cemburu. Kita bertemu setiap hari untuk bekerja dan kau
selalu sibuk dengan urusanmu…”
Eunjae
terkekeh pelan menyaksikan kelakuan kekasihnya yang mendadak kekanakan seperti
ini. Ia meraih wajah Chanyeol dan mengecup pipinya pelan.
“Okay..
besok kita kencan, ne?” ujar Eunjae dan seketika itu Chanyeol tersenyum
sumringah memperlihatkan gigi-gigi rapihnya.
“Yasudah,
kajja kita makan malam, aku sudah lapar. Panggil Suho dan Jikyung..” Kata
Chanyeol sambil menggandeng tangan Eunjae menuju ke restoran.
.
.
.
.
.
.
Siang
itu sangat terik. Matahari memancarkan kekuasaanya. Seperti tidak pernah
terjadi hujan di malam sebelumnya. Terlihat seorang namja dan yeoja sedang
duduk bersebelahan diatas pasir dilapisi kursi santai yang yang nyaman dan
dilindungi payung yang besar. Mereka terlihat menikmati suasana meskipun
sesekali mereka bersin-bersin dan mengusap hidung mereka yang memerah.
“Dan
setelah itu Eunjae onnie terus saja memarahiku karena aku ceroboh seperti ini
hahaha” –Jikyung.
“Hahaha
sama denganmu, Chanyeol juga mengoceh tak jelas karena sudah membuat kekasihnya
itu khawatir haha” –Suho.
“Mereka
benar-benar seperti appa dan umma kalau begitu haha.. aku ingin segera menarik
mereka ke pelaminan!” –Jikyung.
“Tapi
untunglah berkat itu kita bisa beristirahat sekarang…” Ujar Jikyung sambil
mengusap hidungnya dengan tisu.
“Yeah
dan Chanyeol akhirnya bisa berkencan dengan Eunjae noona.. haha aku tahu
Chanyeol sangat ingin pergi berdua..” Suho menyandarkan tubuhnya di sandaran.
Mereka kembali menikmati hembusan angin pantai yang menyejukkan itu.
Hening
kembali merayapi. Mereka benar-benar menikmati waktu senggang ini.
Suho
menengok ke samping kanannya. Ia mendapati suara hembusan nafas yang teratur.
Ternyata Jikyung tertidur. Angin hari ini memang nyaman. Meskipun hari sangat
terik tapi anginnya benar-benar sejuk. Jikyung terlihat pulas. Suho mendekatkan
dirinya pada Jikyung. Dengan lembut tangannya menyentuh kening Jikyung.
“Masih
demam..” Gumamnya. Ia melepaskan jaketnya dan mengenakannya pada Jikyung.
Rasanya tidak nyaman sekali berada dipantai mengenakan jaket tebal seperti itu.
Tapi mau bagaimana lagi, gara-gara mereka nekat menembus hujan jadilah mereka
terserang flu.
“Kuantar
ke kamar ne? Kau bisa kedinginan lama-lama diluar seperti ini.” Ucap Suho.
Dengan pelan ia mengangkat tubuh Jikyung lembut agar tidak membangunkan yeoja
itu. Ia menggendong Jikyung a la bridal style dan membawa yeoja itu kembali ke
kamarnya. Suho meletakkan Jikyung pelan di tempat tidurnya dan menyelimuti
yeoja itu hingga sebatas dada. Suho duduk di kursi meja rias samping tempat
tidur Jikyung dan mengusap pelan rambut yeoja itu.
“Kurasa..
aku mulai menyukaimu, Jikyung-ah…” Bisik Suho pelan. Mungkin hanya terdengar
olehnya saja.
“Selamat
tidur, cepat sembuh ne…” Suho mengecup kening Jikyung sebelum meninggalkan
kamar itu. Tidak dipungkiri bahwa ia pun merasa pusing karena flu yang
dideritanya. Ia pun kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
.
.
.
.
.
Jikyung,
Suho, Chanyeol dan Eunjae saat ini sedang menikmati makan malam. Keadaan
Jikyung dan Suho sekarang sudah membaik, sepertinya mulai besok atau lusa
mereka bisa melanjutkan pemotretan.
Suasana
makan malam kali ini sangat ramai. Ramai oleh celotehan Chanyeol, pertengkaran
kecil antara Chanyeol dan Suho yang berebut makanan, Eunjae yang ber blushing
ria karena Jikyung terus saja menggodanya, juga obrolan-obrolan dan humor
ringan diantara mereka. Suasana yang sangat nyaman malam ini.
“Joonmyunie
Oppa..!! Akhirnya aku menemukanmu…!!”
Suasana
seketika berubah hening ketika seorang yeoja berambut coklat panjang tiba-tiba
datang dan memeluk Suho dari belakang. Suho yang hendak menelan makanannya
hampir tersedak. Chanyeol, Eunjae dan Jikyung menatap penuh tanya. Siapa yeoja
ini?
“Uh..
kau ini kemana saja… Kenapa tak bilang padaku kalau kau pulang ke Korea… Aku
kan mencarimu..” ujar yeoja itu masih
terus bergelayut manja pada Suho. Suho yang masih berada dalam alam
kekagetannya hanya mematung.
Jikyung
menggenggam sendoknya erat. Ia merasa udara tiba-tiba terasa panas melihat
pemandangan didepannya.
“A..ah..
Soo Yeon-ssi ada apa kemari?” Tanya Suho yang sepertinya sudah kembali dari
kekagetannya.
“Kau
masih bertanya oppa? Ya! Aku mencarimu~” Jawab yeoja yang ternyata bernama Soo
Yeon itu.
“Suho-ah…
Nugu?” Tanya Chanyeol pada Suho sambil menunjuk yeoja itu.
“Ah!
Anneyonghaseyo, Jung Soo Yeon imnida.. aku adalah tunangan Joonmyeon Oppa dari
Swiss…” Yeoja itu menjawab pertanyaan Chanyeol sambil membungkuk.
Ucapan
yeoja itu otomatis membuat kaget mereka semua. Chanyeol dan Eunjae menatap tak
percaya pada Suho dan Soo Yeon. Sedangkan Jikyung? Ia makin mengeratkan
genggamannya pada alat makan yang ia pegang. Mendengar pengakuan yeoja itu
membuatnya kesal, sebal, marah. Ia merasa matanya memanas. Sesuatu bergerumul
mendesak keluar dari kelopak matanya. Entahlah Jikyung tidak mau mendengarnya.
Tapi sudah terlanjur ia dengar.
“Ehm..
aku.. aku sudah selesai..” Jikyung mencoba menenangkan dirinya. Ia segera
beranjak dari kursinya dan segera berlari dari tempat itu.
“Ya!
Jikyungie…!!” pekik Eunjae. Ia akan segera berdiri mengejar Jikyung jika saja
tangan Chanyeol tidak menahannya.
“Suho-ah,
kau berhutang penjelasan padaku.” Ucap Chanyeol datar lalu mengajak Eunjae
pergi dari tempat itu.
Suho
masih diam menyaksikan kejadian tadi. Ia sempat melihat Jikyung. Ia melihat
airmata turun membasahi pipi Jikyung. Ia tidak bisa mengejarnya. Suho menghela
nafas berat. Ia mencoba menenangkan pikirannya.
“Mereka
kenapa sih? Tiba-tiba pergi begitu…” ucap Soo Yeon sambil duduk di kursi
samping Suho.
“Soo
Yeon-ssi, kenapa kau berkata begitu?” tanya Suho masih mencoba tenang.
Sebenarnya pikirannya sudah kalut. Ia tak berhenti memikirkan Jikyung. Entahlah
sepertinya ia merasa bersalah.
“Apa
maksudmu oppa? Bukankah aku memang tunanganmu?” Jawab Soo Yeon.
Suho
hanya menghela nafas berat. Sepertinya sulit berurusan dengan Yeoja didepannya
ini. Suho merutuki dirinya sendiri.
‘Jikyung-ah
mianhae…’ Gumamnya dalam hati.
.
.
.
.
.
Jikyung
bergelung di dalam selimutnya. Ia memeluk erat gulingnya melampiaskan
kekesalannya. Airmata yang akhirnya tumpah tak bisa ia hentikan.
Jikyung
POV
‘Suho
sudah punya tunangan?’
‘bukannya
dia menyukai… ah..tidak.. aku terlalu percaya diri’
‘Bahkan
Suho belum pernah mengatakan bagaimana perasaanya padaku’
‘bodohnya
aku berpikir kalau dia menyukaiku’
‘Aku
terlalu percaya diri dengan kedekatan kita’
‘padahal
aku menyukainya. Ah tidak.. Aku mulai mencintainya, Tuhan.. tapi aku terlalu
percaya diri menyimpulkan bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama padaku…’
‘Bodoh…’
‘Jikyung
bodoh..’
‘Pabbo…
jeongmal pabboya…’
Jikyung
POV end
Author
POV
“Hiks..hiks…”
Isakan masih terdengar di kamar Jikyung. Eunjae yang sedari tadi berada didepan
kamar itu tak berani mengganggunya.
“Bagaimana
Jikyung?” Chanyeol menghampiri Eunjae yang menunduk.
“Entahlah,
dia belum mau keluar dari selimutnya. Sepertinya ia merasa terpukul..” Jawab
Eunjae.
Chanyeol
dan Eunjae tipe orang yang sangat peka terhadap sekitarnya. Mereka tahu, bahwa
Jikyung menyukai Suho, begitupun sebaliknya. Tapi mereka tak menyangka jika
kenyataanya seperti ini.
“Aku
kaget, Suho tidak pernah bercerita kalau dia sudah bertunangan. Dan setahuku,
Suho bukan tipe orang yang ingin mengekang masa mudanya. AKu yakin ia akan berpikir
dua kali soal tunangan.” Ujar Chanyeol. Eunjae meresponnya dengan gumaman
singkat.
“Sepertinya
jadwal kita harus diundur lagi. Biarkan dia menenangkan diri sejenak.“ Lanjut
Chanyeol. Eunjae mengangguk.
.
.
.
.
.
“Bisa
jelaskan padaku soal tadi, Suho-ah?” Tanya Chanyeol ketika Suho masuk ke kamar.
“Kau
tidak pernah bilang padaku soal tunanganmu..” Lanjut Chanyeol.
“Mianhae,
Chanyeol-ah…” Hanya itu yang keuar dari mulut Suho. Chanyeo tahu mungkin
keadaanya kurang pas untuk menannyakan lebih. Akhirnya Chanyeol memilih untuk
bersiap-siap tidur.
.
.
.
.
.
Sudah
2 hari, Jikyung tidak bertemu Suho. Sebenarnya tidak sepenuhnya juga. Karena
Jikyung masih sering melihat Suho, bersama dengan yeoja itu tentunya.
“Jikyung-ah,
kau lapar?”Tanya Eunjae ketika ia melihat Jikyung hanya duduk-duduk di balkon
kamar hotelnya.
“Ani,
onnie.. aku belum lapar” Jawab Jikyung tersenyum.
“Ah,
onnie, kapan pemotretannya dimulai lagi?” tanya Jikyung.
“Ah,
tenang saja, kau masih bisa menikmati liburan Kyungie-ah. Jangan pikirkan
jadwal, ne?” Jawab Eunjae.
“Tidak,
Onnie, kita datang kemari untuk bekerja juga kan? Apa besok pemotretannya bisa
dimulai?” Tanya Jikyung.
“Eh..
Ta.. tapi…”
“Onnie…
please…” desak Jikyung.
“Ah,
baiklah.. aku akan bicarakan dengan Chanyeol dan.. Suho” Jawab Eunjae akhirnya
dengan memelankan suaranya pada kalimat terakhirnya.
Jikyung
tersenyum senang. Benar. Baginya berdiam diri justru tak menghilangkan
kekesalannya. Lebih baik menyibukkan diri dengan bekerja. Toh tujuan utama
mereka ke Jeju karena pekerjaan kan?
.
.
.
.
.
Semua
kru sudah selesai menyiapkan setting. Jikyung pun sudah selesai di make-up.
Terlihat Suho yang sedang mengatur letak kameranya. Disebelahnya ada Soo Yeon
yang sepertinya tak pernah jauh dari Suho. Jikyung memalingkan wajahnya
menghindari pemandangan itu.
“Semua
sudah siap, Kyungie-ah…” Ucap Chanyeol sedikit berteriak. Jikyung segera
berdiri dan bersiap menuju setting.
Suho
menatap Jikyung yang berada tak jauh didepannya. Sungguh ia rindu pada yeoja
satu ini. Keberadaan Soo Yeon membuahkan jarak diantara Suho dan Jikyung.
“Mohon
bantuannya.” Jikyung membungkuk. Dibalas Suho dengan membungkuk juga.
Suasana
pemotretan kali ini sedikit canggung. Ah tidak, bahkan sangat canggung. Tak ada
interaksi yang berarti diantara Suho dan Jikyung sebagai fotografer dan
modelnya. Jikyung merasa kaku. Apalagi melihat Soo Yeon yang selalu disamping
Suho. Mengelap keringat Suho dengan tisu, memberikan air minum, sampai ikut
mengatur posisi model. Meskipun Suho mengabaikannya. Tetap saja dimata Jikyung
itu menyebalkan.
“Ya!
Apa-apaan ini?” Pekik Soo Yeon tiba-tiba membuat semua orang yang disana
menatap kearahnya, tidak terkecuali Chanyeol dan Eunjae yang melihat dari luar
setting.
Soo
Yeon mendekati Jikyung.
“Jikyung-ssi
apa kau benar-benar seorang model? Kenapa semua hasilnya jelek! Kau tidak bisa
berpose? Model macam apa kau?! Ah.. lihatlah hasilnya! Sangat jauh dari
professional!” Ucap Soo Yeon dihadapan Jikyung. Semua orang yang melihatnya
terkejut.
“Soo
Yeon-ssi, jaga ucapanmu!” Suho mendekat mencoba menjauhkan Soo Yeon dari
Jikyung.
“Apa
maksudmu oppa? Kau selama ini bekerja dengan model seperti ini?” ucapan Soo
Yeon sedikit meninggi.
“Soo
Yeon-ssi kumohon jaga ucapanmu!” Suho masih mencoba tenang.
“Oppa!
Apa di agensimu tak ada model yang benar-benar professional sehingga membiarkan
model seperti ini menjadi model utama?” ujar Soo Yeon sambil menunjuk Jikyung.
“JUNG
SOO YEON JAGA UCAPANMU! KAU TAK DENGAR???!” Kesabaran Suho sudah habis.
Emosinya tersulut melihat sikap Soo Yeon. Seketika Soo Yeon bungkam. Ia
tersentak dengan Suho yang tiba-tiba saja membentaknya.
Suho
melihat tubuh Jikyung bergetar, kepalanya menunduk. Suho tahu mood Jikyung
belum benar-benar membaik. Ditambah dengan ucapan tak sopan dari Soo Yeon
membuatnya bertambah parah. Ia mendekati Jikyung dan memegang bahu yeoja itu.
“Kyungie,
gwaenchana?” tanya Suho lembut. Ia merasakan bahu itu bergetar hebat.
“Mi..mian..hae”
Ucap Jikyung dan langsung lari dari tempat itu.
“Jikyung-ah”
Suho terkejut dengan tindakan tiba-tiba Jikyung. Ia hendak mengejar yeoja itu
tapi lengannya sudah ditarik Soo Yeon.
“Oppa,
biarkan saja dia. Lagipula kenapa agensi kalian tidak mencari model yang
benar-benar bertalenta…” ucap Soo Yeon.
PLAKK!
Soo
Yeon memegang pipi kanannya yang baru saja mendapat tamparan keras dari Suho.
Wajah Suho memerah menahan amarah. Semua orang yang melihatnya membulatkan
atanya terkejut.
“Oppa!
Kenapa kau menamparku?!” pekik Soo Yeon tak terima.
Chanyeol
segera menarik lengan Suho kebelakang menyadari keadaan makin tak terkendali.
Sedangkan Eunjae sudah dari tadi pergi mencari Jikyung.
“Hey..
hey.. tenang Suho-ah.. jangan lakukan hal bodoh seperti tadi…” Ucap Chanyeol
mencoba menenangkan. Suho menarik nafas panjang dan menghentakkannya. Dan
mengatur nafasnya yang tersengal.
Para
kru yang melihat kejadian tadi hanya diam dan bertanya-tanya. Chanyeol yang
menyadarinya memberi isyarat agar para kru membubarkan diri.
“Jangan
terbawa emosi, Suho-ah.. selesaikan dengan kepala dingin” Ucap Chanyeol.
.
.
.
.
.
.
Jikyung
duduk sambil memeluk kakinya dan membenamkan wajahnya di antara lututnya. Ia
menangis. Sekarang ia sedang berada di sebuah tebing. Hanya terdengar suara
ombak yang menabrak bebatuan. Ia butuh sendiri sekarang. Ia sadar saat
pemotretan tadi ia merasa kaku dan tidak nyaman. Sehingga ia tidak bisa berpose
dengan baik.
Memang
sejak kedatangan Soo Yeon, Jikyung tidak bisa mendapatkan semangatnya kembali.
Ia merasa canggung bertemu Suho. Seperti tadi. Ia merasa tertahan dan
terkekang. Apalagi Soo Yeon selalu berkeliaran disekitar Suho. Jujur saja, ia
merasa cemburu. Padahal mungkin ia tak berhak merasakannya karena ia bukan
siapa-siapa Suho. Tapi inilah yang ia rasakan. Sakit. Kesal. Sebal.
Jikyung
masih saja menangis. Entah sudah berapa lama ia berada di tempat itu. Ia butuh
sendiri. Dan suara ombak itu sedikit membuatnya tenang.
PUK
Seketika
ia merasa hangat. Jikyung mengangkat kepalanya dan mendapati seseorang
memakaikan jaket padanya.
“Langitnya
makin gelap. Kau bisa kedinginan jika terlalu lama disini..” Ucap seseorang
itu. Jikyung tahu siapa dia. Jikyung kenal suara itu. Suara lembut yang selalu
ingin ia dengar. Yang selalu berhasil membuat dadanya berdegup kencang. Tapi
sekarang justru membuat dadanya sesak ketika mendengarnya.
“A..
apa.. pedulimu?” Tanya Jikyung lirih. Suaranya masih tertahan karena isakan. Ia
kembali menunduk membenamkan wajahnya.
Suho
berjongkok didepan Jikyung. Mencoba mengangkat wajah Jikyung agar menatapnya. Ia
tersenyum miris mendapati wajah Jikyung yang memerah dan basah dengan air mata.
Matanya sembab dan sedikit bengkak karena banyak menangis.
“Mi..hiks..
mianhae, Suho-ah hiks.. ak..aku.. aku menghancurkan.. hiks pekerjaanmu.“
Jikyung berucap tertahan isakkannya. Bola matanya bergerak mencari objek
lain, tak berani menatap Suho.
“A..aku
tidak tahu..kalau kau sudah bertunangan.. mianhae, tunanganmu benar.. aku.. aku
bukan model professional.. ak.. aku mungkin hanya akan merusak pekerjaanmu..
dan.. merugikanmu” Jikyung masih berusaha berbicara. Menunduk.
“Jikyung-ah…”
Suho mulai berbicara.
“Tap..tapi..
aku tidak apa-apa.. ak.. aku tahu.. aku belum cukup.. menjadi model yg baik..
mianhae.. ak- mmph..”
CHU~
Ucapan
Jikyung terpotong ketika Suho menarik dagunya dan menciumya lembut. Jikyung
hanya bisa membulatkan matanya terkejut dengan tindakan Suho yang tiba-tiba
ini.
“Sudah
tenang?” tanya Suho lembut setelah melepaskan tautannya.
Jikyung
terdiam tak menjawab. Dirinya masih shock karena kejadian beberapa detik tadi.
“Apa
aku bisa menjelaskan semuanya sekarang?” Tanya Suho lembut sambil mengusap
pelan pipi Jikyung yang basah dengan air mata.
“Dengarkan
aku, Jikyung-ah…” Suho menyamankan dudunya dihadapan Jikyung. Tangannya
menggenggam tangan Jikyung memastikan bahwa yeoja itu mendengarkannya.
“Aku
dan Soo Yeon, memang bertunangan…” mulai Suho. Ia merasakan tangan yang berada
di genggamannya menegang.
“Tapi,
itu bukan pertunangan yang aku inginkan…” Lanjutnya. Jikyung mendongakkan
kepalanya. Berusaha keras menatap Suho.
“Dulu,
kami adalah rekan kerja. Dia adalah model tetap di agensiku. Sekedar info kalau
dia adalah anak dari pemilik perusahaan yang menaungiku.” Suho mengeratkan
genggamannya. Mencoba memberikan ketenangan.
“Dan
aku tak tahu bagaimana awalnya. Tiba-tiba saja aku dipanggil pemilik
perusahaan, dan dia berkata bahwa ia akan menjodohkanku dengan Soo Yeon. Aku
tentu saja menolak. Tapi dia mengancam akan memecatku jika aku menolaknya. Aku
tak bisa berkutik karena ini pekerjaanku satu-satunya.” Suho menghela nafas
pelan. tangannya perlahan bergerak menghapus lelehan air mata di pipi Jikyung.
“Awalnya
aku mencoba menerima pertunangan itu. Aku mulai mencoba mencintainya. Tapi aku
tidak bisa. Sekeras apapun aku berusaha.”
“Sampai
aku tahu tujuan sebenarnya. Soo Yeon ingin bertunangan denganku karena ia ingin
mendongkrak popularitasnya. Saat itu aku dikenal sebagai fotografer handal di
Swiss. Dan reputasi Soo Yeon saat itu menurun karena banyak talenta baru yang
bersaing dengannya. Ia merasa tersaingi, dan dengan kuasa yang dimiliki orangtuanya
ia mengangkat reputasinya. Tentu saja media memberitakan hal ini. Setiap hari
aku melihat di highlight majalah atau tabloid, berita soal model Soo Yeon
bertunangan dengan Fotografer muda berbakat yang saat ini naik daun.” Suho
menatap dalam mata Jikyung.
“Sekarang
aku jengah. Aku ingin sejenak melupakan kehidupanku dan pulang ke negaraku. Dan
kebetulan saat itu Chanyeol menawari pekerjaan padaku. Tentu saja aku
menerimanya.”
“Dan
aku tak menyangka bahwa langkah yang ku ambil ternyata benar. Di pekerjaan yang
diberikan Chanyeol, aku menemukan yeoja yang berhasil membuat ku merasa degupan
kencang disini.” Suho menarik pelan tangan Jikyung dan menempelkannya pada dada
sebelah kirinya.
Jikyung
dapat merasakan detak jantung Suho yang berdetak kencang tak beraturan.
“Dan
yeoja itu selalu berhasil membuat dada ini bergemuruh setiap kali aku berada
didekatnya. Dan membuat dada ini sesak setiap kali aku tak bertemu dengannya.“
Suho masih menatap Jikyung dalam. Mencoba meyakinkan yeoja itu kalau ia tidak
membual.
“Yeoja
itu sangat cantik.. aku suka diam-diam mengambil fotonya. Sepertinya sudah
menjadi hobi baruku mencuri-curi potretnya..”
“Dan
sekarang aku menyadari kalau aku menyu.. ah tidak, aku mencintainya.. sangat
mencintainya..” lanjut Suho. Ia mengeratkan genggamannya pada tangan Jikyung
yang masih berada di dadanya.
“Dan
sekarang aku marah pada diriku sendiri karena aku dengan jelas melihatnya
menangis. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri..” Suho Kembali mengusap
pelan pipi sembab Jikyung.
“Saranghae,
Kim Jikyung.. Jeongmal Saranghae..” Ucap Suho lembut. Jikyung tidak dapat
menahan airmata yang sedari tadi mendesak untuk keluar.
“Hiks..
hiks…” Suho terkejut melihat Jikyung terisak. Ia segera merengkuh tubuh itu
membawanya kedalam dekapan hangatnya.
“Uljima,
nae sarang.. mianhae.. aku membuatmu menangis seperti ini…” Ucap Suho sambil
mengelus rambut dan punggung Jikyung.
“Hiks..
aku.. aku menangis karena bahagia.. Suho pabbo..!” Akhirnya Jikyung bersuara.
Suho
tersenyum, ia menghela nafas lega dan mengeratkan pelukannya.
“Nado
saranghae, Suho-ah..” Jikyung melingkarkan tangannya ke punggung Suho dan
membalas pelukan namja itu.
Suho
melepaskan pelukannya. Perlahan ia menarik dagu Jikyung lembut dan membawanya
pada kecupan yang manis. Mereka saling menyalurkan betapa besar perasaan mereka
lewat tautan kecil itu.
“Tapi..
Suho-ah.. bagaimana Soo Yeon-ssi…?” tanya Jikyung.
“Ah,
menyebut namanya membuat suasana ini terganggu…” jawab Suho.
“Ah..
mianhae..”
“Haha.. gwaenchana.. aku sudah mengatakan apa
yang sebenarnya ingin aku katakana padanya. Dan dia sudah sadar dan mengerti,
bahwa popularitas tidak akan bisa di dongkrak secara instan. Dan dengan itu,
aku berhasi lepas darinya.” Jawab Suho sambil mengusap pucuk kepala Jikyung
sayang.
Jikyung
tersenyum lega. Ia senang mendapati perasaan Suho yang sebenarnya padanya. Ia
merasa sangat senang.
.
.
.
.
.
Tanpa
mereka berdua ketahui dari jarak yang cukup jauh terlihat Eunjae dan Chanyeol
serta beberapa orang kru menyaksikan mereka. Eunjae dan Chanyeol tersenyum
senang.
“Haah…
aku merasa seperti cupid..” Ucap Chanyeol.
“Waeyo?”
tanya Eunjae.
“Yah…
aku yang mempertemukan mereka.. hahaha” tawa Chanyeol.
Eunjae
ikut tertawa. Terlihat para kru membubarkan diri dari sana.
“Dan
sepertinya pemotretan kita di Jeju berakhir…” lanjut Chanyeol.
“Hm?
Kenapa? Bukannya kita masih punya jadwal sampai minggu depan?” tanya Eunjae.
“Aku
sudah menemukan foto yang bagus..” Jawab Chanyeol sambil menunjukkan sebuah
foto di kameranya. Eunjae yang melihatnya tersenyum.
“Ne,
ini foto terbaik yang pernah kulihat… hahah” Komentar Eunjae.
“Haaah…
akhirnya semua selesai.. chagiyaa aku lelaah.. ayo kita kembalii…” Chanyeol
mulai merajuk.
“Haha..
ne, ayo Chanyeollie.. ehmm.. apa kita perlu memesan menu special di restoran
malam ini untuk merayakan mereka berdua?” tanya Eunjae sambil melingkarkan
tangannya di pinggang Chanyeol.
“Ide
yang bagus…” Respon Chanyeol sambil melingkarkan tangannya di bahu Eunjae,
mendekatkan yeoja itu padanya.
Mereka
berdua berjalan beriringan kembali ke hotel.
Oke,
mari kita tinggalkan pasangan ini dan kembali pada Suho-Jikyung…
Jikyung
sedang melihat foto-foto di kamera Suho. Banyak sekali foto dirinya disana. Suho
benar-benar hobi memotretnya. Mereka sekarang masih berada di tebing tadi,
menyaksikan matahari yang mulai terbenam. Semburat oranye yang indah serta
deburan ombak yang menabrak batu menambah romantic suasana.
Jikyung
berhenti di salah satu foto, ia ingat foto itu, dirinya yang sedang memakai
kaus tanpa lengan dan duduk di pasir. Foto itu diambil candid. Ia ingat betul
kapan foto ini diambil.
“Omo!
Kau namja yang waktu itu memotret di pantai?” tanya Jikyung.
“Ne,
aku tak sengaja melihatmu dan tertarik mengambil gambarmu. Aku tak menyangka
kalau yeoja yang pertama kali menarik perhatianku itu sekarang berada
disampingku…” Jawaban Suho membuat kedua pipi Jikyung bersemu merah. Jikyung
kembali menekan tombol next untuk melihat foto selanjutnya.
Tiba-tiba
matanya membulat melihat foto yang sekarang tampak. Foto itu menampilkan
dirinya yang sedang tertidur. Jikyung lupa kapan foto ini di ambil.
“Ya!
Kenapa kau ambil foto saat aku tidur!!”
“Karena
saat itu kau terlihat sangat lucu… aku refleks langsung mengambil kameraku
dan.. ya.. begitulah…”
“Ish..”
“Hahaha..
bahkan saat tidurpun kau menarik perhatianku, Chagiya…” Ucap Suho sedikit
menggoda Jikyung.
“Aish!!
Aku membencimu Kim Joonmyeon!!” Pekik Jikyung kesal.
“Aku
juga mencintaimu Kim Jikyung…..” Suho mencuri kecupan singkan di pipi Jikyung.
“YA!”
“Hhahaha…”
.
.
.
.
.
.
Seoul,
08.30 AM
Jikyung
dan Suho baru tiba di studio. Mereka datang kesana karena diberitahu kalau
majalah edisi musim panas sudah terbit. Jikyung sedikit tidak mengerti Chanyeol
dan Eunjae mengatakan kalau sesi pemotretan di Jeju sudah selesai. Padahal
Jikyung dan Suho tahu masih ada beberapa sesi lagi yang harus di kerjakan.
“Jadi,
foto mana yang kau pilih, Chanyeol-ah?” Tanya Suho setelah mereka duduk di Sofa
panjang yang berada di ruangan Chanyeol.
“Ini,
lihatlah…” Eunjae menyerahkan sebuah majalah yang masih baru.
Mata
Suho dan Jikyung membulat. Mereka lihat cover majalah berhighlight ‘Romantic
Summer’ itu. Disana terpampang siluet dua orang yang sedang berciuman diatas
tebing ditepi pantai. Dengan background pemandangan sunset yang menakjubkan.
Suho dan Jikyung tahu betul kapan foto ini diambil dan siapa orang yang menjadi
siluet itu.
“Ka..
kalian.. me..me.. mengintip..” ucap Jikyung terputus merasakan pipinya memanas.
“Kami
tidak mengintip, Jikyung-ah.. hanya tak sengaja menemukan objek yang bagus…”
Jawab Chanyeol enteng disambut anggukan dan senyum jahil Eunjae.
“Itu
sama saja, Pabbo!” Umpat suho.
Dua
orang yang duduk didepan mereka sudah ber blushing ria. Membuat Chanyeol dan
Eunjae terkekeh.
“Aku
menunjukkan foto itu pada Sajangnim dan dia langsung menyetujui foto itu untuk
cover edisi ini.. haha” Jelas Chanyeol. Suho dan Jikyung semakin menunduk.
“Ya!
Kenapa kalian menunduk seperti itu.. Chukkhae… proyek ‘Romantic Summer’ kita
menjadi Real dengan jadinya pasangan baru..” Ucap Eunjae.
“Ish..
onnie..” Gumam Jikyung pelan.
“Hahaha…
mianhae.. tapi respon pembaca sangat bagus… kita berhasil..” Ucap Chanyeol.
“AISSH!!
Kalian berdua! Segeralah menikah! Aku yakin anak kalian nanti akan sama
jahilnya! AARRGH aku tidak bisa membayangkan ada orang yang memiliki gabungan
sifat kalian…!!!!” Teriak Jikyung frustasi. Dan hanya di sambut gelak tawa dari
Chanyeol dan Eunjae. Suho pun ikut tertawa. Ah.. yeojanya ini sungguh
menggemaskan.
SPLASH!!
Jikyung menatap horror kearah Suho yang baru saja mengambil fotonya.
Jikyung menatap horror kearah Suho yang baru saja mengambil fotonya.
“Aigoo….
Bahkan saat marah pun kau menarik perhatianku, Chagiya…” ucap Suho.
“YA!!
HAPUS ITU… Kemari kau SUHO!!!!” Jikyung berdiri berusaha meraih kamera di
tangan Suho. Masih dengan iringan gelak tawa dari Chanyeol dan Eunjae.
.
.
.
.
.
Yah..
sebuah akhir yang manis, bukan?
END
Fyuhh…
*lap keringat*
*kibas
rambut*
Kurang
manis kaah??
Hehe
Saya
bikinnya gemeteraaann hahaa
Gomawo
udah baca :D
RCL
yaaa readersdeul tercintahhhh
Kecup
basah dari author kece badaaaii
.
.
.
aaaa ndeeennn tengkyuuu ,td hampir berkaca2 nih terus seneng deh :**
BalasHapus