SPLASH! Catching Your Heart


Title : Splash!! Catching Your Heart
Author : Nenden Nurpuji Hasanah (@Nenden_Hasanah)
Main Cast : Kim Joonmyeon (Suho) EXO-K, Kim Jikyung (OC)
Other Cast: Park Chanyeol EXO-K, Kim Eunjae (OC)
Genre : Romance
Rate : T (PG-16)
Length : Oneshoot, longshoot
Disclaimer : The casts belongs to God and their parents, the story is mine

Cuap-cuap Author: Anneyooong… author cantik badaaaiii kembali dengan ff baruuu yeeeii yeeei yeeeeiii
Disini saya ingin menampilkan moment yang manis-maniis… tapi sepertinya gagal tapi mending baca saja dulu hehee.. Warning! Sorry for typos, bahasa ngga baku de el el…

Okelah jangan banyak buachott.. cekidot sajahh :D



Happy Reading :D









Matahari mulai menunjukkan keperkasaannya pagi itu, dengan angkuhnya memamerkan sinar teriknya yang menghangatkan pagi dingin itu. Awal musim panas di Korea selatan. Oke, kita beralih ke sebuah gedung apartemen yang cukup mewah berada di tengah-tengah hiruk pikuk kota Seoul. Lebih masuk kedalam sebuah ruangan didalam apartemen itu, sebuah ruangan bernuansa soft orange yang feminine dan terlihat sangat nyaman.

Seorang yeoja terlihat menggeliat tak nyaman ketika merasakan sinar matahari memaksa masuk ke kelopak matanya sehingga mau tak mau yeoja itu membuka matanya. Ia menguap sedikit dan mengerjapkan matanya pelan membiasakan sinar yang masuk, mengucek sedikit matanya dan menggeliat meregangkan badannya dan menyingkapkan selimut tebal berwarna pink itu.

“Sudah bangun, nona pemalas?” yeoja itu mengalihkan pandangannya pada pintu kamarnya. Ia mendapati seorang yeoja tengah berdiri bersandar di pintu itu.

“Aish.. Eunjae onnie.. kau mengganggu ritual pagi cantikku!” Dengusnya kesal karena ritual paginya –yang menurutnya akan menambah kecantikan- terganggu.

“Apa yang kau sebut ‘ritual pagi cantik’ itu? Kau malah terlihat mengerikan dengan cara menguapmu seperti monster pemangsa anak kecil di malam hari, kau tahu?” Ucap Eunjae sedikit menggoda.

“Ya! Apa maksudmu Park Eun Jae?! Tidak lucu!” Yeoja itu mengerucutkan bibirnya imut. Menekankan kata-katanya pada nama yeoja yang bersandar di pintu kamarnya itu.

“Jangan mengganti nama orang sembarangan! Tidak sopan! Namaku Kim Eun Jae! Seenaknya saja mengganti namaku!” balas Eunjae.

“Ne..ne… sebentar lagi namamu akan berubah menjadi Park Eun Jae.. apa aku salah?” Yeoja itu mengerlingkan matanya menggoda Eunjae. Eunjae tak dapat menyembunyikan semburat merah di pipinya.

“A..ah sudahlah! Lebih baik kau mandi sekarang Kim Ji Kyung! Aku akan menyiapkan sarapan. Palli!” Eunjae berlalu dari kamar Jikyung, meninggalkan yeoja itu yang sedang tertawa pelan menyaksikan tingkah manajernya itu.

“Cepatlah kau menikah dengan Park Chanyeol-mu itu, onnie!!” teriak Jikyung dari dalam kamarnya menggoda Eunjae dengan menyebut nama kekasih Eunjae.

“SHUT UP AND HURRY UP KIM JI KYUNG!!!” teriak Eunjae dari arah dapur.

Jikyung terkekeh dan segera beranjak ke kamar mandi.

Kim Ji Kyung, yeoja berusia 19 tahun, seorang model salah satu majalah mode yang terkenal di Korea. Karirnya saat ini sedang melejit. DI usianya yang muda ia sudah bisa mendapatkan penghasilan yang lebih dari cukup untuk mencukupi hidupnya. Ia dapat membeli apartemen sendiri. Orang tuanya tinggal di Busan, dan ia pastinya dapat pula membantu menghidupi keluarganya disana. Di Seoul, ia tinggal sendiri, meski tetap dalam pengawasan Kim Eun Jae, kakak sepupunya sekaligus manajernya yang 2 tahun lebih tua darinya. Karena biar bagaimanapun Ji Kyung tetaplah yeoja kecil yang masih harus diawasi, setidaknya begitu pemikiran Eun Jae.

“Onnie.. ada apa datang pagi-pagi sekali?” Tanya Jikyung ketika ia duduk di meja makan menyantap sarapannya.

“Lalu.. ada apa dengan koper-koper itu?” Belum sempat Eunjae menjawab, Jikyung sudah menyambar dengan pertanyaan lain seraya melihat 2 buah koper yang berjejer di ruang tengah.

“Hari ini kita akan pergi ke Jeju dan berada disana selama kurang lebih satu bulan…” jawab Eunjae menyeruput kopinya juga sambil membolak-balik kertas buku catatan kecilnya, sesekali menuliskan sesuatu, memantau jadwal Jikyung.

“Mwo? Ke Jeju? Kenapa tiba-tiba?” Tanya Jikyung.

“Tentu saja liburan….”

“Hah? LIBURAN?? Jinjjaa??!” Jikyung hampir saja melompat dari kursinya. Ia terlihat sangat senang.

“Dan bekerja…” Lanjut Eunjae menyelesaikan perkataanya.

Seketika raut wajah Jikyung berubah murung.

“Yaaaah…. Itu sih bukan liburan..” ucapnya lemas sambil memasukan sepotong kimbap kedalam mulutnya.

“haha.. tenang saja Kyungie-ah.. kau tetap bisa liburan disana.. Biarpun tetap sambil bekerja, setidaknya kau bisa sedikit melepaskan penatmu disana..” Ucap Eunjae sambil sedikit mengacak rambut Jikyung.

 Jikyung POV

Sekarang aku sedang berada di kursi pesawat menuju pulau Jeju. Jejuuu I’m comiiingg… yah biarpun kesana untuk bekerja juga, setidaknya aku bisa refreshing. Eunjae onnie benar, aku membutuhkan sedikit penyegaran ditengah pekerjaanku. Tapi tunggu.. ada yang aneh, dimana Chanyeol oppa dan para kru nya?

“Onnie.. apa Chanyeol oppa dan para kru tidak ikut?” tanyaku.

“Oh, iya aku lupa memberitahukanmu, Chanyeol pergi lebih dulu kemarin, dia yang menyiapkan segalanya disana, begitu pula para kru kita. Dan katanya dia pun akan bertemu sepupunya yang baru pulang dari Swiss…” Jelas Eunjae onnie.

Aku mengangguk. Yaa bisa kau tebak, Chanyeol oppa adalah kekasih Eunjae onnie, Eunjae onnie adalah manajerku dan Chanyeol oppa adalah fotograferku. Dia juga yang mengelola proyek pemotretan untuk majalah di perusahaan yang menaungiku ini. Haha mereka sudah seperti appa dan umma ku saja. Entah kapan mereka akn menikah padahal cincin tunangan mereka sudah bertengger manis di jari tangan mereka.

“Aku baru tahu kalau Chanyeol oppa punya saudara di Swiss…” kataku sambil menyandarkan punggungku di sandaran kursi.

“Ne, haha entahlah, aku pun belum pernah bertemu sepupunya itu..” ucap Eunjae onnie tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah yang ia baca.

“Kau payah onnie.. masa sanak saudara calon suamimu sendiri kau tak tahu?”

“Berhenti menggodaku Kim Jikyung.”

“hahaha.. ne..ne.. mianhae.. hahaha” Aku terkekeh. Senang sekali menggoda onnie-ku ini.

Jikyung POV end

Author POV

Jikyung dan Eunjae sudah sampai di hotel yang telah disiapkan Chanyeol. Mereka langsung menuju kamar mereka, merapikan barang-barang yang mereka bawa dan beristirahat sejenak.

“Kyungie-ah, kau punya waktu bebas sekarang, aku akan bertemu Chanyeol dulu membicarakan jadwal pemotretanmu, kau boleh bermain sepuasmu, tetapi kau harus sudah kembali ke hotel pada jam 5 sore, arra?” jelas Eunjae.

“Jinjja? Gomawo onnie! Tenang saja aku tidak akan mengganggu kencanmuuu” pekik Jikyung sambil menghambur memeluk Eunjae.

“Si..siapa yang kencan, Kyungie…”

“Kau dan Chanyeol oppa tentu saja~~ Aku mengerti kalian bisa memanfaatkan waktu berdua untuk berkencaan..” Jikyung mengerlingkan matanya dan terkekeh melihat pipi Eunjae yang bersemu merah.

“A..ah.. sudahlah aku akan pergi dulu…” Eunjae kemudian segera berlalu.

“Selamat berkencan onnie…!!” Teriak Jikyung sebelum yeoja itu bersiap-siap. Ia tentu saja takkan melewatkan waktu seperti ini.

Jikyung keluar menuju pantai. Ia kini mengenakan kaus longgar tanpa lengan berwarna abu yang menutupi sebagian pahanya, dipadu jeans pendek diatas lutut dan sandal santai. Penampilan yang sangat nyaman di hari terik seperti ini.

Jikyung berjalan mengitari tepi pantai menikmati angin disana. Rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja, poni panjangnya ia ikat keatas memperlihatkan kening lebarnya. Ia duduk diatas pasir putih dan memainkannya.

“Huaaaahh andai setiap hari seperti ini….” Gumamnya pada dirinya sendiri.
.
.
.
.
.
Seorang namja berambut ikal kemerahan terlihat sedang berjalan-jalan ditepi pantai. Sesekali ia mengangkat kamera yang tergantung di lehernya ketika ia menemukan objek yang bagus. Tiba-tiba pandangannya terhenti ke satu titik. Ia mengarahkan lensanya pada satu titik itu, berkali-kali ia memutar lensanya mencari focus yang bagus..

SPLASH!

Ia berhasil mengambil objek itu dengan sempurna. Ia tersenyum melihat hasil jepretannya.

“Cantik..” Ucapnya dengan suara merdunya.

Namja itu berjalan memutar menjauhi tempatnya sekarang. Ia masih saja mengambil objek objek yang menurutnya bagus.

“Ya! Suho-ah!” Namja itu menengok mendengar seseorang memanggil namanya. Terlihat seorang namja jangkung berambut ikal coklat sedikit berlari mendekatinya.

“Chanyeol-ah..” Namja itu menggumam.

“Ah.. aku mencarimu kemana-mana ternyata kau disini..”

“Aku bosan di hotel, aku berjalan-jalan sebentar sambil mencari tempat yang tepat untuk pemotretan nanti..” jawab Suho, nama namja itu.

“Sebaiknya kita kembali ke hotel, Eunjae sudah tiba disini.” Ajak Chanyeol.

Suho dan Chanyeol berjalan beriringan kembali ke hotel.
.
.
.
.
.
Jikyung menarik nafasnya dan membuangnya lembut. Menikmati hembusan angin pantai yang menyejukkan. Kakinya memainkan pasir putih yang menggelitik. Perhatiannya tertuju pada seorang namja yang berjalan pelan sambil menenteng sebuah kamera ditangannya. Berkali-kali ia terkekeh menyaksikan ekpresi namja itu yang menurutnya lucu. Perhatiannya kembali ke tengah laut yang luas, tanpa ia sadari ia tengah menjadi objek sebuah kamera.

Jikyung berlari kecil menuju hotelnya. Sepertinya ia terlalu asyik dengan waktunya sehingga melupakan batas waktu yang diberikan Eunjae padanya.

“Semoga Eunjae onnie tidak marah…” Gumamnya.

CKLEK

“Onnie….” Ucap Jikyung setelah membuka pintu kamar hotelnya dan sedikit melongokkan kepalanya.

“Onnie belum pulang kah?” ucapnya lagi seraya masuk dan menutup pintu.

“Syukurlah..” lanjutnya sumringah dan langsung menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka.

“Kyungie kau sidah pulang?” Terdengar suara Eunjae dari arah pintu, sepertinya ia juga baru pulang.

“Ne, onnie..” Jawab Jikyung yang masih berada di kamar mandi.

“Cepat bersiap-siap.. kita akan bertemu Chanyeol dan Suho..”

“Suho? Nugu?” Jikyung keluar dari kamar mandi sambil mengusap wajahnya dengan handuk.

“Sepupu Chanyeol dari Swiss, tadi aku sudah bertemu dengannya. Aku menjemputmu sekalian kita makan malam bersama, kajja, cepatlah bersiap-siap..” Eunjae sambil merapikan jaketnya.
.
.
.
.
.
Jikyung dan Eunjae memasuki restoran berkelas yang ada dalam hotel itu. Mata Eunjae segera berkelana mencari Chanyeol dan Suho. Dan tersenyum setelah menemukan mereka. Ia lalu menarik lengan Jikyung dan berjalan menuju meja dimana Chanyeol dan Suho berada.

“Chanyeollie…” ucap Eunjae sambil menepuk bahu Chanyeol. Membuat namja tampan itu menengok.

“Ah.. chagiya.. duduklah..” Chanyeol menggeser kursi untuk Eunjae dan Jikyung.

“Anneyong Chanyeol oppa” Sapa Jikyung setelah ia duduk disebelah Eunjae.

“Anneyong Kyungie.. bagaimana keadaanmu? Ah.. maaf mendadak membawamu ke Jeju untuk bekerja seperti ini. Sajangnim memintaku segera menyelesaikan proyek untuk edisi musim panas kita..” Ucap Chanyeol.

“Ah, gwaenchana oppa, aku senang, lagipula aku sudah jarang sekali ke pantai seperti ini…” Jawab Jikyung.

“Yeollie, dimana Suho?” Tanya Eunjae.

“Dia sedang ke toilet sebentar, emh.. ah itu dia!”

Terlihat seorang namja berkulit putih cerah berjalan menghampiri meja mereka, senyuman lembut terpatri diwajah tampannya.

“Anneyong, Suho imnida” Ujarnya seraya mengambil tempat duduk disebelah Chanyeol.

“Ah.. langsung saja, jadi begini, proyek kali ini akan kita laksanakan di pantai, konsep kita adalah romantic summer untuk edisi special berikutnya.” Chanyeol mulai menjelaskan.

“Dan, sebaiknya kita berkenalan dulu. Ini sepupuku yang baru pulang dari Swiss, dia fotografer handal, dan kali ini ia akan membantu mengerjakan proyek kita, namanya Kim Joonmyeon atau biasa dipanggil Suho.” Sambungnya, mendengar itu Suho merundukkan tubuhnya dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

“Dan Suho, dia adalah model tetap kita, dia model muda yang sedang naik daun, namanya Kim Jikyung..” Jelas Chanyeol lagi.

“Kim Jikyung imnida..” Jikyung menunduk sopan kemudian menyalami Suho, mereka saling melempar senyum sejenak.

“Ehm, dan.. yang disebelahnya itu, calon saudara iparmu, Suho-ah.. “ Ucapan Chanyeol sedikit melambat mengucapkan itu. Jikyung melirik kesebelah kanannya, ia terkekeh menyaksikan sang manajer kesayangannya blushing ria.

“Anneyong, Noona.. Aku senang kau mau bersanding dengan sepupuku yang sedikit abnormal ini, jeongmal gomawo, Eunjae Noona…” Ucap Suho sedikit melirik jahil Chanyeol. Sedangkan respon Chanyeol hanya tersenyum, tapi ada sesuatu yang akan meledak dibalik senyumnya.

Eunjae buru-buru menyentuh tangan Chanyeol yang disimpan di atas meja, dan memberikan senyumnya mengantisipasi kalau-kalau kekasihnya itu marah-marah.

“Ekhem..” Jikyung berbatuk sedikit melihat ‘pemandangan romantis’ kakak sepupunya itu.

“Jikyung-ssi, mohon kerjasamanya untuk beberapa hari kedepan” Ujar Suho lembut sambil masih memamerkan senyum angelicnya.

“Ne, cheonma, Suho-ssi..” dibalas senyum manis oleh Jikyung.
.
.
.
.
.
.
Suho terlihat sedang berdiri di balkon kamar hotelnya. Matanya terlihat berkutat dengan benda di tangannya. Kamera. Mata itu tak lepas dari layar kecil kamera yang menampilkan potret seorang yeoja yang sedang duduk ditepi pantai diatas pasir. Foto yang ia ambil tadi sore.

“Ternyata kau Kim Jikyung..” Gumamnya masih memandangi foto itu. Sesekali jarinya bergerak menekan tombol untuk men-zoom gambar itu, membuatnya dapat dengan jelas wajah potret itu.

“Cantik..”
.
.
.
.
.
Sudah beberapa kali Jikyung membalik-balikkan tubuhnya di tempat tidur. Entahlah ia sepertinya belum juga menemukan posisi yang nyaman. Atau, ada hal lain yang membuatnya gelisah?

“Aahh.. Suho ituu… Suho ituu… aku merasa pernah bertemu dengannya tapi dimanaa?!” Jikyung masih saja membolak-balikkan tubuhnya sambil memeluk gulingnya.

“Tapi, dia tampan, ya..” Ucapnya entah pada siapa.

Blush..

“Aduh, apa yang kupikirkan sih?” Ia menenggelamkan wajah manisnya di antara bantal dan guling menyadari pipinya yang terasa memanas.
.
.
.
.
.
“Jikyung-ssi, sudah selesai..” Ucap seorang yeoja yang diyakini adalah seorang penata make up. Jikyung mengangguk singkat dan segera beranjak dari tempatnya. Ia mendekati Eunjae yang sedang berbincang dengan Chanyeol sambil menata kamera.

“Onnie..” Sapanya.

“Ah, Kyungie-ah, sudah selesai? Kau duduk saja dulu disana,  settingnya belum selesai.” Ujar Eunjae.

Jikyung menurut dan duduk di kursi dibawah payung. Ia melihat para kru yang sedang sibuk mempersiapkan setting, terlihat sangat serius. Matanya tertuju pada seorang namja yang sedang mengatur kameranya sambil sedikit berbincang dengan Chanyeol. Sesekali namja itu tersenyum membuat matanya membentuk bulan sabit yang manis. Ya, bisa ditebak, itu Suho. Entahlah Jikyung merasa tertarik dengan namja satu itu.

Suho hari ini mengenakan Tshirt putih yang nyaman dipadu celana jeans selutut. Penampilan yang santai namun tak menutupi charismanya.

Tiba-tiba tak sengaja tatapan mereka bertemu. Jikyung yang terkejut buru-buru mengalihkan perhatiannya sambil mengatur detak jantungnya yang entah sejak kapan berdegup kencang seperti genderang mau perang #plak. Sedangkan Suho terkekeh melihatnya.

“… Kyungie…”

“Ya! Kim Jikyung!” Jikyung tersadar dari lamunannya dan mendapati Eunjae berdiri disampingnya.

“melamun, eoh?” Tanya Eunjae penuh selidik.

“Ah. Ani!” Elak Jikyung. Eunjae curiga melihat semburat merah di pipi Jikyung, Matanya berkelana ke sekitar mencari sesuatu yang kiranya menjadi perhatian seorang Kim Jikyung. Dan ia tiba-tiba tersenyum setelah ia tahu kemana arah pandangan Jikyung.

Puk

“Semoga kau melaksanakan pekerjaan ini dengan semangat, ya” Ucap Eunjae sedikit berbisik sambil menepuk pundak Jikyung.

“Kukira konsep kali ini akan berhasi, sangat berhasil..” Sambungnya.

“Ya! Onnie apa maksudmu…?” Tanya Jikyung yang merasa ada sesuatu dibalik perkataan Eunjae.

“Kyungie-ah, ayo, sudah waktunya” Panggil Chanyeol.

“Ah, sudahlah! Kajja Kyungie…” Eunjae mendorong punggung Jikyung.
.
.
.
.
Splash! Splash!

Jikyung berpose dengan manis didepan kamera yang di arahkan Suho, professional. Ditambah dengan hembusan angin alami yang datang dari laut menambah dramatis suasana. Suho dengan cepat terbiasa dengan modelnya ini. Begitupun Jikyung.

“Haaah sepertinya pemotretan kali ini akan berjalan lancer..” Ujar Chanyeol yang terlihat duduk disebelah Eunjae. Mereka berdua sedang duduk di kursi dengan payung yang melindungi mereka dari panas.

“Ne, sepertinya begitu..” Jawab Eunjae sambil memperhatikan Jikyung. “Dan sepertinya kali ini Jikyung sangat menikmatinya.” Sambungnya.


Memang, Jikyung termasuk tipe orang yang tidak mudah terbiasa dengan orang yang baru dikenalnya. Setiap pemotretan pun, dia selalu canggung jika fotografernya itu selain Chanyeol, tapi kali ini sepertinya Jikyung mulai bisa lebih cepat membiasakan diri.

“Apa kau mau membuatkan minuman untukku?” Tanya Chanyeol setelah hening sesaat.

“Tentu.” Eunjae tersenyum dan beranjak dari sana untuk membuatkan minuman untuk Chanyeol.
.
.
.
.
.
“Kau sudah berusaha keras hari ini..” Ujar Eunjae sambil menyerahkan handuk pada Jikyung.

“Ng.. gomawo onnie..” Jikyung mengambil handuk itu dan mengusap keringatnya.

“Cepatlah mandi, kita akan segera makan malam bersama..” Ujar Eunjae sambil membereskan barang-barang yang ada di tempat tidur.

Jikyung hanya mengangguk dan segera melesat ke kamar mandi.
.
.
.
.
.
“Suho-ah..” Namja yang dipanggil itu menoleh mendapati sepupunya berjalan kearahnya. Ia menoleh sebentar lalu kembali menatap kaca dan membereskan kerah bajunya.

“Bagaimana menurutmu?” Tanya Chanyeol.

“Apanya?” Tanya Suho balik tanpa mengalihkan pandangannya.

“Jikyung…” jawab Chanyeol.

Terjadi hening beberapa saat.

“yah.. aku menyukainya, dia model yang professional" Jawab Suho tetap membelakangi Chanyeol, masih focus dengan bajunya.

“Hanya itu?” Tanya Chanyeol penuh selidik.

“Ya, tentu saja.. dia…” Suho menggantungkan kalimatnya. Chanyeol menunggunya melanjutkan kalimatnya.

“Yeoppo… neomu yeoppo..” Lanjutnya. Suho masih membelakangi Chanyeol, tapi dapat Chanyeol lihat kalau pipi Suho kini sudah memerah. Chanyeol hanya terkekeh pelan.

“Segeralah selesaikan dandananmu dan kita akan segera makan malam. Mereka sudah menunggu.” Ujar Chanyeol sambil beranjak dari ruangan itu.

“Ne.” Jawab Suho sebelum Chanyeol benar-benar pergi.
.
.
.
.
.
Sudah beberapa hari mereka menghabiskan waktu di Jeju, pemotretan berjalan dengan lancar. Jadwal kali ini memang sedikit lenggang karena mereka memang bertujuan untuk liburan juga, jadi Eunjae juga melonggarkan jadwal Jikyung untuk membiarkan yeoja itu menikmati waktu liburannya.

Hari itu Jikyung sudah menyelesaikan sesi pemotretannya. Waktu masih menunjukan pukul 3 sore. Masih banyak waktu sampai makan malam. Jikyung baru saja mandi dan mengganti bajunya. Ia segera ke balkon sambil mengeringkan rambutnya. Ia dapat melihat manajernya, Eunjae yang sedang bersama Chanyeol di tepi pantai. Ia tersenyum. Benar juga, mereka pun pasti merindukan satu sama lain. Biarpun mereka setiap hari bertemu disini tapi waktu untuk berdua sangat minim. Pikirnya.

Jikyung keluar kamar dan segera turun, tanpa sengaja ia bertemu Suho.

“Jikyung-ah kau ada waktu luang?” Tanya Suho. Oh sepertinya mereka sudah akrab satu sama lain, terlihat dari panggilan akrab mereka.      

“Ne, tentu.. ada apa?”

“Bagaimana kalau kita pergi berjalan-jalan? Sepertinya menunggu sampai waktu makan malam dengan berjalan-jalan mengelilingi kota tidak buruk. Dan kudengar disini ada pusat pertokoan yang menjual berbagai macam pernak pernik yang bagus.“ Ujar Suho dengan senyumnya.

“Sepertinya menarik.. Kajja..” jawab Jikyung.

Mereka berdua pergi berjalan-jalan setelah mendapat izin dari sang manajer tentunya.

Dan disinilah Jikyung dan Suho menghabiskan waktu mereka. Berkali-kali mereka keluar masuk pertokoan. Tak jarang mereka tertawa ketika menemukan benda yang menurut mereka lucu.

Suho masih terus mengangkat kameranya dan mengambil beberapa moment disana.

“Kau sepertinya tidak bisa lepas dari kameramu…” Ucap Jikyung menyaksikan Suho yang sedang membidik sebuah toko.

“Ne, ini sudah seperti sahabatku. Rasanya, tidak lengkap jika tidak membawa ini. Karena menurutku setiap momen setiap detiknya itu berharga dan perlu diabadikan.” Jelas Suho sambil tersenyum menampakkan angelic smilenya. Membuat Jikyung blushing seketika. Entah kenapa hanya melihat senyumnya saja sudah membuat Jikyung merona.

Mereka kembali berjalan-jalan. Jikyung terlihat antusias memilih berbegai macam pernak pernik yang indah. Kadang ia memekik pelan ketika mendapat sesuatu yang menarik perhatiannya, kadang juga ia cemberut jika mendapati benda yang tak sesuai dengan keinginannya. Membuat Suho yang sedari tadi memperhatikannya hanya terkekeh. Tanpa Jikyung sadari sudah banyak fotonya yang Suho ambil diam-diam.

“Kyungie-ah…” Panggil Suho. Jiyung seketika itu menengok dan..

SPLASH!!

“YEY! Dapat!” Pekik Suho girang karena berhasil mendapat potret sempurna Jikyung.

“Ya! Apa yang kau lakukan? Kemarikan!” Jikyung mencoba mengambil kamera yang dipegang Suho. Tapi tak bisa karena Suho mengangkatnya tinggi-tinggi.

“Eits, tidak bisa…”

“Kau mencuri-curi fotoku!” Rajuk Jikyung masih mencoba meraih kamera itu.

“Biarkan saja, aku akan menyimpannya.” Suho membalikkan badannya membelakangi Jikyung dan melihat hasil jepretannya tadi. Senyum tak bisa disembunyikannya.

“Yeoppo…” Ujar Suho sambil membalikkan badannya dan menunjukkan hasil jepretannya itu pada Jikyung.

Jikyung yang melihatnya hanya diam dan merona.

‘Benarkah itu aku? Apa aku secantik itu? Apa ada yang salah di kamera Suho?’ gumam Jikyung dalam hati menatap figure dirinya itu.

“Kau sangat cantik, Kyungie-ah.. neomu yeoppo…” Ujar Suho. Jikyung menunduk menyembunyikan wajah merahnya.

“Aku akan menyimpannya. Ayo, kita jalan lagi.” Ucap Suho dan mereka kembali berjalan menyusuri pertokoan yang ramai itu.

Keadaan pertokoan itu sangat ramai, sedikit berdesakkan memang. Jikyung tak sengaja tertabrak seseorang, ia hampir saja mencium tanah jika saja tangan Suho tidak segera memeluk pinggangnya, menahan tubuhnya.

“Hati-hati..” Ujar Suho.

“Eh.. ah.. ne.. gomawo...” Ujar Jikyung. Mereka baru sadar kalau jarak mereka kini sangat dekat. Keduanya tidak kuasa menyembunyikan rona merah di wajah mereka.

‘Ya Tuhan, kenapa.. dia cantik sekali.. dilihat dari jarak sedekat ini.. kenapa cantik sekali?‘ teriak Suho dalam hati. Matanya menatap jengkal demi jengkal wajah Jikyung lalu pandangannya berhenti pada bibir Jikyung. Mata itu menatapnya lama, tapi ia buru-buru menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya sebelum sesuatu yang buruk merasukinya dan berbuat yang aneh-aneh.

“Mi..mianhae Jikyung-ah..” Ujar Suho setelah melepaskan tangannya dari pinggang Jikyung.

“N..ne.. Gwaenchana…” Jikyung segera menunduk menyembunyikan rona merah itu. Ia mengatur deru nafasnya karena sesaat tadi ia merasa nafasnya menyangkut di tenggorokan.

“Ehm, sepertinya kita harus segera kembali ke hotel. Langitnya mulai gelap.” Ujar Suho. Jikyung hanya mengangguk mengiyakan. Tiba-tiba saja tangan Suho meraih tangan Jikyung membawanya kedalam genggamannya, dan berjalan disampingnya.

“Agar tidak jatuh lagi.” Ujar Suho singkat tanpa menatap Jikyung. Menyembunyikan rona merahnya lagi.

Selama perjalanan pulang hanya hening yang menemani. Tak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua. Masing-masing masih mengatur deru nafas dan detak jantungnya yang tak bisa di control.

Mereka merasakan setitik air jatuh dari langit, lambat, perlahan makin deras. Mereka segera berlari ke pinggiran toko mencari tempat berlindung. Tak ada yang menyangka akan hujan. Oh ayolah mana ada yang bisa memprediksi hujan kalau kita tidak melihat ramalan cuaca yang sering ditayangkan pagi hari di televisi, kali ini pun mereka hanya memakai pakaian santai yang tidak mungkin bisa untuk mengangatkan tubuh mereka sendiri.

Hujan belum memberikan tanda-tanda akan segera berhenti. Sedangkan keadaan mereka berdua sudah sama-sama kedinginan. Untung saja bagian teras toko ini sangat cukup untuk melindungi mereka dari air hujan.

Jikyung terlihat menggigil, ia berkali-kali menggosokkan kedua telapak tangannya mencari kehangatan. Tak jauh beda dengan Suho yang juga mencari kehangatan. Dengan segera Suho meraih kedua tangan Jikyung dan menggosoknya dengan kedua telapak tangannya. Jikyung yang melihatnya hanya mematung. Suho menggenggam dengan kuat tangan itu dan meniup-niupnya berharap bisa menyalurkan kehangatan.

“Sudah sedikit hangat kah?” Tanya Suho.

“Ne, Gomawo..” Jawab Jikyung tersenyum, dibalas Suho dengan senyum juga. Mereka terus saja bergenggaman tangan, dapat mereka rasakan kehangatan dari tautan kecil mereka.

Hujan sudah terlihat mereda, hanya tinggal gerimis kecil yang masih membasahi bumi. Suho melihat arloji yang terpasang di lengan kirinya. Menunjukkan pukul 6 sore, sudah waktunya mereka pulang. Akhirnya mereka menembus gerimis itu menuju hotel sambil tetap berpegangan tangan.
.
.
.
.
“OMO! Dari mana saja kalian ini?! Kalian hujan-hujanan eoh? Kenapa basah begitu?! Bagaimana kalau kalian sakit??” Ketika mereka sampai di hotel mereka langsung disambut teriakan panik dari Eunjae. Eunjae sudah menunggu mereka sedari tadi, ia sempat uring-uringan ketika hujan turun. Untung saja ada Chanyeol yang dapat menenangkannya sehingga Eunjae tidak sampai menghancurkan seisi hotel saking paniknya. Oke, itu berlebihan.

“Mianhae, onnie..” ujar Jikyung.

“Kami tidak hujan-hujanan, Noona.. kami hanya gerimis-gerimisan..”  

PLETAK!

Suho langsung mendapat jitakan dari Chanyeol karena menjawab sekenanya.

“Aish.. sudahlah yang penting sekarang kalian sudah pulang.. segeralah ganti baju, kalau tidak kalian bisa sak-“

HHUATCHIHH!

Belum sempat Eunjae meneruskan kalimatnya, Jikyung dan Suho tiba-tiba saja bersin. Eunjae menatap horror keduanya.

“Kubilang juga apa.. cepat kaian ganti baju!” Tanpa diperintah lagi Jikyung dan Suho beranjak dari tempat itu menuju kamar masing-masing.

Eunjae menghela nafas dan kembali duduk di sofa. Eunjae dan Chanyeol sedari tadi sedang duduk di lounge hotel selama menunggu Suho dan Jikyung pulang. Chanyeol yang melihat kekasihnya itu segera duduk disampingnya dan mengelus punggung yeoja itu.

“Tenanglah, yang penting mereka sudah pulang, kan?” Chanyeol mengusap lembut punggung yeojanya itu. Ia tahu Eunjae sangat menghawatirkan Jikyung dan Suho.

“Haah.. sepertinya kita harus mengosongkan jadwal untuk besok, Chanyeollie…” ucap Eunjae sambil menatap Chanyeol yang masih mengusap lembut punggungnya.

Chanyeol tersenyum dan mengangguk.

“Ne, sepertinya begitu. Lagipula kita kesini untuk berlibur juga bukan? Jangan terlalu memforsir diri. Toh Sajangnim juga memberikan kita banyak waktu longgar.“ Ucap Chanyeol. Eunjae yang mendengarnya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis.

“Dan.. bagaimana kalau besok kita pergi berkencan?” Tanya Chanyeol.

“Eh.. tapi aku harus…”

“Ayolah chagiya.. apa kau tidak sadar kalau kau mengabaikanku akhir-akhir ini?”

“Eh?”

“Kau tahu, jujur saja aku cemburu. Kita bertemu setiap hari untuk bekerja dan kau selalu sibuk dengan urusanmu…”

Eunjae terkekeh pelan menyaksikan kelakuan kekasihnya yang mendadak kekanakan seperti ini. Ia meraih wajah Chanyeol dan mengecup pipinya pelan.

“Okay.. besok kita kencan, ne?” ujar Eunjae dan seketika itu Chanyeol tersenyum sumringah memperlihatkan gigi-gigi rapihnya.

“Yasudah, kajja kita makan malam, aku sudah lapar. Panggil Suho dan Jikyung..” Kata Chanyeol sambil menggandeng tangan Eunjae menuju ke restoran.
.
.
.
.
.
.
Siang itu sangat terik. Matahari memancarkan kekuasaanya. Seperti tidak pernah terjadi hujan di malam sebelumnya. Terlihat seorang namja dan yeoja sedang duduk bersebelahan diatas pasir dilapisi kursi santai yang yang nyaman dan dilindungi payung yang besar. Mereka terlihat menikmati suasana meskipun sesekali mereka bersin-bersin dan mengusap hidung mereka yang memerah.

“Dan setelah itu Eunjae onnie terus saja memarahiku karena aku ceroboh seperti ini hahaha” –Jikyung.

“Hahaha sama denganmu, Chanyeol juga mengoceh tak jelas karena sudah membuat kekasihnya itu khawatir haha” –Suho.

“Mereka benar-benar seperti appa dan umma kalau begitu haha.. aku ingin segera menarik mereka ke pelaminan!” –Jikyung.

“Tapi untunglah berkat itu kita bisa beristirahat sekarang…” Ujar Jikyung sambil mengusap hidungnya dengan tisu.

“Yeah dan Chanyeol akhirnya bisa berkencan dengan Eunjae noona.. haha aku tahu Chanyeol sangat ingin pergi berdua..” Suho menyandarkan tubuhnya di sandaran. Mereka kembali menikmati hembusan angin pantai yang menyejukkan itu.

Hening kembali merayapi. Mereka benar-benar menikmati waktu senggang ini.

Suho menengok ke samping kanannya. Ia mendapati suara hembusan nafas yang teratur. Ternyata Jikyung tertidur. Angin hari ini memang nyaman. Meskipun hari sangat terik tapi anginnya benar-benar sejuk. Jikyung terlihat pulas. Suho mendekatkan dirinya pada Jikyung. Dengan lembut tangannya menyentuh kening Jikyung.

“Masih demam..” Gumamnya. Ia melepaskan jaketnya dan mengenakannya pada Jikyung. Rasanya tidak nyaman sekali berada dipantai mengenakan jaket tebal seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, gara-gara mereka nekat menembus hujan jadilah mereka terserang flu.                                                           

“Kuantar ke kamar ne? Kau bisa kedinginan lama-lama diluar seperti ini.” Ucap Suho. Dengan pelan ia mengangkat tubuh Jikyung lembut agar tidak membangunkan yeoja itu. Ia menggendong Jikyung a la bridal style dan membawa yeoja itu kembali ke kamarnya. Suho meletakkan Jikyung pelan di tempat tidurnya dan menyelimuti yeoja itu hingga sebatas dada. Suho duduk di kursi meja rias samping tempat tidur Jikyung dan mengusap pelan rambut yeoja itu.

“Kurasa.. aku mulai menyukaimu, Jikyung-ah…” Bisik Suho pelan. Mungkin hanya terdengar olehnya saja.

“Selamat tidur, cepat sembuh ne…” Suho mengecup kening Jikyung sebelum meninggalkan kamar itu. Tidak dipungkiri bahwa ia pun merasa pusing karena flu yang dideritanya. Ia pun kembali ke kamarnya untuk beristirahat.               
.
.
.
.
.
Jikyung, Suho, Chanyeol dan Eunjae saat ini sedang menikmati makan malam. Keadaan Jikyung dan Suho sekarang sudah membaik, sepertinya mulai besok atau lusa mereka bisa melanjutkan pemotretan.

Suasana makan malam kali ini sangat ramai. Ramai oleh celotehan Chanyeol, pertengkaran kecil antara Chanyeol dan Suho yang berebut makanan, Eunjae yang ber blushing ria karena Jikyung terus saja menggodanya, juga obrolan-obrolan dan humor ringan diantara mereka. Suasana yang sangat nyaman malam ini.

“Joonmyunie Oppa..!! Akhirnya aku menemukanmu…!!”

Suasana seketika berubah hening ketika seorang yeoja berambut coklat panjang tiba-tiba datang dan memeluk Suho dari belakang. Suho yang hendak menelan makanannya hampir tersedak. Chanyeol, Eunjae dan Jikyung menatap penuh tanya. Siapa yeoja ini?

“Uh.. kau ini kemana saja… Kenapa tak bilang padaku kalau kau pulang ke Korea… Aku kan mencarimu..”  ujar yeoja itu masih terus bergelayut manja pada Suho. Suho yang masih berada dalam alam kekagetannya hanya mematung.

Jikyung menggenggam sendoknya erat. Ia merasa udara tiba-tiba terasa panas melihat pemandangan didepannya.

“A..ah.. Soo Yeon-ssi ada apa kemari?” Tanya Suho yang sepertinya sudah kembali dari kekagetannya.

“Kau masih bertanya oppa? Ya! Aku mencarimu~” Jawab yeoja yang ternyata bernama Soo Yeon itu.

“Suho-ah… Nugu?” Tanya Chanyeol pada Suho sambil menunjuk yeoja itu.

“Ah! Anneyonghaseyo, Jung Soo Yeon imnida.. aku adalah tunangan Joonmyeon Oppa dari Swiss…” Yeoja itu menjawab pertanyaan Chanyeol sambil membungkuk.

Ucapan yeoja itu otomatis membuat kaget mereka semua. Chanyeol dan Eunjae menatap tak percaya pada Suho dan Soo Yeon. Sedangkan Jikyung? Ia makin mengeratkan genggamannya pada alat makan yang ia pegang. Mendengar pengakuan yeoja itu membuatnya kesal, sebal, marah. Ia merasa matanya memanas. Sesuatu bergerumul mendesak keluar dari kelopak matanya. Entahlah Jikyung tidak mau mendengarnya. Tapi sudah terlanjur ia dengar.

“Ehm.. aku.. aku sudah selesai..” Jikyung mencoba menenangkan dirinya. Ia segera beranjak dari kursinya dan segera berlari dari tempat itu.

“Ya! Jikyungie…!!” pekik Eunjae. Ia akan segera berdiri mengejar Jikyung jika saja tangan Chanyeol tidak menahannya.

“Suho-ah, kau berhutang penjelasan padaku.” Ucap Chanyeol datar lalu mengajak Eunjae pergi dari tempat itu.

Suho masih diam menyaksikan kejadian tadi. Ia sempat melihat Jikyung. Ia melihat airmata turun membasahi pipi Jikyung. Ia tidak bisa mengejarnya. Suho menghela nafas berat. Ia mencoba menenangkan pikirannya.

“Mereka kenapa sih? Tiba-tiba pergi begitu…” ucap Soo Yeon sambil duduk di kursi samping Suho.

“Soo Yeon-ssi, kenapa kau berkata begitu?” tanya Suho masih mencoba tenang. Sebenarnya pikirannya sudah kalut. Ia tak berhenti memikirkan Jikyung. Entahlah sepertinya ia merasa bersalah.

“Apa maksudmu oppa? Bukankah aku memang tunanganmu?” Jawab Soo Yeon.  

Suho hanya menghela nafas berat. Sepertinya sulit berurusan dengan Yeoja didepannya ini. Suho merutuki dirinya sendiri.

‘Jikyung-ah mianhae…’ Gumamnya dalam hati.
.
.
.
.
.
Jikyung bergelung di dalam selimutnya. Ia memeluk erat gulingnya melampiaskan kekesalannya. Airmata yang akhirnya tumpah tak bisa ia hentikan.

Jikyung POV

‘Suho sudah punya tunangan?’

‘bukannya dia menyukai… ah..tidak.. aku terlalu percaya diri’

‘Bahkan Suho belum pernah mengatakan bagaimana perasaanya padaku’

‘bodohnya aku berpikir kalau dia menyukaiku’

‘Aku terlalu percaya diri dengan kedekatan kita’

‘padahal aku menyukainya. Ah tidak.. Aku mulai mencintainya, Tuhan.. tapi aku terlalu percaya diri menyimpulkan bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama padaku…’

‘Bodoh…’

‘Jikyung bodoh..’

‘Pabbo… jeongmal pabboya…’

Jikyung POV end

Author POV

“Hiks..hiks…” Isakan masih terdengar di kamar Jikyung. Eunjae yang sedari tadi berada didepan kamar itu tak berani mengganggunya.

“Bagaimana Jikyung?” Chanyeol menghampiri Eunjae yang menunduk.

“Entahlah, dia belum mau keluar dari selimutnya. Sepertinya ia merasa terpukul..” Jawab Eunjae.

Chanyeol dan Eunjae tipe orang yang sangat peka terhadap sekitarnya. Mereka tahu, bahwa Jikyung menyukai Suho, begitupun sebaliknya. Tapi mereka tak menyangka jika kenyataanya seperti ini.

“Aku kaget, Suho tidak pernah bercerita kalau dia sudah bertunangan. Dan setahuku, Suho bukan tipe orang yang ingin mengekang masa mudanya. AKu yakin ia akan berpikir dua kali soal tunangan.” Ujar Chanyeol. Eunjae meresponnya dengan gumaman singkat.

“Sepertinya jadwal kita harus diundur lagi. Biarkan dia menenangkan diri sejenak.“ Lanjut Chanyeol. Eunjae mengangguk.
.
.
.
.
.
“Bisa jelaskan padaku soal tadi, Suho-ah?” Tanya Chanyeol ketika Suho masuk ke kamar.

“Kau tidak pernah bilang padaku soal tunanganmu..” Lanjut Chanyeol.

“Mianhae, Chanyeol-ah…” Hanya itu yang keuar dari mulut Suho. Chanyeo tahu mungkin keadaanya kurang pas untuk menannyakan lebih. Akhirnya Chanyeol memilih untuk bersiap-siap tidur.
.
.
.
.
.
Sudah 2 hari, Jikyung tidak bertemu Suho. Sebenarnya tidak sepenuhnya juga. Karena Jikyung masih sering melihat Suho, bersama dengan yeoja itu tentunya.

“Jikyung-ah, kau lapar?”Tanya Eunjae ketika ia melihat Jikyung hanya duduk-duduk di balkon kamar hotelnya.

“Ani, onnie.. aku belum lapar” Jawab Jikyung tersenyum.

“Ah, onnie, kapan pemotretannya dimulai lagi?” tanya Jikyung.

“Ah, tenang saja, kau masih bisa menikmati liburan Kyungie-ah. Jangan pikirkan jadwal, ne?” Jawab Eunjae.

“Tidak, Onnie, kita datang kemari untuk bekerja juga kan? Apa besok pemotretannya bisa dimulai?” Tanya Jikyung.

“Eh.. Ta.. tapi…”

“Onnie… please…” desak Jikyung.

“Ah, baiklah.. aku akan bicarakan dengan Chanyeol dan.. Suho” Jawab Eunjae akhirnya dengan memelankan suaranya pada kalimat terakhirnya.

Jikyung tersenyum senang. Benar. Baginya berdiam diri justru tak menghilangkan kekesalannya. Lebih baik menyibukkan diri dengan bekerja. Toh tujuan utama mereka ke Jeju karena pekerjaan kan?
.
.
.
.
.
Semua kru sudah selesai menyiapkan setting. Jikyung pun sudah selesai di make-up. Terlihat Suho yang sedang mengatur letak kameranya. Disebelahnya ada Soo Yeon yang sepertinya tak pernah jauh dari Suho. Jikyung memalingkan wajahnya menghindari pemandangan itu.

“Semua sudah siap, Kyungie-ah…” Ucap Chanyeol sedikit berteriak. Jikyung segera berdiri dan bersiap menuju setting.

Suho menatap Jikyung yang berada tak jauh didepannya. Sungguh ia rindu pada yeoja satu ini. Keberadaan Soo Yeon membuahkan jarak diantara Suho dan Jikyung.

“Mohon bantuannya.” Jikyung membungkuk. Dibalas Suho dengan membungkuk juga.

Suasana pemotretan kali ini sedikit canggung. Ah tidak, bahkan sangat canggung. Tak ada interaksi yang berarti diantara Suho dan Jikyung sebagai fotografer dan modelnya. Jikyung merasa kaku. Apalagi melihat Soo Yeon yang selalu disamping Suho. Mengelap keringat Suho dengan tisu, memberikan air minum, sampai ikut mengatur posisi model. Meskipun Suho mengabaikannya. Tetap saja dimata Jikyung itu menyebalkan.

“Ya! Apa-apaan ini?” Pekik Soo Yeon tiba-tiba membuat semua orang yang disana menatap kearahnya, tidak terkecuali Chanyeol dan Eunjae yang melihat dari luar setting.

Soo Yeon mendekati Jikyung.

“Jikyung-ssi apa kau benar-benar seorang model? Kenapa semua hasilnya jelek! Kau tidak bisa berpose? Model macam apa kau?! Ah.. lihatlah hasilnya! Sangat jauh dari professional!” Ucap Soo Yeon dihadapan Jikyung. Semua orang yang melihatnya terkejut.

“Soo Yeon-ssi, jaga ucapanmu!” Suho mendekat mencoba menjauhkan Soo Yeon dari Jikyung.

“Apa maksudmu oppa? Kau selama ini bekerja dengan model seperti ini?” ucapan Soo Yeon sedikit meninggi.

“Soo Yeon-ssi kumohon jaga ucapanmu!” Suho masih mencoba tenang.

“Oppa! Apa di agensimu tak ada model yang benar-benar professional sehingga membiarkan model seperti ini menjadi model utama?” ujar Soo Yeon sambil menunjuk Jikyung.

“JUNG SOO YEON JAGA UCAPANMU! KAU TAK DENGAR???!” Kesabaran Suho sudah habis. Emosinya tersulut melihat sikap Soo Yeon. Seketika Soo Yeon bungkam. Ia tersentak dengan Suho yang tiba-tiba saja membentaknya.

Suho melihat tubuh Jikyung bergetar, kepalanya menunduk. Suho tahu mood Jikyung belum benar-benar membaik. Ditambah dengan ucapan tak sopan dari Soo Yeon membuatnya bertambah parah. Ia mendekati Jikyung dan memegang bahu yeoja itu.                                                              

“Kyungie, gwaenchana?” tanya Suho lembut. Ia merasakan bahu itu bergetar hebat.

“Mi..mian..hae” Ucap Jikyung dan langsung lari dari tempat itu.

“Jikyung-ah” Suho terkejut dengan tindakan tiba-tiba Jikyung. Ia hendak mengejar yeoja itu tapi lengannya sudah ditarik Soo Yeon.

“Oppa, biarkan saja dia. Lagipula kenapa agensi kalian tidak mencari model yang benar-benar bertalenta…” ucap Soo Yeon.

PLAKK!

Soo Yeon memegang pipi kanannya yang baru saja mendapat tamparan keras dari Suho. Wajah Suho memerah menahan amarah. Semua orang yang melihatnya membulatkan atanya terkejut.

“Oppa! Kenapa kau menamparku?!” pekik Soo Yeon tak terima.

Chanyeol segera menarik lengan Suho kebelakang menyadari keadaan makin tak terkendali. Sedangkan Eunjae sudah dari tadi pergi mencari Jikyung.

“Hey.. hey.. tenang Suho-ah.. jangan lakukan hal bodoh seperti tadi…” Ucap Chanyeol mencoba menenangkan. Suho menarik nafas panjang dan menghentakkannya. Dan mengatur nafasnya yang tersengal.

Para kru yang melihat kejadian tadi hanya diam dan bertanya-tanya. Chanyeol yang menyadarinya memberi isyarat agar para kru membubarkan diri.

“Jangan terbawa emosi, Suho-ah.. selesaikan dengan kepala dingin” Ucap Chanyeol.
.
.
.
.
.
.
Jikyung duduk sambil memeluk kakinya dan membenamkan wajahnya di antara lututnya. Ia menangis. Sekarang ia sedang berada di sebuah tebing. Hanya terdengar suara ombak yang menabrak bebatuan. Ia butuh sendiri sekarang. Ia sadar saat pemotretan tadi ia merasa kaku dan tidak nyaman. Sehingga ia tidak bisa berpose dengan baik.

Memang sejak kedatangan Soo Yeon, Jikyung tidak bisa mendapatkan semangatnya kembali. Ia merasa canggung bertemu Suho. Seperti tadi. Ia merasa tertahan dan terkekang. Apalagi Soo Yeon selalu berkeliaran disekitar Suho. Jujur saja, ia merasa cemburu. Padahal mungkin ia tak berhak merasakannya karena ia bukan siapa-siapa Suho. Tapi inilah yang ia rasakan. Sakit. Kesal. Sebal.

Jikyung masih saja menangis. Entah sudah berapa lama ia berada di tempat itu. Ia butuh sendiri. Dan suara ombak itu sedikit membuatnya tenang.

PUK

Seketika ia merasa hangat. Jikyung mengangkat kepalanya dan mendapati seseorang memakaikan jaket padanya.

“Langitnya makin gelap. Kau bisa kedinginan jika terlalu lama disini..” Ucap seseorang itu. Jikyung tahu siapa dia. Jikyung kenal suara itu. Suara lembut yang selalu ingin ia dengar. Yang selalu berhasil membuat dadanya berdegup kencang. Tapi sekarang justru membuat dadanya sesak ketika mendengarnya.

“A.. apa.. pedulimu?” Tanya Jikyung lirih. Suaranya masih tertahan karena isakan. Ia kembali menunduk membenamkan wajahnya.

Suho berjongkok didepan Jikyung. Mencoba mengangkat wajah Jikyung agar menatapnya. Ia tersenyum miris mendapati wajah Jikyung yang memerah dan basah dengan air mata. Matanya sembab dan sedikit bengkak karena banyak menangis.

“Mi..hiks.. mianhae, Suho-ah hiks.. ak..aku.. aku menghancurkan.. hiks pekerjaanmu.“ Jikyung berucap tertahan isakkannya. Bola matanya bergerak mencari objek lain,  tak berani menatap Suho.

“A..aku tidak tahu..kalau kau sudah bertunangan.. mianhae, tunanganmu benar.. aku.. aku bukan model professional.. ak.. aku mungkin hanya akan merusak pekerjaanmu.. dan.. merugikanmu” Jikyung masih berusaha berbicara. Menunduk.

“Jikyung-ah…” Suho mulai berbicara.

“Tap..tapi.. aku tidak apa-apa.. ak.. aku tahu.. aku belum cukup.. menjadi model yg baik.. mianhae.. ak- mmph..”

CHU~

Ucapan Jikyung terpotong ketika Suho menarik dagunya dan menciumya lembut. Jikyung hanya bisa membulatkan matanya terkejut dengan tindakan Suho yang tiba-tiba ini.

“Sudah tenang?” tanya Suho lembut setelah melepaskan tautannya.

Jikyung terdiam tak menjawab. Dirinya masih shock karena kejadian beberapa detik tadi.

“Apa aku bisa menjelaskan semuanya sekarang?” Tanya Suho lembut sambil mengusap pelan pipi Jikyung yang basah dengan air mata.

“Dengarkan aku, Jikyung-ah…” Suho menyamankan dudunya dihadapan Jikyung. Tangannya menggenggam tangan Jikyung memastikan bahwa yeoja itu mendengarkannya.

“Aku dan Soo Yeon, memang bertunangan…” mulai Suho. Ia merasakan tangan yang berada di genggamannya menegang.

“Tapi, itu bukan pertunangan yang aku inginkan…” Lanjutnya. Jikyung mendongakkan kepalanya. Berusaha keras menatap Suho.

“Dulu, kami adalah rekan kerja. Dia adalah model tetap di agensiku. Sekedar info kalau dia adalah anak dari pemilik perusahaan yang menaungiku.” Suho mengeratkan genggamannya. Mencoba memberikan ketenangan.

“Dan aku tak tahu bagaimana awalnya. Tiba-tiba saja aku dipanggil pemilik perusahaan, dan dia berkata bahwa ia akan menjodohkanku dengan Soo Yeon. Aku tentu saja menolak. Tapi dia mengancam akan memecatku jika aku menolaknya. Aku tak bisa berkutik karena ini pekerjaanku satu-satunya.” Suho menghela nafas pelan. tangannya perlahan bergerak menghapus lelehan air mata di pipi Jikyung.

“Awalnya aku mencoba menerima pertunangan itu. Aku mulai mencoba mencintainya. Tapi aku tidak bisa. Sekeras apapun aku berusaha.”

“Sampai aku tahu tujuan sebenarnya. Soo Yeon ingin bertunangan denganku karena ia ingin mendongkrak popularitasnya. Saat itu aku dikenal sebagai fotografer handal di Swiss. Dan reputasi Soo Yeon saat itu menurun karena banyak talenta baru yang bersaing dengannya. Ia merasa tersaingi, dan dengan kuasa yang dimiliki orangtuanya ia mengangkat reputasinya. Tentu saja media memberitakan hal ini. Setiap hari aku melihat di highlight majalah atau tabloid, berita soal model Soo Yeon bertunangan dengan Fotografer muda berbakat yang saat ini naik daun.” Suho menatap dalam mata Jikyung.

“Sekarang aku jengah. Aku ingin sejenak melupakan kehidupanku dan pulang ke negaraku. Dan kebetulan saat itu Chanyeol menawari pekerjaan padaku. Tentu saja aku menerimanya.”

“Dan aku tak menyangka bahwa langkah yang ku ambil ternyata benar. Di pekerjaan yang diberikan Chanyeol, aku menemukan yeoja yang berhasil membuat ku merasa degupan kencang disini.” Suho menarik pelan tangan Jikyung dan menempelkannya pada dada sebelah kirinya.              

Jikyung dapat merasakan detak jantung Suho yang berdetak kencang tak beraturan.

“Dan yeoja itu selalu berhasil membuat dada ini bergemuruh setiap kali aku berada didekatnya. Dan membuat dada ini sesak setiap kali aku tak bertemu dengannya.“ Suho masih menatap Jikyung dalam. Mencoba meyakinkan yeoja itu kalau ia tidak membual.

“Yeoja itu sangat cantik.. aku suka diam-diam mengambil fotonya. Sepertinya sudah menjadi hobi baruku mencuri-curi potretnya..”

“Dan sekarang aku menyadari kalau aku menyu.. ah tidak, aku mencintainya.. sangat mencintainya..” lanjut Suho. Ia mengeratkan genggamannya pada tangan Jikyung yang masih berada di dadanya.

“Dan sekarang aku marah pada diriku sendiri karena aku dengan jelas melihatnya menangis. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri..” Suho Kembali mengusap pelan pipi sembab Jikyung.

“Saranghae, Kim Jikyung.. Jeongmal Saranghae..” Ucap Suho lembut. Jikyung tidak dapat menahan airmata yang sedari tadi mendesak untuk keluar.

“Hiks.. hiks…” Suho terkejut melihat Jikyung terisak. Ia segera merengkuh tubuh itu membawanya kedalam dekapan hangatnya.

“Uljima, nae sarang.. mianhae.. aku membuatmu menangis seperti ini…” Ucap Suho sambil mengelus rambut dan punggung Jikyung.

“Hiks.. aku.. aku menangis karena bahagia.. Suho pabbo..!” Akhirnya Jikyung bersuara.

Suho tersenyum, ia menghela nafas lega dan mengeratkan pelukannya.

“Nado saranghae, Suho-ah..” Jikyung melingkarkan tangannya ke punggung Suho dan membalas pelukan namja itu.

Suho melepaskan pelukannya. Perlahan ia menarik dagu Jikyung lembut dan membawanya pada kecupan yang manis. Mereka saling menyalurkan betapa besar perasaan mereka lewat tautan kecil itu.

“Tapi.. Suho-ah.. bagaimana Soo Yeon-ssi…?” tanya Jikyung.

“Ah, menyebut namanya membuat suasana ini terganggu…” jawab Suho.

“Ah.. mianhae..”

 “Haha.. gwaenchana.. aku sudah mengatakan apa yang sebenarnya ingin aku katakana padanya. Dan dia sudah sadar dan mengerti, bahwa popularitas tidak akan bisa di dongkrak secara instan. Dan dengan itu, aku berhasi lepas darinya.” Jawab Suho sambil mengusap pucuk kepala Jikyung sayang.
              
Jikyung tersenyum lega. Ia senang mendapati perasaan Suho yang sebenarnya padanya. Ia merasa sangat senang.
.
.
.
.
.
Tanpa mereka berdua ketahui dari jarak yang cukup jauh terlihat Eunjae dan Chanyeol serta beberapa orang kru menyaksikan mereka. Eunjae dan Chanyeol tersenyum senang.

“Haah… aku merasa seperti cupid..” Ucap Chanyeol.

“Waeyo?” tanya Eunjae.

“Yah… aku yang mempertemukan mereka.. hahaha” tawa Chanyeol.

Eunjae ikut tertawa. Terlihat para kru membubarkan diri dari sana.

“Dan sepertinya pemotretan kita di Jeju berakhir…” lanjut Chanyeol.

“Hm? Kenapa? Bukannya kita masih punya jadwal sampai minggu depan?” tanya Eunjae.

“Aku sudah menemukan foto yang bagus..” Jawab Chanyeol sambil menunjukkan sebuah foto di kameranya. Eunjae yang melihatnya tersenyum.

“Ne, ini foto terbaik yang pernah kulihat… hahah” Komentar Eunjae.

“Haaah… akhirnya semua selesai.. chagiyaa aku lelaah.. ayo kita kembalii…” Chanyeol mulai merajuk.

“Haha.. ne, ayo Chanyeollie.. ehmm.. apa kita perlu memesan menu special di restoran malam ini untuk merayakan mereka berdua?” tanya Eunjae sambil melingkarkan tangannya di pinggang Chanyeol.

“Ide yang bagus…” Respon Chanyeol sambil melingkarkan tangannya di bahu Eunjae, mendekatkan yeoja itu padanya.

Mereka berdua berjalan beriringan kembali ke hotel.

Oke, mari kita tinggalkan pasangan ini dan kembali pada Suho-Jikyung…

Jikyung sedang melihat foto-foto di kamera Suho. Banyak sekali foto dirinya disana. Suho benar-benar hobi memotretnya. Mereka sekarang masih berada di tebing tadi, menyaksikan matahari yang mulai terbenam. Semburat oranye yang indah serta deburan ombak yang menabrak batu menambah romantic suasana.

Jikyung berhenti di salah satu foto, ia ingat foto itu, dirinya yang sedang memakai kaus tanpa lengan dan duduk di pasir. Foto itu diambil candid. Ia ingat betul kapan foto ini diambil.

“Omo! Kau namja yang waktu itu memotret di pantai?” tanya Jikyung.

“Ne, aku tak sengaja melihatmu dan tertarik mengambil gambarmu. Aku tak menyangka kalau yeoja yang pertama kali menarik perhatianku itu sekarang berada disampingku…” Jawaban Suho membuat kedua pipi Jikyung bersemu merah. Jikyung kembali menekan tombol next untuk melihat foto selanjutnya.

Tiba-tiba matanya membulat melihat foto yang sekarang tampak. Foto itu menampilkan dirinya yang sedang tertidur. Jikyung lupa kapan foto ini di ambil.

“Ya! Kenapa kau ambil foto saat aku tidur!!”

“Karena saat itu kau terlihat sangat lucu… aku refleks langsung mengambil kameraku dan.. ya.. begitulah…”

“Ish..”

“Hahaha.. bahkan saat tidurpun kau menarik perhatianku, Chagiya…” Ucap Suho sedikit menggoda Jikyung.

“Aish!! Aku membencimu Kim Joonmyeon!!” Pekik Jikyung kesal.

“Aku juga mencintaimu Kim Jikyung…..” Suho mencuri kecupan singkan di pipi Jikyung.

“YA!”

“Hhahaha…”
.
.
.
.
.
.
Seoul, 08.30 AM

Jikyung dan Suho baru tiba di studio. Mereka datang kesana karena diberitahu kalau majalah edisi musim panas sudah terbit. Jikyung sedikit tidak mengerti Chanyeol dan Eunjae mengatakan kalau sesi pemotretan di Jeju sudah selesai. Padahal Jikyung dan Suho tahu masih ada beberapa sesi lagi yang harus di kerjakan.

“Jadi, foto mana yang kau pilih, Chanyeol-ah?” Tanya Suho setelah mereka duduk di Sofa panjang yang berada di ruangan Chanyeol.

“Ini, lihatlah…” Eunjae menyerahkan sebuah majalah yang masih baru.

Mata Suho dan Jikyung membulat. Mereka lihat cover majalah berhighlight ‘Romantic Summer’ itu. Disana terpampang siluet dua orang yang sedang berciuman diatas tebing ditepi pantai. Dengan background pemandangan sunset yang menakjubkan. Suho dan Jikyung tahu betul kapan foto ini diambil dan siapa orang yang menjadi siluet itu.

“Ka.. kalian.. me..me.. mengintip..” ucap Jikyung terputus merasakan pipinya memanas.

“Kami tidak mengintip, Jikyung-ah.. hanya tak sengaja menemukan objek yang bagus…” Jawab Chanyeol enteng disambut anggukan dan senyum jahil Eunjae.

“Itu sama saja, Pabbo!” Umpat suho.

Dua orang yang duduk didepan mereka sudah ber blushing ria. Membuat Chanyeol dan Eunjae terkekeh.

“Aku menunjukkan foto itu pada Sajangnim dan dia langsung menyetujui foto itu untuk cover edisi ini.. haha” Jelas Chanyeol. Suho dan Jikyung semakin menunduk.

“Ya! Kenapa kalian menunduk seperti itu.. Chukkhae… proyek ‘Romantic Summer’ kita menjadi Real dengan jadinya pasangan baru..” Ucap Eunjae.

“Ish.. onnie..” Gumam Jikyung pelan.

“Hahaha… mianhae.. tapi respon pembaca sangat bagus… kita berhasil..” Ucap Chanyeol.

“AISSH!! Kalian berdua! Segeralah menikah! Aku yakin anak kalian nanti akan sama jahilnya! AARRGH aku tidak bisa membayangkan ada orang yang memiliki gabungan sifat kalian…!!!!” Teriak Jikyung frustasi. Dan hanya di sambut gelak tawa dari Chanyeol dan Eunjae. Suho pun ikut tertawa. Ah.. yeojanya ini sungguh menggemaskan.

SPLASH!!

Jikyung menatap horror kearah Suho yang baru saja mengambil fotonya.

“Aigoo…. Bahkan saat marah pun kau menarik perhatianku, Chagiya…” ucap Suho.

“YA!! HAPUS ITU… Kemari kau SUHO!!!!” Jikyung berdiri berusaha meraih kamera di tangan Suho. Masih dengan iringan gelak tawa dari Chanyeol dan Eunjae.
.
.
.
.
.
Yah.. sebuah akhir yang manis, bukan?



END                                                                        






Fyuhh… *lap keringat*
*kibas rambut*
Kurang manis kaah??
Hehe
Saya bikinnya gemeteraaann hahaa
Gomawo udah baca :D
RCL yaaa readersdeul tercintahhhh

Kecup basah dari author kece badaaaii
.
.
.
  

Komentar

  1. aaaa ndeeennn tengkyuuu ,td hampir berkaca2 nih terus seneng deh :**

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer