Hot Cappuccino
Tittle : Hot Cappuccino
Author : NendenNurpujiHasanah @Nenden_Hasanah
Cast : Kris (EXO-M), Choi Sha Na (OC)
Genre : Romance
Rate : T (PG-15)
Length : Oneshoot
Disclaimer : The cast is not mine but the story is full mine
cuap-cuap Author:
Anneyong... saya datang lagi membawakan FF dadakan yang idenya tiba-tiba datang ketika saya sedang berada di warung bakso dan makan bakso kesukaan saya.. ahh pokonya bakso itu enak banget... makanan favorit forever after.. ah jadi curhat... Mianhae.. hehe maafkan saya yang tak sempurna tapi cantik jelita ini #plak *muntah massal*
DAAAANNN!!! Kali ini saya nulis ff ber maincast kan MY ULTIMATE BIAS IN EXO!!!!! KRIIISSS!!! Yeiiiiiii *heboh heboh hebooooh*
Haaah.. akhirnya setelah bertapa di warung bakso (?) bisa juga saya bikin ff dengan cast bias saya YEIII!!!
oke lah cukup bacotnya.. mari kita mulai membaca... WARNING! sorry for typos! Bahasa ngga baku dan berbagai kekurangan lainnya... Keep learning :D
Happy Reading :D
Sha
Na POV
Lagi,
namja itu datang lagi, selalu di waktu yang sama, di tempat yang sama. Dengan
tatapan yang selalu kosong, air muka yang datar. Selalu memesan menu yang sama,
Hot Cappuccino.
Aku selalu memerhatikannya di balik pintu
pantry ini. Namja itu,selalu datang tepat jam 4 sore, dan duduk di kursi pojok
dekat jendela. Entah apa yang ia tunggu. Apa yang sebenarnya ia nantikan.
Aku
tak berniat mendekatinya, tak juga berniat mencari tahu tentangnya. Kenapa?
Jelas.. karena aku tak punya hak untuk itu. Aku hanya peracik minuman di Coffe
shop ini. Dan namja itu adalah pengunjung setia coffe shop ini.
Ia
selalu mengunjungi tempat ini setiap hari. Seperti sebuah kegiatan yang wajib.
Tapi kenapa harus jam 4 sore dan meja pojok dekat jendela? Kuperhatikan pun ia
tak melakukan apa-apa, hanya duduk, memesan, memandang kosong ke luar jendela
sambil sesekali menyeruput Cappuccino-nya. Juga.. pernah sekali kutemukan dia
menengok kekanan-kiri seakan mencari sesuatu, atau seseorang?
“Ehm..
tolong buatkan Hot Cappuccino untuk pelanggan di meja 6, maaf aku sedang
meracik kopi untuk meja 10…” Kataku pada temanku sesame peracik minuman, kali
ini kafe sangat ramai, aku kewalahan mengerjakan pesanan, kafe ini hanya
memiliki 2 orang peracik minuman, termasuk aku.
“Ne..
serahkan padaku, Sha Na-ah…” jawabnya.
“Gomawo..”
Jawabku sambil tersenyum kea rah temanku itu.
Aku
menyerahkan pesanan ke meja sebelum di ambil alih oleh pelayan dan
menyerahkannya pada pelanggan.
Sha
Na POV end
Author
POV
“Maaf,
permisi?” Namja tinggi berambut blonde yang tengah duduk di kursi pojok dekat
jendela kafe itu memanggil seorang pelayan yang baru saja pergi setelah
menyerahkan pesanannya.
“Ne,
ada yang bisa saya bantu, tuan?” Pelayan itu bertanya balik dengan ramah.
“Ehm..
mianhae, apa pembuat kopi yang biasanya tidak ada?” Tanya namja blonde itu
lagi.
“Ah..
maksud tuan? Peracik minuman kami ada, ehm… apa anda merasa kurang puas dengan
minuman kami?” Tanya pelayan itu ramah.
“Ah..
bukan.. rasanya, Cappuccino ini berbeda dari biasanya, aku ingin Cappuccino
yang biasanya, yang dibuatkan orang itu..” jawabnya sambil menunjuk seorang
yeoja yang tengah berdiri di samping meja kasir, terlihat ia sedang
bercengkrama hangat dengan salah seorang pelanggan.
“Ah..
mianhae tuan, karena sesaat tadi kami sangat kewalahan, mungkin peracik kopi
kami sedikit kesusahan, mari, saya akan membawakan anda Cappuccino yang baru..”
kata pelayan itu sambil membungkukan badan sopan sebelum beranjak pergi.
Pelayan
itu masuk ke pantry dan menyerahkan gelas Cappuccino tadi.
“Loh?
Ada apa Baekhyun ah?” Tanya Sha Na ketika mendapati Baekhyun -pelayan itu-
masuk ke pantry sambil membawa secangkir Cappuccino yang masih hangat.
“Ehm..
apa Cappuccino pesanan meja 6 tadi bukan kau yang membuatkan? Sepertinya
pelanggan itu menyukai Cappuccino buatanmu, Sha Na-ah, ia meminta ini diganti
dengan buatanmu…” jelasnya.
“Mwo?
Siapa yang memesan?” Tanya Sha Na sambil melongokan kepalanya ke jendela kecil
yang mengarah ke meja kasir,bisa ia lihat lelaki tampan berambut blonde sedang
menerawang keluar jendela. Sha Na terkesiap sejenak, namja itu, namja yang
belakangan inimembuatnya penasaran. Ia melirik jam tangan yang ada di tangan
kirinya, benar juga, sudah jam 4 lebih..
“Oh..
aku mengerti..” Ujarnya sambil meracik Cappuccino dengan lihai. Baekhyun yang
sedaritadi disampingnya merasa heran.
“Aku
yang akan mengantarkan ini, Baekhyun-ah... Kau layani saja pelanggan yang
lain…” Ujar Sha Na sebelum beranjak dari dapur.
Sha
Na langsung beranjak menuju pelanggannya di kursi pojok tadi membawa nampan
berisi secangkir Hot Capucchino special buatannya.
“Silakan,
tuan ini pesanannya, selamat menikmati…” Sha Na tersenyum sambil meletakkan
cangkir itu di meja dihadapan namja blonde itu.
Namja
itu menengok dan menemukan Sha Na tersenyum dihadapannya. Ia terlihat kaget,
terbukti dari matanya yang membulat. Sha Na membungkukkan badanya sopan dan
segera beranjak dari meja itu sebelum sebuah tangan kekar menarik pergelangan
tangannya, menahannya.
“A..
ada yang bisa saya bantu, tuan?” ujar Sha Na tergagap karena gugup. Rasanya
entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat ini.
“Duduklah
disini.” Jawab namja itu datar, Tapi sorot matanya tajam dan mengunci iris
hitam legam Sha Na seketika.
“Engh..
ta..pi saya masih ada pekerjaan, tuan.. “ Ujar Sha Na sembari mengatur detak
jantungnya.
“Pembeli
adalah raja bukan? Duduklah disini. Temani aku minum kopi.. duduk lah, Sha
Na..” ujar namja itu telak menekankan pada nama Sha Na.
Sha
Na akhirnya duduk meski ia masih bertanya-tanya, kenapa namja ini tahu namanya?
“Ehm..
permisi tuan..” ujar Sha Na mencoba memecahkan keheningan diatara mereka.
“Hmm?”
Jawab namja itu sambil menyeruput Cappuccino itu. Seketika itu ia kembali
menatap Sha Na, dan ketika itu juga Sha Na kembali terkunci dalam tatapan namja
berambut blonde itu. Iris hitamnya seperti menyerap semua pandangan Sha Na
kearahnya
“A..aku..
maksudku, bagaimana kau tahu namaku? Dan.. kenapa..” Ucapan Sha Na terpotong
ketika namja tampan itu tiba-tiba saja menggenggam tangannya.
“Aku
menyukaimu..” Ucapnya masih dengan nada datar. Suara berat itu seakan menekan,
tatapan matanya itu mengintimidasi. Seketika Sha Na membulatkan matanya.
“A..
apa Maksud..mu?” Sha Na makin merasa gemuruh didadanya.
“Aku
menyukaimu, aku mencintaimu, Choi Sha Na..” Namja tampan itu mengeratkan
genggamannya di tangan Sha Na dan kembali menekankan perkataanya pada nama
yeoja dihadapannya ini.
Sha
Na terdiam, ia menundukan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang saat ini
sudah merona merah. Ia tak tahu harus bagaimana. Mendapat pernyataan tiba-tiba
seperti ini dari orang yang belum ia kenal sama sekali, tapi belakangan ini
membuatnya penasaran.
Namja
itu mengusap pucuk kepala Sha Na, tersenyum dan beranjak dari kursinya.
“Gomawo
untuk Cappuccinonya..” ujarnya sebelum pergi.
“Tu..tunggu!”
Sha Na sedikit berteriak.
“Ne?
Wae?” namja itu menahan langkahnya, dan berbalik menatap Sha Na yang kini
berdiri di belakangnya.
“Siapa
namamu?” Sha Na memberanikan diri menatap namja itu meski tetap tak bisa
menyembunyikan rona merah di kedua pipi chubbynya.
“Kris..
Namaku Kris..” Jawab namja itu sambil tersenyum manis. Ia mengelus pipi Sha Na
singkat sebelum pergi keluar kafe. Meninggalkan Sha Na yang masih mematung di
tempatnya.
Author
POV end
Sha
Na POV
Apa
ini? Apa maksudnya…
Seenaknya
saja ia menyatakan cinta seperti itu…
Siapa
dia sebenarnya..
Oh..
kenapa jantung ini tak juga mereda..
“Sha
Na-ah, gwaenchana? Kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Baekhyun yang sedang
berada di dapur menyambutku ketika aku masuk ke tempat ini. Pikiranku masih
dipenuhi kejadian beberapa menit yang lalu.
“Baekhyun-ah..
tolong cubit aku..” kataku sambil tak menatapnya.
“Ha?”
kulihat ia tidak mengerti dengan permintaanku.
“Tolong
cubit aku Baekhyun-ah…” kulihat Baekhyun menggerakkan kedua tangannya ke pipiku
dan menariknya.
“AAAWW!
SAKIT BAEKHYUN-AH!!” jeritku tiba-tiba sambil mencoba melepas tangannya dari
pipiku.
“Ya!
Kau sendiri yang memintaku mencubitmu!” Katanya tak mau kalah.
Aku
masih mengusap kedua pipiku yang makin memanas setelah temanku ini mencubitku.
“Ada
apa Sha Na-ah?” Tanya Baekhyun setelah hening beberapa saat.
“Baekhyun-ah…”
ucapku menggantung.
“Waeyo?”
“Ah..
aku pusing, aku ke toilet dulu. Kembalilah bekerja Baekhyun-ah.” Ujarku langsung
beranjak ke toilet. Tak kupedulikan teriakan Baekhyun dibelakangku. Kepalaku
masih dipenuhi pertanyaan yang bejibun.
Aku
memandangi wajahku di cermin besar di toilet ini. Ah rona merah ini masih belum
hilang. Aku masih berdebar-debar gara-gara kejadian tadi. Kris.. siapa dia? Apa
dia selama ini memperhatikanku? Tidak mungkin ia tiba-tiba saja menyatakan
cinta padaku seperti ini. Apa dia main-main? Ah.. tidak.. tidak.. aku tidak
melihat kebohongan di matanya. Tatapanya.. mengintimidasiku.
Bagaimana
ini, aku bingung…
Sha
Na POV end
Kris
POV
Aku
masih mengatur nafasku yang tersengal karena berdebar-debar. Aku memejamkan
mataku dan merebahkan tubuhku di sofa ruang tamu apartemenku. Akhirnya aku
menyatakannya.. Aku menyarakan perasaanku pada yeoja yang kucintai selama
setengah tahun ini.
Ya,
dia Choi Sha Na.. AKu mencintainya sejak setengah tahun lalu ketika tak sengaja
aku menolongnya ketika ia hampir menjadi korban pelecehan seksual di bis.
Flashback:
on
“Kyaaa!!
Apa yang kau lakukan?!” Aku mendengar teriakan itu didekatku. Kulihat seorang
yeoja tengah kesulitan menghadapi seorang paman yang tengah mendesak tubuknya
ke dinding bis. Bisa kulihat tubuh yeoja itu bergetar hebat menahan tangis.
Tanpa pikir panjang aku langsung mendekat dan melayangkan bogem mentah pada
wajah paman itu. Tapi ternyata ia cepat membalas memukulku tepat di pipiku.
Merasa tertangkap basah paman itu langsung menghentikan bis dan segera keluar
dari bis. Aku menghapus sedikit darah yang keluar dari ujung bibirku, aku
meringis, pipiku ini rasanya ngilu. Aku langsung enghampiri yeoja tadi.
“Gwaenchana?”
aku melihat yeoja itu masih gemetar, wajahnya masih menyiratkan ketakutan.
Isakan kecil sempat lolos dari bibir mungilnya.
Kami
kemudian turun di halte terdekat, kulihat ia masih saja gemetar. Aku langsung
saja merengkurnya berusaha menenangkannya.
“Ng..
go.. gomawo..” Ucapnya parau setelah ia mulai sedikit tenang. Aku membawanya
duduk di halte ini dan melepaskan pelukanku.
“Omo..
kau terluka..! Kau berdarah..” katanya terlihat panik, ia terlihat mengeluarkan
sesuatu dari tasnya dan dengan cekatan mengobati lukakecil di sudut bibirku
ini.
Aku
dapat melihat wajahnya begitu dekat, iris hitam kelamnya yang jernih, mata
bulat, bulu mata yang panjang dan lebat, alis tebal yang melengkung, hidung
yang mungil dan pipi chubby, dan jangan lupakan rambut hitan kelam yang lebat
sepunggung itu.
“Selesai”
ujarnya sambil membereskan peralatannya.
“Gomawo”
kataku.
“Ani!
Harusnya aku yang berterimakasih, kau sudah menolongku.. gomawo, jongmal
gomawo..” katanya sambil membungkuk berkali-kali didepanku. Aku terkekeh pelan,
lucu sekali yeoja ini.
“Omo!
Aku hampir telat!” Katanya sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangan
kirinya.
“Engh..
namaku Choi Sha Na.. gomawo.. mianhae aku harus segera pergi.. gomawo!” Ujarnya
tergesa-gesa sambil berlalu. Aku menyaksikannya menjauh sambil berlari kecil.
Aku terkekeh pelan.
“Choi
Sha Na..” Gumamku pelan, senyumku makin melebar.
“Aw..appo!”
Ah aku lupa luka di bibirku ini.. Aku meraba lukaku, terdapat perekat luka
disana. AKu tersenyum kecil dan segera beranjak ke apartemenku.
Flashback:
off
Dan..
begitulah awalnya aku menyukainya.. sepertinya tak perlu kuceritakan lagi
selanjutnya. Hingga saat ini aku berhasil menyatakannya.
Aku
melirik ke koper besar yang ada di samping tempat tidurku. Aku menghela nafas
pelan. Ya.. ini hari terakhirku disini. Besok aku akan pergi ke Kanada,
melanjutkan studi ku. Hari tadi adalah
hari terakhir aku bisa datang ke kafe itu dan menyaksikan gerak-geriknya yang
selalu bersemangat, senyumnya yang manis dan ramah, dan juga.. Hot Cappuccino
buatannya yang sangat aku sukai.Aku suka semua yang ada pada dirinya. Dan
sekarang aku harus meninggalkan itu, sampai entah kapan aku akan kembali.
Kris
POV end
Sha
Na POV
Aku
lagi-lagi melirik jam tanganku, sudah satu jam berlalu, apa mungkin dia tidak
datang ya.. kenapa tiba-tiba tidak datang.. Aku menghela nafas berat, iya.. aku
menunggunya, aku menantikan kedatangannya. Aku ingin segera bertemu dengannya.
Dan sepertinya tidak berlebihan kalau aku merindukannya sekarang. Yah..
bagaimana tidak jika orang yang selalu kau perhatikan yang selalu datang di jam
dan tempat yang sama tiba-tiba sekarang menghilang begitu saja? Seharian ini
aku tidak melihatnya.
Aku
kembali ke pantry dan mengerjakan pesanan pelanggan setia kafe kami.
“Sha
Na-ah, buatkan pesanan meja nomor 6!” Baekhyun setengah berteriak dari pintu
pantry.
Hah?
Meja nomor 6?! Kris sudah datang kah!?
“Ne!
Hot Cappuccino kan?” jawabku dengan semangat.
“Ani,
pelanggan di meja nomor 6 memesan Black Coffe dan Waffle…” Ujar Baekhyun sambil
mengamati kertas pesanan di tangannya. Aku mengerutkan dahi, segera
kulangkahkan kakiku dan sedikit melongokkan kepalaku ke jendela yang mengarah
ke kasir, dari sini bisa terlihat jelas meja nomor 6 pojok samping jendela itu.
Senyum
yang tadi terukir di bibirku menghilang seketika, aku tak melihat namja
berambut blonde itu, aku tidak melihat Kris disana. Yang kulihat hanyalah
seorang Ajusshi berdasi yang sibuk dengan I-pad nya.
Aku
kembali ke pekerjaanku dan mengerjakan pesanan. Rasanya tidak bersemangat.
“Ya..ya..
kenapa tiba-tiba murung eoh? Kemana semangatmu tadi nona Choi?!” Baekhyun yang
sedari tadi duduk dekat pintu menegurku.
Aku
hanya menjawabnya dengan helaan nafas, aku mencoba focus pada racikan kopi ku
tapi sulit. Ah.. dimana Kris..?
“Ah..
ngomong-ngomong namja rambut blonde yang biasa duduk di pojok itu, tumben hari
ini tidak datang… Padahal tadi pagi aku bertemu dengannya di halte bus ketika
akn kesini..” jelas Baekhyun. Aku awalnya tidak begitu merespon, tapi mendengar
ucapan Baekhyun terakhir tadi…
“Kau
bertemu dengannya?!” tanyaku hampir saja menumpahkan secangkir kopi
dihadapanku.
“Ya!
Hati-hati! Iya.. aku tadi pagi bertemu dengannya, aku kaget ternyata dia tahu
namaku… dia juga menanyakanmu.. Oh Iya! Dia menitipkan ini untukmu.. aku
lupa..” Katanya sambil merogoh saku celananya dan menyerahkan selembar amplop
berwarna biru kepadaku. Aku langsung menyambar amplop itu. Aku membaca bagian
belakang amplop itu, tertulis, My Beloved
Sha Na..
Aku
langsung lari keluar pantry.
“Ya!
Sha Na! mau kemana kau?!” Baekhyun berteriak memanggilku.
“Mianhae
Baekhyun-ah! Aku harus pergi dulu! Pesanannya sudah kubuatkan, antarkan saja!”
Aku langsung berlari keluar, menyusuri koridor sampai ke ruang ganti. Aku
segera membuka amplop itu dan membaca sepucuk surat disana.
Dear, Sha Na..
Mianhae, mendadak seperti ini, aku tahu
kau pasti kaget kan? Aku bersyukur telah mengatakannya padamu, aku lega..
Mungkin kau takut dengan pernyataan tiba-tibaku, jelas saja, kau mungkin
berfikir kau tidak mengenalku sama sekali.. tapi salah besar jika kau
berfikiran seperti itu. Aku mulai memperhatikanmu sejak setengah tahun lalu
kita dipertemukan di bis itu.. Dan aku masih ingat sentuhan lembutmu saat
mengobati lukaku. Aku mulai merasakan dada ini bergemuruh. Aku terus saja
mengikutimu dan mencari tahu tentangmu.. tapi aku bukan stalker loh.. haha..
Aku selalu senang melihatmu tersenyum..
dan Hot Cappuccino buatanmu sangat aku suka. Aku senang bisa mengatakan
semuanya sebelum aku pergi. Hari ini aku tak bisa datang ke kafe, dan merasakan
Hot Cappuccino buatanmu. Hari ini aku akan ke Kanada melanjutkan studiku
disana. Jaga dirimu, ne? Jangan sampai kejadian di bis itu terulang lagi. Dan, selalu
tersenyum, aku selalu ingat senyum hangat nan ramahmu, dan aku juga takkan
melupaka rasa hot Cappuccino buatanmu itu.
Saranghae, Choi Sha Na.. Jaga dirimu.
AKu akan selaluuuu merindukanmu..
Aku
merasakan pipiku sudah basah. Dia itu Kris.. Namja yang menolongku waktu itu.
Oh… mengapa aku baru menyadarinya sekarang.. Dan sekarang dia sudah pergi. AKu
mulai merasakan gemuruh ini lagi didadaku. Apa aku mulai mencintainya?
Entahlah, yang jelas kurasakan sekarang dadaku sakit, sesak.. AKu ingin menangis
saja sekarang…
“Hiks..
hiks.. na..nado saranghae.. Kris..” ucapku parau disela isakanku.
.
.
.
.
.
.
Beberapa
tahun kemudian..
Aku
sedang meracik minuman kesukaanku ini untuk pelanggan, sampai sebuah suara
mengagetkanku.
“Ya!
Sha Na! Bisakah kau pergi darisana? Kau punya karyawan untuk mengerjakan itu!”
Ucap Baekhyun, sahabatku yang sekarang menjadi manajerku.. manajer? Ya aku
sekarang membuat kafe sendiri.. Aku suka sekali kopi dan akhirnya aku bisa
membangun Coffe Shop impianku dengan bantuan sahabat-sahabatku yang selama ini
selalu menemaniku.
“Gwaenchana
Baekhyun-ah.. aku suka disini… lagi pula kafe sudah tutup kan? Aku ingin
membuatkan ini untuk kalian semua” kataku sambil masih meracik kopi-kopi ini.
“Haah..
kau ini.. percuma saja kau punya ruangan yang nyaman kalau kau masih saja suka
berada di dapur ini hei!” Aku hanya terkekeh mendengar ocehan sahabatku ini.
“Eumh..
Permisi, Sha Na-ssi..” Seorang waiter menyapa ku dari balik meja kasir.
“Ne?
Waeyo?” jawab sekaligus tanyaku.
“Em…
ada seseorang memesan Hot Cappuccino..” jelasnya.
“Ha?
Tapi kafe kan sudah tutup…” jawabku.
“Mianhae
Sha Na-ssi tapi dia memaksa, ia juga ingin dibuatkan olehmu…” Jelasnya, aku
langsung menghentikan kegiatanku dan
mendekati karyawanku ini.
“Dimana
dia?” Tanyaku.
“Dia
duduk di bangku dekat jendela…” jawabnya. Aku langsung berlari keluar pantry,
mataku langsung berkelana menyapu seluruh ruangan kafe ku ini, dan pandanganku
terhenti pada seorang namja berambut blonde yang duduk tenang sambil memandang
luar jendela. Tidak sulit menemukannya mengingat kafe ini sudah sepi karena
sudah tutup, hanya ada beberapa orang yang sedang mengepel lantai dan
membersihkan seluruh sudut ruangan kafe ini.
Aku
merasa pipiku memanas dan sesuatu mendesak keluar dari kelopak mataku. Aku
langsung berlari mendekati orang itu.
“Kris!”
Teriakku. Kulihat ia menengok kearahku dan tersenyum. Lalu dengan cepat ia
merengkuhku kedalam pelukannya.
“Aku
merindukanmu Sha Na..” ucapnya lirih. Aku langsung balas memeluknya.
“Hiks..
hiks.. nado…” jawabku.
“Aigoo..
wae eum? Kenapa kau menangis, sayang? Uljima.. uljima…” ucapnya setelah
melepaskan pelukanya sambil menyeka air mataku dengan ibu jarinya.
“Pabbo!
Kris Pabbo!” Kataku sambil memukul dada bidangnya pelan.
“Mwo??”
tanyanya terkejut.
“Kau
meninggalkanku!” kataku masih terisak.
“Hem..
aku sekarang kembali, kan..?” katanya sambil tersenyum. AKu masih belum bisa
menghentikan tangisku ini.
“Uljima,
chagi… aku sudah kembali.. apa ada yang mengganggumu di bis lagi heum?”
tanyanya sedikit menaikan nada bicaranya.
Aku
menggeleng. Masih belum kuasa menghentikan isakanku.
“Then,
why? Kenapa kau menangis eum?” tanyanya masih sambil mengusap pipiku.
“Aku
merindukanmu, Pabbo! Kris Pabbo!” ucapku mempoutkan bibirku.
Kudengar
ia terkekeh pelan dan kembali memeluku.
“Nado
jeongmal bogoshipeo, Choi Sha Na.. Saranghae..” ucapnya lembut sambil mengelus
rambutku.
“Nado..
nado Saranghae.. Kris..” jawabku lirih.
“Ya!
Mana Hot Cappuccino-ku eoh? AKu sudah memesannya bukan?!” tanyanya tiba-tiba
setelah melepaskan pelukannya (lagi).
Aku
terkekeh pelan. “Ne.. aku buatkan…” Kataku. Kulirik sekitarku, kulihat
karyawanku yang tadi masih membersihkan kafe ini melihat kami dengan tatapan
yang sulit diartikan, antara kaget atau bertanya-tanya. Begitu juga Baekhyun
yang tengah berdiri di depan meja kasir. Ia tersenyum melihatku.
BLUSH!
Aku
merasakan pipiku panas, aduh aku malu.. bagaimana bisa aku tidak memperhatikan
sekitarku. Kulihat mereka sedikit terkekeh melihat tingkahku. AKu segera membuatkan
pesanan orang yang kucintai ini. Dan segera kuberikan padanya.
“Hm..
rasanya tetap enak.. tidak berubah…” komentarnya. Aku duduk di kursi
dihadapanya menyaksikannya.
“Hm?
Waeyo? Apa aku terlihat tampan? Aku memang tampan… Atau aku makin tampan?”
Ucapnya narsis. Aku memutar bola mataku malas. Yah biarpun kuakui, ia sangat
tampan.
“Haha…
aku suka jika kau blushing seperti itu.. terlihat makin manis..” ucapnya.
“Ish..
jangan menggombal!” kataku risih.
“Haha..
Hot Cappuccino ini enak sekali.. aku tak bisa berhenti menyukainya.. apalagi…
kalau aku merasakan langsung dari.. bibirmu..”
“UHUKH!!
Kudengar Baekhyun yang juga sedang menikmati kopi buatanku tadi tersedak.
“Trak!”
Kudengar pula karyawanku lain yang sedang mengepel lantai menjatuhkan pelnya.
BLUSH!
Dan pipiku berhasil memanas lagi.
“Ya!
Apa yang kalian lakukan eoh! Kalian menguping?” Kris berteriak tiba-tiba.
“A..Ah..
Mi..Mi..Mianhae.. tuan.. Hei Kalian! Ayo segera bereskan!!” Teriak Baekhyun
sambil memanggil semua karyawanku. Dan mereka segera berlalu keluar sambil
sedikit tergesa-gesa.
“hahaha…
dasar..” Katanya dan kembali menyeruput kopinya.
Aku
menunduk mencoba menyembunyikan rona merahku. Tapi tiba-tiba ia menarik daguku
membuatku menatapnya. Kulihat ia mendekatkan wajahnya padaku. Aku memejamkan
mataku, jantungku berdetak sangat cepat seperti mau keluar dari dada ini. Dan
tiba-tiba…
CHUP!
Ia menciumku di pipi, lalu mengelus pipiku lembut.
Ia menciumku di pipi, lalu mengelus pipiku lembut.
“Aku
sekarang sudah kembali, berada disisimu, dan menjagamu dengan baik.. Saranghae,
Choi Sha Na..” ucapnya.. entah berapa kali ia mengucapkan kata cinta itu. AKu
hanya dapan mengangguk pelan dan tersenyum. Memberikan senyuman terbaikku.
Saranghae
Kris.. Jeongmal Saranghae…
END
hohoho
kenapa saya bikin kopi?? karena saya sukaaaa banget kopii *curcol ah*
Ueehhhh... enak kan baksonya.. *loh kok ngaco*
hoho masih kenyang bakso saya.. hehe
Mau bakso?? Beli cendilii mueheheheh *ketawa nista bareng Kris*
Okee gomawooo reader tercintahh udah bacaa
RCL yahh
gomawoo... jeongmal gomawooo
kecup mesra dari sayahh muuaacchhh :*
*tiba-tiba reader pingsan*
*author pundung*
annehaseyo, seyonya di hayohayo hehehe
BalasHapuswah, sekarang makin profesional cing . .
lanjutkan karya mu cing, ditunggu karya lainnya :D
gomawo kamshamida
ciyye....... sha naaaaa :P
BalasHapusannyeong ipunk_sehunara is back (ala shinee sherlock) kment aq
BalasHapusWOW AMAZING . . . bnyk surprise'y jjr pas aq bca ff ni bnyk ekspresi D.O Yg mncul . . . Wu fan'y keren . . . Oh yg btw kapan ff sehun and sang ah di post EON?
hohoho terimakasih sudah baca saeng :P *mendadak formal*
Hapusmaklumlah kalo castnya ultimate bias pasti dalem ya. biarpun inspirasinya cuma sekilas, di warng bakso pula.. tapi yaaa dengan cintaa hahahaha
ff sehun nya nanti ya saeng, eon edit2 terus. belum nemu yg pas.. nikmatin aja dulu ff yang ada hehehe
OMG!! Kece abiss Fanfic'a Eonnie!! Jd ngebayangin Kris, our ultimate bias, bakal ky gt ke aku >mimisan mikiran'a< Aduhh, gara" Eonnie, cita - citaku berubah, jd pngn bikin Cafe di Korea dan berharap Kris bakal dtng ky cerita Eonnie :v
BalasHapus