Can You Hear My Heart?
Title : Can You Hear My Heart
Author: NendenNurpujiHasanah @Nenden_Hasanah
Cast: Chanyeol (EXO-K), Eun jae (OC)
Genre : Romance, Marriage-life
Rate : T (PG-15)
Length : Oneshoot
Disclaimer : The character is not mine but the story is full mine,
Anneyong, author Cantik jelita telah kembali dari pertapaan(?)
sebelumnya saya mohon maaf sempat menghilang lagi huhu... itu karena belakangan saya ada masalah yang saya sendiri ngga tau penyebabnya apa huhu *ga ada yang nanya* *malah curhat*
sebelumnya saya mohon maaf sempat menghilang lagi huhu... itu karena belakangan saya ada masalah yang saya sendiri ngga tau penyebabnya apa huhu *ga ada yang nanya* *malah curhat*
okeehh kali ini saya membawakan FF bergenre marriage-life pertama saya hehe maaf kalau ceritanya kurang nge feel soalnya baru kali ini saya buat genre beginian.. warning.. sorry for Typos! Judul ngga sesuai isi, tapi sesuain aja deh *maksa* serta bahasa ngga baku..
okelahh cekidot author cantik ngga akan banyak buachot!
Happy reading :D
Eun
Jae POV
“Chanyeollie…”
“Chanyeollieeee….”
“Chanyeollieeeeeee…”
Panggilku berkali-kali pada namja tinggi di depanku yang duduk membelakangiku
ini.
“Ah,
ne? Waeyo?” jawabnya sedikit kaget sambil menengok kearahku. Sepertinya ia tak
menyadari panggilanku sedari tadi.
“Aku
bosan..” kataku merajuk.
Kulihat
Chanyeol melepas kacamatanya dan memutar kursinya menghadapku.
“Mianhae,
sebentar lagi ya..” katanya lembut sambil mengusap rambutku. Aku mempoutkan
bibirku kesal. Sudah beberapa jam Chanyeol sibuk dengan tumpukan kertas yang
menurutku membosankan itu. Aku hanya mengangguk mengerti dan kembali ke
kesibukanku sebelumnya.
Ya,
dia Park Chanyeol, suamiku. Dia bekerja sebagai Arsitek. Dan sekarang ia sedang
mengerjakan sebuah proyek. Huh, kalian tahu ini sangat membosankan? Bahkan
waktunya dirumah sedikit berkurang karena pekerjaanya itu. Tak jarang ia pulang
larut malam. Seperti hari ini, memang ia berada dirumah seharian, tapi tetap
saja dia duduk didepan meja besarnya dan berkutat dengan pekerjaanya itu.
Padahal aku ingin sekali pergi berjalan-jalan dengannya mengingat ini hari
libur. Huh… Apa hubungan keluarga kami kurang harmonis??
.
.
.
.
Aku
mengerjapkan mataku pelan, mencoba memfokuskan tatapanku. Tanganku meraba
sebelah kananku, rata. Tak ada Chanyeol disana. Aku melirik kearah kiriku
dimana terdapat jam weker disana. Jam 02.13 AM. Aku menghela nafas berat.
Chanyeol tak pulang. Aku mengecek ponselku, terdapat 1 pesan disana. Aku
membukanya.
From:
My Love Chanyeollie <3
Subject:
Mianhae Chagi
Chagi, mianhae aku tak bisa pulang malam
ini, bos ku memintaku segera menyelesaikan pekerjaan ini.. mian ne? Weekend ini
kita jalan2 ne?.. Saranghae.. :*
Aku
tersenyum miris. Ya, aku mengerti, aku tahu resikonya. Chanyeol seorang pekerja
keras. Aku tahu bagaimana pekerjaanya. Tapi aku pun inngin diperhatikan kan?
Apa aku egois? Terserahlah…
Aku
mengetik beberapa kata untuk membalas, sebisa mungkin aku tak mau membuatnya
terganggu..
“Aku
merindukanmu, Chanyeolie..” Ucapku lirih sambil mengeratkan selimut tebalku.
Tak kupedulikan pipiku yang mulai basah. Yang kuinginkan saat ini adalah
Chanyeol disini.
Eun
Jae POV end
Author
POV
Trek!
Namja
tampan itu melepas kacamatanya dan meletakkan di mejanya dengan kasar. Matanya
terasa sangat perih. Ia memejamkan mataya merasakan perihnya. Ia meregangkan
badannya yang terasa kaku.
“Hhaaahh…”
Ia menghela nafas berat. Diliriknya jam dinding yang berada tak jauh darinya.
Ia kembali menghela nafas. Bukan keinginannya lembur seperti ini. Ia pun ingin
pulang dan bertemu istri tercintanya dirumah, menemaninya.
“Eun
Jae-ah.. mianhae..” ucapnya lirih. Ia bangkit dari kursinya dan pergi ke toilet
diruangannya. Membasuh wajahnya dengan air berharap itu membuatnya sedikit
merasa segar.
Ia
kembali dan mengecek ponselnya. Wajah tampannya tak bisa menyembunyikan senyum
ketika mendapati senyum seorang yeoja cantik yang ia jadikan wallpaper
ponselnya. Ia menggerakan jarinya di atas touchscreen itu. Meng klik tanda
pesan disana.
From:
Nae Chagiya
Subject:
Hwaiting!
Gwaenchana yeobo… aku mengerti.. tapi
ingat! Jangan terlalu memforsir tubuhmu ne? Istirahatlah.. Hwaiting
Chanyeolie..!! Saranghae :*
Senyumnya
semakin mengembang. Hanya beberapa baris kata itu sudah membuat tenaga nya
terisi.
“Hah..
sudah malam begini apa dia belum tidur, eoh?” Tanyanya entah pada siapa setelah
melihat waktu pengiriman pesan itu. Ia mengetikkan beberapa angka yang sudah
dihapalnya diluar kepala. Tak lama menunggu ia disambut siara lembut yang
selalu ia rindukan.
“Yeoboseo? Chanyeoliee….!!” Jawab suara di sebrang sana.
“Chagiya…
Kau belum tidur hmm?” Tanya Chanyeol.
“Aku terbangun, Yeollie..” jawab Eun Jae disebrang sana.
“Apa
aku membangunkanmu?”
“Ah.. aniyo… aku hanya terbangun
Yeollie…”
“Hm..
istirahatlah chagi…” ucap Chanyeol lembut
“Hm.. Kau sendiri? Aku tahu kau belum
tidur sama sekali kan?” Tanya Eun
Jae, Chanyeol tersenyum gemas mendengar suaranya.
“Hm..
gwaenchana chagi.. aku sedang beristirahat sekarang..Kau tidurlah Chagi..”Jawab
Chanyeol.
“Kau juga harus tidur, Yeollie…. Kau
harus istirahat.. “
“Ne..
tentu saja.. “
“Yeollie…” Panggil Eunjae manja.
“Ne?”
“Aku merindukanmu…”
“Nado,
chagiya.. Nado jeongmal bogoshipeo..” Ujarnya kemudian dibalas hembusan nafas
disebrang sana.
“Em..
sekarang kau tidur, ne?” kata Chanyeol kemudian.
“Kau juga.. aku tak mau Yeollie sakit..”
“Tentu…
Saranghae Park Eun Jae…”
“Nado Saranghae Park Chanyeol”
Sambungan
teleon itu terputus. Namja tampan bernama Chanyeol itu kembali duduk di
kursinya tadi. Hanya mendengar suaranya saja Chanyeol sudah merasa semangat
kembali. Ia kembali mengenakan kacamatanya. Setelah meneguk segelas air putih,
Chanyeol kembali bergelut dengan pekerjaanya.
“Tunggulah
sebentar lagi, Chagiya…” gumamnya dalam hati.
.
.
.
.
.
Brak!
Eun
Jae terkejut mendengar suara pintu dibuka dengan paksa. Ia langsung berlari
keluar kamar melihat siapa yang melakukan kekerasan pada pintu itu. Ia makin
terkejut mendapati Chanyeol tengah duduk di sofa ruang tamu sambil menyandar
kan kepalanya di sandaran sofa, memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya.
Penampilan Chanyeol sangat berantakan.
“C..Chanyeolie..
gwaenchana? Ada apa?” Tanya Eun Jae setelah ia berada di dekat Chanyeol. Tak
ada respon dari Chanyeol. Eun Jae hanya mendengar hembusan nafas Chanyeol yang
tersengal.
“Ada
apa.. Chanyeolie…” Eun Jae duduk di samping Chanyeol dan tangannya mencoba
menyentuh bahu Chanyeol.
“BISAKAH
KAU DIAM!!” Eun Jae membelalakan matanya tak percaya. Tangan yang tadinya akan
menenangkan chanyeol kini tak bergerak. Ia kaget. Sangat kaget.
Chanyeol
beranjak dari duduknya dan segera berlalu masuk ke kamarnya dan Eun Jae.
Meninggalkan Eun Jae yang mematung masih dalam keadaan shock.
Belum
pernah Chanyeol membentak Eun Jae. Memang belakangan ini Chanyeol terlihat
sedang dirundung masalah. Tak jarang ia tak pulang. Bahkan Chanyeol sudah
jarang menghubungi Eun Jae hanya untuk sekedar mengucapkan selamat malam atau
sebagainya. Eun Jae mencoba terbiasa dengan keadaan ini, tapi sungguh tak
pernah Chanyeol membentaknya selelah apapun dia. Tapi kali ini, Rasanya
kesabaran Eun Jae sudah di ujung tanduk. Tapi ia tak ingin menjadi egois. Eun
Jae masih terus menguatkan dirinya. Meski kini pipinya kembali dibanjiri air
asin itu. Eun Jae menangis dalam diam.
Oh..
Eun Jae.. sampai kapan kau akan bertahan terus seperti ini?
Eun
Jae melangkahkan kakinya ke kamar. Dilihatnya Chanyeol tertidur sangat pulas
dengan masih mengenakan jas dan sepatunya. Eun Jae tersenyum mendekatinya.
Dengan perlahan ia melepaskan jas dan dasi Chanyeol takut membangunkannya.
Dibuka pula sepatu dan kaus kakinya, dan mengambil tas yang berada di genggaman
tangan Chanyeol. Eunjae menyimpan barang-barang suaminya itu. Lalu ia pergi ke
kamar mandi setelah membawa sebuah handuk kecil, lalu membasahinya. Eunjae
mengusapkan handuk basah itu ke wajah Chanyeol dengan sangat hati-hati, sedikit
memberikan kesegaran pada suaminya itu. Eun Jae tersenyum, melihat wajah
suaminya yang terlihat tampan meski sedang tidur. Eun Jae baru melihat wajah
tenang Chanyeol seperti ini lagi setelah sekian lama, rasanya rindu, sangat
rindu. Eunjae menyelimuti tubuh Chanyeol dengan selimut tebal, lalu mengecup
singkat bibir suaminya itu sebelum beranjak pergi.
“Saranghae”
Ujarnya lirih dan segera keluar dari kamarnya itu.
.
.
.
.
.
.
“Anneyong…
Onnie…” Teriak seorang gadis berambut hitam ikal sebahu didepan rumah Eun Jae,
gadis itu tak sendiri, ia bersama dengan namja bertumbuh tinggi berambut
blonde.
Tak
lama pintu terbuka dan menampakkan sosok yeoja. Yeoja itu tersenyum senang
setelah sebelumnya terlihat sedikit berfikir siapa yang datang pagi-pagi sekali
ini kerumahnya.
“Sha
Na!! Aigoo… kapan kau datang??” Sha Na, gadis itu langsung menghambur ke
pelukan Eun Jae. Tentu saja langsung disambut oleh Eun Jae.
“Onnie..
aku kangen sekali padamu..” ucap Sha Na manja.
“Haha..
nado, Sha Na..”
“Anneyong
Eun Jae Noona..” ucap namja tampan disebelah Sha Na.
“Kris!
Aigo.. aku tidak sadar ada kau disini..” Ucap Eun Jae.
“Noona
kira aku ini apa eoh?” Jawab Kris.
Dan
gelak tawa mewarnai pagi itu. Eun Jae mengajak adik sepupunya itu masuk
kerumahnya.
“Kapan
kau datang Sha Na-ah?” Tanya Eun Jae setelah menyimpan dua gelas es jeruk segar
di meja ruang tamu lalu duduk di sofa berhadapan dengan Sha Na dan Kris.
“Aku
baru tiba tadi malam onnie.. haaahh dan aku tidak sabar bertemu denganmu. Hehe”
Jawab Sha Na.
“Haha..
kau ini.. atas dasar apa kalian berdua datang kesini eum??” Tanya Eun Jae.
“Aku
sedang liburan makanya aku pulang dan.. Ya! Onnie apa kau tak merindukanku
eoh?!” Ucap Shana mempoutkan bibirnya sampai mendapat jitakan dari Kris
–namjacingunya-.
Eun
Jae terkikik melihat dongsaengnya itu.
“Dari
tadi aku tidak melihat Chanyeol.. dimana dia Noona?” Tanya Kris santai. Kris
dan Chanyeol memang sahabat dekat, ia juga seorang arsitek sama seperti
Chanyeol, dulu mereka berkuliah di universitas yang sama sampai mereka lulus
dan Kris ikut pergi dengan Sha Na dan bekerja di kota tempat Sha Na berkuliah.
Sedikit melega kan juga bahwa Chanyeol ternyata menikah dengan kakak sepupu
dari kekasihnya.
Sinar
di mata Eun Jae meredup menanggapi pertanyaan Kris. Sha Na yang menyadari itu
menatapnya heran. Eun Jae menunduk menahan sesuatu yang memaksa menyerbu keluar
dari pelupuk matanya.
Dengan
segera Sha Na duduk disebelah Eun jae dan mengusap punggung yeoja itu pelan.
“Apa
ada sesuatu, onnie?” Tanya Sha Na sepelan mungkin. Kris jadi merasa tidak enak
atas pertanyaanya tadi. Sha Na semakin cemas mendapati bahu Eun Jae bergetar.
Perlahan terdengar isakan kecil lolos dari bibir Eun Jae.
Dengan
cepat Eun Jae menghapus air matanya dan tersenyum manis.
“Ah..
mianhae.. Chanyeol sudah berangkat tadi pagi-pagi sekali.. katanya ia harus
bertemu dengan bos nya hari ini..” jelas Eun Jae.
“Onnie…”
ucap Sha Na sambil menepuk bahu Eun Jae
“Omo..
Sha Na mianhae aku terbawa suasana.. hehe gwaenchana.. ehm.. aku akan
menyiapkan makan siang, kau mau ikut membantuku? Bagaimanapun kalian harus
makan siang disini..” kata Eun Jae sambil tersenyum manis.
Sha
Na masih memasang tatapan herannya sebelu ditarik Eun jae ke dapur meninggalkan
Kris sendiri di ruang tamu yang juga masih menatap heran.
“Kris-ah
kau tunggu disana ne? Sha Na kupinjam dulu… hehe” kata Eun Jae setngah
berteriak dari dapur.
Kris
merebahkan pungungnya di sandaran sofa.
“Ck..
Chanyeol Pabbo… sebenarnya apa yang terjadi pada kalian…. haaah” Gumamnya pelan.
.
.
.
.
.
Sha
Na dan Kris sedang didalam mobil di perjalanan pulang menuju rumah Sha Na.
“Jadi,
sebenarnya apa yang terjadi pada mereka?” Tanya Kris tanpa mengalihkan
pandangan dari jalan.
“Hm..
aku tak begitu mengerti tapi.. selama 2 minggu terakhir ini.. Chanyeol oppa
jarang sekali pulang kerumah, bahkan jarang menghubungi Eun Jae onnie sekedar
memberi kabar… Chanyeol oppa sangat sibuk dengan pekerjaanya.” Jelas Sha Na.
“Tapi
bukan itu yang dirisaukan Eun jae onnie..” Lanjut Sha Na.
“Lantas
apa?” Tanya Kris.
“Eun
Jae onnie tahu seberapa sibuk suaminya.. hanya saja.. seminggu belakangan ini
ia merasa Chanyeol oppa sudah berubah..”
“Maksudmu?”
Tanya Kris.
“Belakangan
ini tak jarang Chanyeol oppa membentak Eun Jae onnie… Ia tak tau kenapa sebabnya.
Dan sebenarnya sejak kemarin Chenyeol oppa belum pulang sama sekali…” jelas Sha
Na.
Kris
hanya bisa menghela nafas berat. Entah berapa kali hari ini ia menghela nafas
berat. Ia merutuki sahabatnya itu.
“Ck..
Pabbo..” Lirih Kris. Sha Na menatap keluar dengan tatapan kosong. Ia sangat
menghawatirkan onnie nya itu.
.
.
.
.
.
.
Author
POV end
Chanyeol
POV
Aku
membuka pintu kamarku perlahan. Kudapati seorang wanita cantik sedang bergelung
di balik selimutnya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Waktunya
orang-orang istirahat, mengisi energi untuk esok.
Aku
menyimpan tas ku dan melepaskan jaketku. Kutatap wajah menenangkan itu, samar
dapat kulihat jejak air mata di pipi putihnya. Aku duduk disampingnya, samar
dapat kudengar isakan lolos dari bibirnya.
“Hiks..
Yeolie... hiks..…” isakannya terdengar memilukan. AKu tersenyum miris
melihatnya. Tanganku bergerak menyingkap rambut yang setikit menutupi wajahnya.
Hatiku trenyuh melihat airmata itu kembali mengalir. Igauannya semakin menjadi,
memanggil namaku disela isakannya.
Aku
menarik tubuhnya kepelukanku, kupeluk erat. Tubuhnya bergetar hebat.
“Mianhae..
Chagiya… jeongmal mianhae..” kataku pelan berbisik ditelinganya. Meski kutahu
nihil karena ia masih betah di alam mimpinya.
“Kumohon..
tunggu lah sebentar lagi..” ucapku kemudian mengecup keningnya singkat.
Aku
membenarkan letak selimutnya, menyelimutinya hingga batas leher, kulihat
tidurnya mulai tenang. Aku mengecup keningnya lagi sebelum beranjak ke kamar
mandi untuk membenahi diriku.
Kudapati
ponselku bergetar setelah aku keluar dari kamar mandi, terpampang nama boss ku
disana. Aku mendengus pelan sebelum menekan tombol berwarna hijau.
“Yeoboseo..”
“Jam 6 pagi ini kau harus sudah ada di
tempat kerjamu. Kita akan segera menyelesaikannya” Ucap suara tegas di sebrang sana.
“Ne, aku mengerti” jawabku.
“Kau masih menginginkannya kan?” Tanyanya lagi.
“Tentu”
“Baiklah kalau begitu.. kita harus
menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya..”
“Ne.”
“Ya sudah, manfaatkan waktumu. Tidurlah
sejenak”
“Ne,
kamshahamnida, boss”
Aku
akhiri sambungan telepon itu dan menyimpan ponselku di meja nakas. Aku menghela
nafas berat. Aku meregangkan tubuhku sebelum kubaringkan tubuhku disampingnya.
“Bersabarlah
chagiya… sebentar lagi saja” Kataku tersenyum sambil mengelus rambutnya. Tak
lama rasa kantuk menyerangku. Aku pun langsung menyusulnya ke dunia mimpi.
.
.
.
.
.
.
Chanyeol
POV end
Eun
Jae POV
Aku
membuka mataku perlahan, silau sekali. Sudah pagi ternyata. Kulirik jam di meja
nakasku, sudah pukul 8. Aku melirik kea rah samping kananku, kosong. AKu
menerawang, apa semalam aku bermimpi? Kukira Chanyeol sudah pulang. Aku
mengidikkan bahu dan segera beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi.
Kurasakan
aroma shampoo yang biasa dipakai Chanyeol di kamar mandi ini. Haah rasanya
membuatku rindu. Chanyeol…. Bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu.. sangat.
.
.
.
.
.
Aku
sedang menemani Sha Na berbelanja, ah sebenarnya aku pun ingin melepas penat
dengan pergi berbelanja. Aku penat dengan kejadian belakangan ini. Untunglah
ada Sha Na.
“Kris-mu
itu tidak ikut? Tumben…” tanyaku pada Sha Na yang sedang sibuk melihat-lihat
aksesoris.
“A..ah
dia sedang ada pekerjaan, onnie..” Jawabnya sedikit gugup. Bisa kulihat semburat
merah dipipinya.
“Yah..
kurasa Kris-MU sekarang sedang berusaha keras yah…” Kataku sedikit menekankan
pada nama Kris. Dan itu sukses membuat semburat merah kembali muncul dipipi Sha
Na. Aku terkekeh pelan. Mudah sekali menggoda anak ini.
“Sha
Na-ah.. kita ke toko sebelah yuk? Aku ingin mencari baju…” Kataku sambil
menarik pelan tangannya.
“Ne,
onnie.. kajja…!” Ujar Sha Na seraya menarikku keluar dari toko aksesoris ini.
Mataku
tertuju pada sebuah kafe di sebrang jalan. Aku membulatkan mataku menyaksikan
pemandangan disana. Itu.. Chanyeol.. dengan seorang yeoja.. dan apa yang ia
lakukan? Tangannya memegang pipi yeoja itu.. dan dia tersenyum..? A.. apa-apaan
itu?
“Sha..
Na.. ayo kita pulang..” Kataku sambil menarik tangan Sha Na.
“Lho?
Kenapa? Bukannya onnie ingin membeli baju?” tanyanya tampak tak mengerti.
“CHOI
SHA NA AYO KITA PULANG!!” Bentakku seketika mengeratkan peganganku pada lengan
Sha Na. Aku tak bisa menahan air asin ini keluar dari pelupuk mataku. Hatiku
rasanya ngilu, perih seperti terhujam ribuan jarum. Aku menarik kuat lengan Sha
Na. Kudengar ia sedikit meronta dan bertanya-tanya. Aku tak peduli.
Tiba-tiba
kurasakan kepalaku sakit, dadaku sesak, aku mual. Pandanganku memudar seketika.
Samar kudengar suara Sha Na memanggilku sebelum kesadaranku mengilang.
.
.
.
.
Eun
Jae POV end
Author
POV
Sha
Na duduk dengan gelisah di kursi panjang di koridor putih itu. Ia terus saja
berdoa. Air matanya menggambarkan kekhawatiran yang sangat. Matanya tak luput
dari pintu itu. Dokter belum keluar sejak masuk kedalam sekitar 15 menit yang
lalu.
Samar
terdengar suara derap langkah yang memburu, Sha Na menengok dan ia mendapati
Kris dengan nafas tergesa-gesa. Sha Na segera bangkit dari duduknya.
“Bagaimana?
Apa Noona masih didalam?” Tanya Kris sambil masih mengatur nafasnya.
“O..onnie
masih didalam.. aku.. aku tidak tau bagaimana keadaanya.. tadi.. dia tiba-tiba
jatuh pingsan.. aku.. aku tidak tahu kenapa..” Ucap Sha Na tergagap dengan
isakkanya.
“Sst..
uljima chagi.. apa kau sudah menghubungi Chanyeol…?” Tanya Kris sambil berusaha
menenangkan yeojachingunya itu. Sha Na menggeleng pelan.
“Ponselnya
tidak bisa dihubungi.. aku sudah mencoba menghubunginya berkali-kali…” jawab
Sha Na.
“Ck…!
Pabbo..!! Sebenarnya apa yang dia lakukan!?” Kris mengacak rambutnya frustasi.
Pintu
bercat putih itu terbuka, menampakkan sosok berwibawa dengan jas putihnya. Sha
Na dan Kris langsung mendekatinya.
“Dokter..
bagaimana keadaan onnie ku?” Tanya Sha Na langsung.
Dokter
itu menghela nafas pelan.
“Apa
diantara kalian ada yang bernama Chanyeol?” Tanya dokter itu balik.
“Eh..
orang itu sedang tidak ada disini.. dokter.. kami sedang berusaha
menghubunginya..” jawab Kris.
“Sebaiknya
bawa orang bernama Chanyeol itu secepatnya kemari, sedari tadi pasien terus
saja memanggil nama orang itu.” Jelas dokter itu.
“Lalu..
bagaimana keadaanya, dokter?” Tanya Sha Na.
“Pasien
sepertinya dibebani pikiran yang berat, sekarang ia masih belum sadar, tubuhnya
lemah. Sepertinya belakangan ini ia sedang dirundung masalah yang berat.
Sebaiknya biarkan dia istirahat. Pasien sudah bisa dikunjungi, tapi saya harap
jangan mengganggunya.” Jelas dokter tu panjang lebar.
Sha
Na dan Kris membungkuk seraya mengucapkan terimakasih.
“Oh
iya, segeralah memanggil orang bernama Chanyeol itu, mungkin saja keberadaanya
bisa sedikit membantu pasien.” Ujar dokter itu sebelum pergi meninggalkan
mereka berdua, diikuti dua orang perawat didepannya.
.
.
.
.
.
Author
POV end
Chanyeol
POV
Aku
menatap map biru yang berada di genggamanku ini dan tersenyum aku segera
beranjak ke rumah, aku ingin segera menemui isteriku. Aku membuka pintu rumah
dengan tergesa, segera kusapu pandanganku keseluruh sudut rumah. Mencari sosok
yeoja yang kucintai itu. Tapi nihil, aku sudah tak menemukannya. Aku
bertanya-tanya, kemana ia pergi. Aku mengaktifkan ponselku yang sedari tadi
kumatikan berniat untuk menghubunginya. Tapi sebelum aku berhasil mengetik
nomornya sebuah panggilan masuk untukku. Dari.. Kris?
“Yeoboseo?”
“Ya! Chanyeol dimana kau?!!” ucapnya setengah berteriak.
“Ya..
Kris apa kabarmu? Sudah lama tak menghubungiku..” kataku.
“Pabbo! Kau ada dimana sekarang!
Segeralah kerumah sakit!!” jawabnya
makin mengeraskan suaranya.
“Ru..
rumah sakit??” tanyaku kaget.
“Isterimu ambruk dan sekarang belum
sadar! Cepat kesini Pabbo!!” aku
tercekat, jantungku rasanya berhenti berdetak. Tanpa pikir panjang segera
kulangkahkan kakiku keluar rumah. Pikiranku sudah tak jelas. Eun Jae! Eun Jae
ku dirumah sakit…!!
Oh
Tuhan.. kumohon, aku baru saja ingin menyampaikan kebahagiaan padanya. Jangan
ambil dia dariku. Pikiranku sudah kacau. Tak kupedulikan umpatan orang-orang
yang sedari tadi ku tabrak, aku hanya ingin segera menemui Eun Jae.
Aku
berlari sepanjang koridor ini, sampai kudapati Kris sedang duduk di kursi
panjang itu.
“Kris!!”
teriakku. Aku tak peduli ini rumah sakit.
Kris
langsung mendorongku masuk ke kamar rawat Eun Jae, kulihat Sha Na sedang duduk
di samping tempat tidur Eun Jae. Aku terdiam sambil mengatur nafasku.
“Eun
Jae eonni sudah sadar, sekarang dia sedang tidur, dokter bilang dia baik-baik
saja.” Ucap Sha Na sebelum keluar ruangan ini. Perlahan aku melangkahkan kakiku
mendekat pada istriku yang sedang terbaring lemah. Kulihat wajah tidurnya yang
damai. Kuusap dahinya merapikan poninya yang sudah memanjang. Perlahan kukecup
keningnya.
“Yeollie..”
ucapnya dalam tidurnya.
“Ne..
aku disini, chagiya..” kataku sambil mengusap rambutnya.
“Eungh..”
ia sedikit bergerak tak nyaman, aku menggenggam tangannya memberitahukan kalau
aku ada disampingnya.
Perlahan
kulihat mata itu terbuka, menampakkan iris hitam kelam yang indah. Mata itu
mengerjap beberapa kali sampai akhirnya melirik kearahku. Kusunggingkan senyum
terbaikku padanya. Tampak ia terkejut melihatku.
“Yeo..yeollie…”
ucapnya parau.
“Ne..
aku disini, chagi…” ucapku sambil mengecup tangannya yang ada di genggamanku.
Tapi
tiba-tiba ia melepaskan genggaman tanganku kasar. Aku terkejut. Ia tampak
mengalihkan tatapannya menghindariku.
“Wae,
chagi?” kataku kembali menggenggam tangannya.
“Lepaskan!”
Katanya sambil mencoba melepaskan tangannya kasar. Tapi aku menggenggamnya
dengan erat.
“Chagi..
wae?!” kataku padanya. Kulihat matanya mulai berair, ia menangis. AKu tersayat
melihatnya.
“Hiks..
lebih baik jangan pedulikan aku.. hiks.. pergi saja dengan yeoja itu.. hiks..
hiks” Ucapnya sambil terisak pilu. Aku menatapnya heran. Yeoja itu?
“Apa
maksudmu chagi…??” tanyaku heran.
“Jangan
pedulikan aku.. hiks.. aku melihatnya..aku melihatnya..” jawabnya lagi.
“Eun
Jae.. jelaskan padaku… ada apa sebenarnya…?!” tanyaku sedikit meninggi.
“Ta..tadi..
aku melihatmu di kafe.. kau mengusap pipi yeoja itu dan kau tersenyum padanya..
apa selama ini kau jarang pulang karena kau bersama yeoja itu? Park
Chanyeol!!?” jelasnya dengan suara tak kalah tinggi.
Aku
mengerutkan dahi. Tadi? Kafe..?? aku memutar kembali ingatanku.
“Park
Chanyeol jawab aku!!” ucapnya keras. Air matanya makin membasahi pipinya.
“Hiks..
sudah kuduga.. kau sudah tidak mencintaiku lagi.. hiks..” katanya sambil
menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Isakkanya makin terdengar
pilu. Aku tiba-tiba teringat dengankejadian di kafe tadi.
Ku
tersenyum ketika aku mengingat kejadian di kafe tadi.. ah.. aku membuat istriku
salah paham…
Aku
segera meraih tangannya dan melepaskannya dari wajahnya, kulihat matanya yang
merah dan sembab aku menghapus lelehan air asin dipipinya, kutarik dagunya
pelan agar ia menatap kearahku.
“Chagiya…
dengarkan aku..” kataku selembut mungkin sambil tersenyum. Aku bersyukur ia tak
meronta dan melepaskan genggamanku lagi.
“Tadi
itu tidak seperti yang kau lihat, sayang….” Aku mengelus pipinya yang lembab.
Ia sepertinya mencoba melepaskan tanganku lagi tapi kutahan cepat.
“Tadi
itu, aku sedang berada di kafe bersama bossku. Ia sedang memberikan penghargaan
padaku atas berhasilnya proyek kami. Ketika itu aku akan pergi dari kafe dan
ingin segera menemuimu, aku berdiri dengan tergesa dan tak sengaja menyenggol
tangan seseorang yang sedang memegang nampan berisi makanan, dan waktu itu tak
sengaja sendok di atas piring di nampan itu terpental dan saus yang menempel di
sendok itu mengenai pipi orang itu. Aku merasa bersalah dan refleks aku ambil
tisu dan membersihkan saus itu dipipinya… begitu chagiya…” jelasku lembut
sambil sesekali mengusap kepalanya.
Kulihat
ia diam dan mengerjabkan matanya. Terlihat lucu dimataku. Tiba-tiba ia menunduk
dan wajahnya memerah.
“Kau
cemburu.. hm?” tanyaku sedikit menggodanya. Tiba-tiba saja ia melepaskan
genggaman tanganku kasar. Aku terkekeh pelan. Dan membawanya ke pelukanku.
“Aku
merindukanmu.. Park Eun Jae.. Mianhae.. aku mengabaikanmu.. aku terlalu fokus
pada pekerjaanku.. Dan… aku bahkan membentakmu… mianhae.. jeongmal mianhae…”
Kataku mengeratkan pelukanku.
“Proyekmu..
sudah selesai..?” tanyanya.
Ah…
aku hampir saja lupa memberitahunya, kuambil map biru yang ternyata sedari tadi
kubawa didalam jaketku. Aku menyerahkan map biru itu padanya. Ia terlihat
heran.
“Bukalah,
aku ingin kau yang pertama melihatnya..” Kataku. Kulihat perlahan ia membuka
map itu dan membaca baris berbaris tulisan yang ada dalam kertas didalamnya.
Tak lama ia menatapku dengan tatapan kaget.
“Cha..Chanyeolie..
ini..”
“Ne,
aku membeli tanah untuk kita berdua, aku membeli tanah didekat danau, tempat
yang kau sukai, kita bisa membangun rumah disana, kita sudah tidak perlu
mengontrak lagi… Desainnya biar kau yang menentukan..” Jelasku.
“Hiks..
hiks..” Tiba-tiba ia menangis, lagi, aku segera merengkuhnya kembali.
“Chagiya..
uljima.. akhirnya aku bisa membeli tanah itu, proyekku sudah selesai dan
berhasil, dan aku bisa mewujudkan impian kita, sekarang kita tidak perlu
berpindah rumah dan mengontrak lagi… Aku sangat menyesal karena aku telah
mengabaikanmu.. mianhae.. Sekarang aku berjanji akan selalu berada disisimu,
aku tak akan membiarkanmu sendirian, uljima, ne?” kataku sambil mengusap
pipinya yang basah. Ia tersenyum manis.
Tiba-tiba
pintu terbuka dan seorang dengan jas putih masuk, diikuti Sha Na dan Kris.
“Ah..
maaf mengganggu waktu kalian, tapi.. ada suatu hal penting yang harus aku
sampaikan..” Kata dokter itu.
“Ne?
Ada apa dokter?” Tanyaku seraya berdiri menyambutnya. Dokter itu berjalan
mendekat dan berdiri di sebelah kanan tempat tidur Eun Jae.
“Penyebab
Eun Jae-ssi pingsan selain memang ia sedang erasakan beban yang berat, maka
dari itu saya harap anda selalu ada bersamanya dan menemaninya, ah.. sepertinya
kulihat keadaan anda semakin membaik, Eun Jae-ssi…” Ucap dokteri itu, aku
mengangguk tanda mengerti.
“Dan
juga…” Dokter itu melihat ke arahku dan Eun Jae bergantian.
“Chukkae…
tuan dan nyonya Park, sebentar lagi kalian akan jadi orang tua..” Ucapnya
sambil tersenyum.
“MWO..??!”
aku dan Eun Jae terkejut, sepertinya bukan hanya kami, kulihat Sha Na dan Kris
juga terkejut.
“Ma..maksud
dokter.. istriku..??” kataku tergagap karena masih shock.
“Ne,
usianya 2 bulan, maka dari itu anda jangan pernah pergi dari sisinya sedetik
pun..” jelas dokter itu sebelum berpamit dan beranjak dari ruangan ini.
Aku
menatap Eun Jae tak percaya, dibalasnya dengan tatapan yang sama. Aku langsung
tersenyum dan memeluknya, ia membalas pelukanku erat. Oh Tuhan.. aku sangat
bahagia.
“Saranghae,
Park Eun Jae…”
“Nado
Saranghae.. Park Chanyeol”
Chanyeol
POV end
Author
POV
“Chukkae..
onnie,, oppa…” Sha Na menghampiri dan memeluk Eun Jae.
“Gomawo
Sha Na” jawab Eun Jae.
“Yak!
Kau ternyata hebat juga!” Kris mengacak-acak rambut Chanyeol yang keriting itu.
“Ya!
Kau!! Lepaskan rambutku!” Chanyeol terlihat dengan susah payah merepaskan
rambutnya dari serangan Kris.
Eun
Jae kembali memeluk Chanyeol dan menatap namja tampan itu. Perlahan tapi pasti
Chanyeol mulai menghapus jarak diantara mereka.
“Eum..
Chagiya.. sepertinya ruangan ini mulai memanas.. lebih baik kita keluar saja
yuk…” Kris menarik lengan Sha Na keluar dari ruangan itu.
Selanjutnya
yang terjadi?? Hanya Chanyeol, Eun Jae serta Tuhan yang tahu… *Author: bubar!
Readers Bubar* *Author dibacok readers*
Beberapa
minggu kemudian…
“Chanyeollieee….”
“Nee
Chagiyaa…”
“Aku
mau makan bubur buatan Sha Na….”
“Lho??
Sha Na kan tak ada disini chagi… dia sedang kuliah diluar kota…”
“Aku
tidak mau tahuu Chanyeolieee… pokoknya aku mau bubur buatan Sha Na….”
“Aku
saja yang buatkan buburnya ya..”
“Tidak
mau… makanan buatan Chanyeolie tidak enak”
“Tapi
Sha Na sedang jauh sayaaaang….”
“Aku
tidak mau tau Chanyeoliee…..”
Chanyeol
menghela nafas mendengar permintaan istrinya.
“Chanyeoliee….”
“Ne…
aku akan menghubungi Sha Na sekarang…”
“Aku
sudah tidak mau bubur lagi….” Chanyeol menghela nafas lega.
“Jinjja
chagiya?”
“Ne..
tapi…”
“Ada
apa chagiya? Eum?”
“Chanyeolieee…”
“Waeyo
chagi?”
“Chanyeolie
mencintaiku kan?”
“Tentu
saja…”
“Kalau
begitu aku ingin kau pakai baju ini….”
Chanyeol
mengambil baju yang ada di tangan Eun Jae. Dan matanya membelalak melihat baju
di tangannya itu. Kaos ketat putih dan hotpants pink.
“Chagiya..
ini kaos ketat dan hotpants…”
“Ne..
pakai itu Chanyeoliee… Aku ingin melihatmu memakai baju ituu….”
“Tapi..
aku tak mungkin memakai ini Chagiyaaa……”
“Hiks..
Chanyeolie tidak mencintaiku lagi….”
“Eh..eh…eehh…
Chagiya.. uljima.. uljimaa.. Baik, kupakai.. kupakai ne…”
“Jinjja??
Yeeeiii Aku sayang Chanyeoliee….!!!”
Dan
Chanyeol dengan berat hati melakukan keinginan istrinya itu.
Begitulah
dan seterusnya Chanyeol merawat dan menemani istrinya yang sedang ngidam itu.
Baiklah, sepertinya sekarang waktunya bubar ya, Readers.. Kita tinggalkan
pasangan suami istri yang bahagia ini… Saya putuskan FF ini..
END
Udah selesai kah? udah kah? udah??
Makasih udah baca :D
hehe
jangan lupa RCL..
kecup mesra dari author cantiikk :*
koplaaak!!!! hahahahahaa
BalasHapus