My Everything
“Selamat datang di tempat barumu...
Rie fa...”
Aku tersenyum, melihat hyung-ku yang
sudah lama tak bertemu ini, ya, hari ini aku pindah ke tempat hyung-ku, karena
ingin melanjutkan kuliah. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, aku sangat
merindukan hyung-ku ini.
“Terimakasih, Hangeng-hyung... sudah
memberiku tempat tinggal....” kataku.
“Jangan bicara seolah aku ini orang
lain... seperti bukan dirimu saja...” kata Hangeng-hyung.
“Hahaha.. maaf.. maaf...”
“Ya sudah, ayo segera kita bereskan
barang-barangmu...” Hangeng-hyung membawa barang-barang ku ke kamar.
Sekarang aku akan tinggal disini,
bersama hyung-ku satu-satunya. Memang sedikit canggung, karena terakhir kali
aku bertemu Hangeng-hyung ketika aku duduk d bangku kelas 1 SMA, kami pun hanya
berhubungan lewat telepon dan internet, itu pun jarang karena Hangeng-hyung
sangat sibuk, tapi bagaimanapun dia ini hyung-ku..
Aku keluar dari kamar mandi, setelah
lelah seharian beres-beres, segar sekali rasanya.
“Hyung, aku sudah selesai memakai
kamar mandinya, kalau hyung mau mandi silakan...!!” kataku dan langsung menuju
ruang tengah, tapi aku mendapati seseorang yang tak kukenal sedang duduk disana
sambil menonton TV, aku memperhatikannya, masih dengan handuk di kepalaku
menutupi rambutku yang masih basah.
“Hangeng-hyung sedang keluar
sebentar... Dia bilang baru akan pulang saat makan malam nanti...” ucapnya.
Mungkin ia menyadari keberadaanku.
“Ehm.. maaf kau ini siapa?” tanyaku
heran.
Tiba-tiba dia melirik kearahku, kini
bisa kulihat dengan jelas wajahnya. Tiba-tiba dia mendekatiku. Aku tegang
bercampur takut ketika namja itu mendekatiku.
“Kau ini yeoja-dongsaengnya
Hangeng-hyung, kan? Namamu Han Rie Fa?” tanyanya.
Aku masih terdiam, namja tampan itu
kini berada tepat di depanku. Aku bingung harus bersikap bagaimana. Ketika
mungkin dia menyadari sikapku yang seperti ini dia berkata lagi.
“Hei, ada apa denganmu? Kau tak apa
kan?” katanya.
Aku mengangguk pelan.
“Kau ini siapa?” akhirnya aku
menyanyakan pertanyaan yang sedari tadi ingin kutanyakan.
“Oh,, maaf, aku lupa memperkenalkan
diriku.. kenalkan, namaku Lee Donghae, aku rekan kerja sekaligus teman serumah
Hangeng-hyung...” katanya sambil mengulurkan tangannya.
“Teman serumah??” kataku terkejut.
“Iya, aku ini tinggal bersama
hangeng-hyung, manajemen kami menyediakan apartemen dan kebetulan aku bersama
dengan hangeng-hyung..” jelasnya.
Hangeng-hyung bekerja di dunia
entertainment, aku tahu kalau dia tinggal di apartemen yang disediakan
manajemennya, tapi Hangeng-hyung tak pernah bilang kalau ada seorang lagi yang
tinggal bersamanya.
“Hei, kenapa? “ tanyanya membuyarkan
lamunanku.
“Oh,,eh, tidak apa-apa..”
“Salam kenal, semoga kau betah
tinggal disini, Han Rie Fa..” katanya dengan senyum yang membuatku merasa tak
lagi berpijak dibumi ini.
Donghae
POV
Aku mendengar suaranya yang
memanggil Hangeng-hyung, rupanya dia datang hari ini, aku tak sabar ingin
bertemu dengannya. Hangeng-hyung memang pernah bilang kalau dongsaengnya akan
tinggal disini.
Aku menyadari dia ada di belakangku,
mungkin dia bertanya siapa aku. Aku mendekatinya dan memperhatikannya, manis
sekali, pikirku. Kulihat mungkin dia sedikit ketakutan, wajar, karena tiba-tiba
didepannya berdiri seorang namja tampan sepertiku *gubrakk*.
Tiba-tiba dia bertanya siapa aku,
akhirnya dia bicara juga. Aku memperkenalkan diriku, kuperhatikan dia masih
dalam keadaan diam dan heran, kupikir dengan adanya dia disini akan lebih
menyenangkan, Han Rie Fa, seorang gadis yang manis.
“Hei,, kau bilang kau ini rekang
kerja Hangeng-hyung, tapi kenapa aku tak pernah melihatmu..??” tanyanya.
“Aku ini masih training d manajemen,
dan belum memulai debut... Makannya aku belum muncul di televisi atau majalah.
Hangeng-hyung itu bisa dibilang seniorku...”
“Begitu..”
“Ada apa? Jangan-jangan kau sudah
nge-fans padaku...??”
“Apa maksudmu...!!” katanya sambil
melemparkan bantal kursi padaku.
“Hahahaha....” benar dugaanku, Han
Rie Fa, dia gadis yang menarik.
Tiba-tiba handphoneku berdering.
From:
Hangeng-hyung
Donghae-ah,
maaf aku tak bisa pulang cepat malam ini, Masih ada pekerjaan yang harus aku
selesaikan. Oh iya, sampaikan juga pada Rie Fa..
“Hmmm... Hangeng-hyung sepertinya
tidak pulang malam ini...”
“Apa..?? Kenapa..?”
“Kau tahu dia ini artis yang sedang
naik daun, pasti jadwalnya hari ini ditambah...”
Kulihat ekspresinya berubah, aku
tahu mungkin dia kurang nyaman berada dirumah hanya berdua dengan orang yang
belum dikenalnya.
“Hei, tidak apa-apa, Hangeng-hyung
hanya akan pulang terlambat...” kataku mencoba mencairkan suasana. Dia
mengangguk pelan.
“Hmmm.. bagaimana kalau kita keluar,
mencari makanan.. Aku sudah lapar... Kau juga lapar,kan?
“Eh.. tidak apa-apa..?” tanyanya
ragu.
“Apa yang harus dikhawatirkan?”
Akhirnya kami berdua pergi keluar,
anginnya agak menusuk tulang, dingin sekali. Kulihat dia sedikit menggigil. Aku
melepaskan jaketku dan memakaikan padanya.
“Lain kali pakai jaket yang lebih
tebal...”
“Eh, terimakasih...” katanya.
Kulihat wajahnya memerah.. ah manisnya.
Rie
Fa POV
Aku pergi keluar bersama
Donghae-hyung. Namja yang baru kukenal beberapa jam lalu. Dia meminjamkan
jaketnya padaku, aku tahu dia kedinginan. Aku tak bisa menolak karena mungkin
dia akan memaksa. Uh, aku tak tahu harus bagaimana menghadapi namja ini.
“Kita makan disini saja. Aku sudah
sangat lapar...” katanya sambil mengajakku masuk ke restoran.
Kulihat dia mengusapkan kedua
tangannya dan menghangatkannya. Ini gara-gara dia meminjamkan jaketnya padaku,
mungkin dia sangat kedinginan.
“Ehmm, ini jaketnya, kukembalikan...”
kataku sambil memberikan jaketnya.
“Tidak usah, kau pakai saja...”
“Eh, tapi...”
“Tak apa....” katanya dengan
senyumannya. Uh, aku tak bisa melawan saat melihat senyumnya yang ini.
“Tapi, sebagai gantinya, kau yang
harus mentraktirku...” katanya tiba-tiba.
“Apa....???”
“Iya, aku lupa membawa dompetku....”
katanya.
Aku terkejut, apa yang harus
kulakukan. Kita sudah memesan makanan, sedangkan aku hanya membawa sedikit uang
di dompetku. Bagaimana ini..??
“Hmmff... hahahahaha....!!! Bohong...
bohong.. tenang saja.. aku nggak akan setega itu..!! Hahaha..” Katanya tertawa
terbahak, membuatku mau tak mau menunduk karena malu.
“Huh, kau merusak selera makanku...”
kataku.
“Ah...maaf.. maaf.. Ayolah..”
katanya.
“Tidak... Aku mau pulang saja...”
“Hei,, ayolah... Kumohon maafkan
aku...” katanya memohon, kulihat ekspresi wajahnya lucu sekali.
“Sekarang kita satu sama...!!!
Hahaha...” Kataku puas.
Kulihat dia tersenyum, ah kenapa aku
suka sekali melihat senyumnya ini. Donghae, mungkin dia orang yang baik.
****
Sudah hampir sebulan aku tinggal
disini dan berkuliah disini. Rasanya begitu cepat, tapi itu semua terasa lebih
berwarna karena aku mengenalnya, Donghae, sejak pertama bertemu sudah membuatku
tertarik. Aku tak tau apa yang kurasakan yang pasti aku senang mengenal
Donghae.
Hari ini aku pulang terlambat karena
tugas tambahan, aku keluar dari gerbang kampus dan berpisah dengan
teman-temanku, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namaku, aku terkejut
ketika kudapati seorang namja keluar dari sebuah mobil dan mendekatiku.
“Donghae..??” kataku. Namja tampan
itu mendekatiku.
“Syukurlah aku tak datang
terlambat,” katanya.
“Kau datang menjemputku??” kataku
heran.
“Menurutmu apa? Hahaha” katanya
sambil menarik tanganku, mengajakku menuju mobilnya.
“Tumben kau menjemputku, tak ada
latihan hari ini?” tanyaku setelah berada didalam mobilnya.
“Training hari ini selesai lebih
cepat. Makannya aku kesini...” katanya.
Aku dan Donghae pergi berdua,
sekedar jalan-jalan. Menyenangkan sekali rasanya. Ahh.. kuharap saat-saat
seperti ini terus berlanjut.
***
Author
POV
“Kemana Donghae?” Tanya Siwon,
diruang latihan.
“Sudah pulang lebih cepat...” jawab
Sungmin.
“Lagi? Kenapa akhir-akhir ini dia
selalu pulang lebih cepat...? Padahal kita belum menyelasaikan latihan..!” kata
Siwon.
“Sudahlah.. biarkan saja.. toh dia
juga sudah berusaha keras.” Kata Eunhyuk.
“Tapi saat ini kita sedang dalam
persiapan untuk debut, kalau Donghae tetap seperti itu, bagaimana dengan debut
kita nanti..??” kata Siwon yang mulai marah dan langsung pergi keluar ruangan.
“Huuuhh... harus bagaimana kalau
sudah begini?” kata Eunhyuk sambil mengelap keringatnya.
“Entahlah.. Kita harus berbicara
dengan Donghae..” kata Sungmin.”Ayo, keluar, aku lapar...” sambungnya sambil
keluar dari ruangan.
***
Rie
Fa POV
Tak terasa hubunganku dengan Donghae
semakin dekat, aku mengakui kalau aku sudah mulai menyukainya. Aku biarkan
semuanya berjalan seperti ini. Aku sangat senang.
“Aku pulang..” Kata Hangeng-hyung
suatu malam.
“Hangeng-hyung... syukurlah akhirnya
pulang juga” kataku menyambutnya.
“Hai Rie Fa, maaf aku jarang pulang
karena pekerjaanku. Aku pun cuma bisa tidur di lokasi syuting.. bagaimana
kabarmu?” kata Hangeng-hyung sambil memeluk dan mencium pipiku.
“Aku baik saja hyung. Oh, iya hyung,
aku membuat makanan.. kalau hyung mau makan akan aku siapkan..!” kataku.
“Hmmm.. baiklah aku mau aku juga
sudah sangat lapar.” Kata Hangeng-hyung. Aku pun pergi ke dapur, menyiapkan
makanan untuk Hyung-ku.
“Hmm.. dari tadi aku tak melihat
Donghae... kemana dia?” tanya Hangeng-hyung.
“Donghae sedang pergi latihan
hyung... setiap hari selalu begitu..” jawabku.
“Oh iya.. persiapan debut.. debutnya
semakin dekat.. semoga saja lancar..”
“Debut??” kataku heran sambil
membawa makanan untuk Hangeng-hyung.
“Iya, grup Donghae akan segera debut
dalam waktu dekat ini..”
“Aku tak tahu hal itu, kenapa
Donghae tak bilang padaku?”
“Begitu? Hhmmm entahlah mungkin dia
ingin membuatnya menjadi kejutan.. haha.. enak sekali makanan buatanmu..” kata
Hangeng-hyung.
Aku hanya tersenyum. Entah kenapa
tiba-tiba ada perasaan tak enak yang menjalar dalam hatiku.
***
“Uh...
aku tak bisa tidur..” kataku sambil menurunkan selimut tebalku. Aku turun dari
tempat tidurku.
Entah kenapa tiba-tiba perasaan tak
enak itu kembali datang, menyakitkan sekali rasanya dihatiku. Aku mengusap
dadaku, dan bersamaan dengan itu tiba-tiba ingatanku pada Donghae datang
berlimpah. Aku tak tau mengapa.
Aku turun dari tempat tidurku dan
keluar dari kamarku. Aku melihat sesosok namja yang berbaring di sofa. Dia
tertidur pulas sekali. Aku mendekatinya.
“Donghae... sepertinya terlihat
lelah sekali.. kau terlalu berusaha keras...” kataku. Aku kembali ke kamar dan
mengambil selimut dan memakaikannya pada Donghae.
“Hmm... wajahmu lumayan manis kalau
sedang tidur...” kataku sambil memandanginya. “Ah..! tidak...!! apa yang
kupikirkan... Padahal dia sedang sangat lelah sampai seperti ini.. “ batinku
sambil mengusap kepalaku.
“Selamat tidur.. semoga mimpi indah”
kataku dan langsung kembali ke kamarku.
Tapi, aku tetap tak bisa tidur.
Lagi-lagi perasaan tak enak itu datang.
“Ya Tuhan.. ada apa ini... kenapa
perasaanku tak enak seperti ini.. Apa yang akan terjadi nanti...?”
Aku mencoba memejamkan mataku, dan
berdoa, semoga tak kan terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
***
“Rie Fa, aku berangkat..” kata
Hangeng-hyung.
“Oh, iya hyung, hati-hati...”
“Hari ini kau libur kan? Kalau ada
waktu datang saja ke tempat latihan, aku akan ada disana sampai siang ini.”
“Iya, hyung,,”
“Ya sudah aku pergi dulu... sampai
jumpa...!!” Kata Hangeng-hyung dan langsung pergi.
Aku melanjutkan pekerjaanku membersihkan kamar ketika
kulihat Donghae keluar dari kamar mandi.
“Rie Fa....” panggilnya, seperti
biasa dengan senyum yang membuatku merasa tak berpijak lagi di bumi ini.
“Ada apa...??” kataku sambil
tersenyum semanis mungkin padanya.
“Hmmm... tidak ada apa-apa...
hanya.. terimakasih untuk selimutnya tadi malam... hehehe” katanya.
“Apa..?? jadi kau tahu?? Heii.. jadi
waktu itu kau masih bangun??” kataku, aku tak tahu lagi harus bilang apa karena
aku merasa sangat malu. Mungkin saja wajahku saat ini sudah merah menyala.
“Hhahaha... berkat itu aku jadi bisa
tidur nyenyak...” katanya sambil terbahak. Mungkin juga karena melihat wajahku
yang aku sendiri pun bingung harus berekspresi seperti apa.
***
Aku pergi ke tempat latihan, seperti
kata Hangeng-hyung, tapi sayangnya aku tak bisa bertemu Hangeng-hyung karena
Hangeng-hyung sudah pergi ke tempatnya syuting. Haah... sayang sekali... Aku
pun hanya berkeliling disana.
Tiba-tiba ada seseorang yang
memanggilku, aku tak mengenalnya. Namja itu mendekatiku. Kulihat ekspresinya
penuh dengan kemarahan. Dan lagi, tiba-tiba perasaan tak enak itu muncul lagi.
“Hei, kau yang sekarang dekat dengan
Donghae kan?” katanya setelah tepat berada didepanku.
“Ehm.. ada apa..?” tanyaku, jujur
saja aku merasa sangat takut.
“Mulai sekarang jangan lagi dekat
dengan Donghae. Gara-gara Donghae dekat denganmu, dia sering bolos latihan dan
pulang lebih cepat. Dan grup kita terabaikan.” Jelasnya.
“Ehm.. apa maksudmu...?” tanyaku,
aku tak begitu mengerti dengan apa yang dia katakan.
“Dengar, ya. Saat ini kami sedang
mempersiapkan debut kami, dan kalau Donghae tetap seperti itu bisa mengganggu
debut kami, jadi tolong mengertilah, keberadaanmu itu mengganggu...!!!” katanya
dengan suara yang makin keras.
Deg! Aku sangat terkejut mendengar
hal itu.
“Mulai sekarang kau
menjauhlah dari Donghae dan biarkan dia konsentrasi dengan persiapan debut
kami. Berhentilah merepotkannya dan menyita waktunya” Katanya.
Aku tidak bisa menahan air mataku
dan langsung pergi dari tempat itu. Aku ingin segera menjauh dari tempat itu.
Kalimat yang diucapkan orang itu masih terngiang di telingaku. Aku ingin
berlari dari semua ini.
***
Donghae
POV
Aku mendengar suara orang membentak,
aku penasaran langsung keluar dari ruang latihan dan mencari suara itu.
“Hei, Siwon ternyata kau...”
“Ah, Donghae.”
“Tadi sepertinya aku mendengar
suaramu keras sekali, ada apa?” tanyaku.
“Ah, tidak ada apa-apa. Ayo kita
kembali latihan saja.” Katanya sambil mengajakku kembali ke ruang latihan.
Tapi, aku melihat kebelakang,
kulihat seseorang berlari menuju pintu keluar. Aku memperhatikannya sebentar
dan segera mengikuti Siwon kembali ke ruang latihan.
Aku mengikuti latihan seperti biasa.
Tapi rasanya ada sesuatu yang membuatku penasaran, kenapa aku kepikiran orang
tadi, sebenarnya siapa dia?
“Stop...! Kita berhenti dulu.
Donghae, ada apa denganmu, kenapa kau tidak bersemangat..??” tanya Siwon yang
mungkin menyadari sikapku yang tak bersemangat.
“Ah, tak apa-apa.. ayo kita mulai
lagi saja latihannya.” Kataku meyakinkan.
“Haah, sudahlah kita istirahat
saja..!!” Jawabnya sambil mengelap keringatnya dan keluar ruangan.
“Haaaahh.. Akhir-akhir ini
sepertinya dia sedang naik darah,ya..” kataku.
“Yah, wajar saja, sebentar lagi kita
debut, dan kesiapan kita belum sempurna.” Kata Sungmin-hyung.
“Sebenarnya ada yang ingin
kutanyakan padamu, Donghae..” kata Sungmin-hyung.
“Hmm? Apa yang ingin kau tanyakan,
hyung?” kataku sambil melepas sepatuku, akh, sakit sekali, kakiku lecet.
“Sebenarnya ada apa denganmu,
akhir-akhir ini selalu pulang lebih cepat bahkan tak jarang kau bolos latihan”
tanya Sungmin-hyung.
“Kau tahu itu yang membuat Siwon
uring-uringan seperti itu..” sambung Eunhyuk.
“Ehmm...”
“Sebenarnya apa yang membuatmu
seperti ini.. Donghae?” tanya Eunhyuk.
“Begini, hyung, sebelumnya aku belum
pernah merasakan ini, tapi ada seseorang yang kini mengganggu pikiranku...
Sebenarnya bukan ini yang membuatku jarang latihan atau apa.. tapi aku sendiri
bingung apa yang harus kulakukan menghadapi perasaanku ini.” Jelasku, aku
bingung harus memulainya dari mana.
“Wah, siapa orang itu?” tanya
Eunhyuk.
“Namanya Han Rie Fa, dia adik
kandung Hangeng-hyung yang beberapa bulan lalu
pindah kesini...”jelasku.
“Kau sedang jatuh cinta, Donghae?”
tanya Sungmin-hyung yang membuatku kaget.
“A..apa..?? Jatuh cinta..??” tanyaku
aku merasa wajahku sudah memerah karena malu.
“Iya, kau sedang jatuh cinta
kan..??” tanya Sungmin-hyung lagi.
“Entahlah, hyung, tapi aku merasa
nyaman jika aku berada didekatnya. Dan entah kenapa aku ingin selalu bersamanya
dan menghabiskan waktu dengannya.” Jelasku, aku berdebar sekali.
“Hahaha... Fishy ini sedang jatuh
cinta rupanya...” kata Eunhyuk sambil tertawa dan memperlihatkan gusinya itu.
Aku tak bisa berkata lagi, aku sangat malu.
***
Hari ini aku pulang lebih cepat
karena Siwon membubarkan latihan lebih cepat, mungkin karena dia kesal... tapi
tak apalah, toh memang aku sudah terbiasa pulang cepat.. hehe.
Aku membuka pintu apartemen, sepi
sekali. Mungkin Hangeng-hyung belum pulang, tapi mengapa sepi sekali, dimana
Rie Fa?
“Rie Fa? Kau ada didalam...??”
tanyaku, tak ada jawaban. Pergi keluarkah? Pikirku. Tapi pintunya tidak
dikunci.
Aku mengetuk pintu kamarnya dan
memanggilnya, tetap tidak ada jawaban. Kemana dia sebenarnya...?
Aku langsung menuju kamarku dan
membersihkan diri. Kurasakan tubuhku pegal, lelah sekali. Aku mendengar suara
pintu dibuka, Rie Fa? Pikirku, aku langsung keluar dari kamarku dan
menemukannya di dapur.
“Hei, ternyata kau ada? Kenapa tak
menjawab, aku panggil beberapa kali...” tanyaku, aku senang bertemu dengannya.
Tapi tanpa berkata-kata Rie Fa langsung pergi dan
kembali ke kamarnya.
“Hei... Rie Fa..!! ada apa..? heeii!!” Panggilanku tak
didengarnya. Aneh, ada apa dengannya. Aku mengetuk pintu kamarnya dan
memohonnya untuk keluar dan bertanya, banyak sekali pertanyaan yang ingin aku
tanyakan padanya. Aku benar-benar tak mengerti.
“Rie Fa... ada apa denganmu? Kenapa..? hei..
keluarlah..” kataku sambil mengetuk pintu kamarnya. Tetap tak ada jawaban.
“Rie Fa... kumohon.. keluarlah..” kataku masih mencoba
membuatnya keluar.
“Berhenti mencariku..!! Menjauhlah dariku..!! aku tak
ingin bertemu denganmu lagi..!!” terdengar suaranya dari dalam, aku sangat
terkejut. Apa maksudnya...
“Rie Fa, ada apa denganmu...? keluarlah dan jelaskan
padaku....” aku masih mencoba meminta penjelasannya.
“Pergilah...!! jangan mendekat padaku lagi..!! aku tak
mau lagi berurusan denganmu...!! sudah cukup...!!!” Aku mendengarnya menangis.
Aku semakin tak mengerti. Entah kenapa aku tak bisa menahan tangisku.
“Rie Fa... mengapa kau tiba-tiba seperti ini... tolong
lah jawab aku... keluarlah..!!”
“Sudahlah... pergilah...!! Pergi!! Aku tak mau bertemu
denganmu lagi...!!!”
Aku semakin tak mengerti, aku tak mengerti keadaan
ini, ketika aku menyadari perasaanku kenapa jadi seperti ini? Apa yang salah
denganku...?
***
Rie
Fa POV
Maafkan aku, Donghae, tapi aku tak
mau mengganggumu, aku tak mau mengganggu pekerjaanmu dan mengganggu hubungan
dengan teman-temanmu, Maafkan aku, aku tak sanggup menjelaskan padamu.
Aku masih mendengarnya memanggil
namaku dari luar sana. Aku tak ingin bertemu dengannya. Sudah cukup aku
‘mengganggu’ nya lagi. Memang dari awal, bertemu dengannya adalah suatu
kesalahan. Kini kubiarkan perasaanku menjauh dan melupakannya. Maafkan aku,
Donghae.
Sudah larut malam, aku mendengar
pintu kamarku diketuk. Donghae?
“Rie Fa...? Ini aku, Hangeng... “
jawab seseorang diluar sana.
“Hyung...” Aku langsung turun dari
tempat tidur dan langsung membukakan pintu. Aku langsung menghambur ke
pelukannya sambil menangis.
Hangeng-hyung duduk disebelahku dan
mencoba menenangkanku.
“Sebenarnya ada apa denganmu..??
ceritakan padaku...”
“Hyung.. aku.. apa aku
mengganggu...?” tanyaku masih dengan air mata yang tak bisa kuhentikan.
“Mengganggu..?? apa maksudmu..??”
tanya Hangeng-hyung.
“Aku mengganggu kan,
Hangeng-hyung...?” kataku, air mataku semakin tak bisa kuhentikan.
“Tadi aku melihat Donghae melamun
diruang latihan... Ada apa dengannya..? Apa ada hubungannya denganmu?” Tanya
Hangeng-hyung, aku terkejut, jadi Donghae pergi ke tempat latihan..? aku tetap
tak bisa menghentikan air mataku.
Tiba-tiba Hangeng-hyung memeluku dan
menenangkanku.
“Sepertinya kau lelah, sebaiknya kau
istirahat saja. Besok kita baru bicara lagi, ya?” kata Hangeng-hyung.
Aku mengangguk pelan, Hangeng-hyung
mengantarku ke kamar.
“Istirahatlah, besok baru kita
bicara, oke...” kata Hangeng-hyung dan langsung keluar dari kamarku.
***
Donghae
POV
Aku membuka mataku, sudah pagi.
Ternyata aku disini semalaman. Aku mengingat kejadian tadi malam, sebenarnya
ada apa dengannya. Kenapa tiba-tiba dia bilang tak ingin bertemu denganku lagi?
Apa dia membenciku? Tapi kenapa? Apa alasannya dia membenciku?
Semua pertanyaan yang tak terjawab
itu memenuhi pikiranku. Aku tak mengerti.
“Lho, pintunya tidak dikunci..?”
kata seseorang yang diluar sana dan masuk.
“Donghae..?? Kau sudah datang...??”
Eunhyuk terkejut. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
“Tunggu, kau disini semalaman?”
tanyanya lagi. Aku hanya diam. “Matamu merah, hei, Donghae apa yang terjadi
denganmu...??”
Aku kembali tak bisa menahan air
mataku, aku menangis sejadinya di depan sahabatku ini. Eunhyuk menepuk bahuku
dan memintaku menceritakan apa yang membuatku seperti ini. Aku pun
menceritakannya.
“Ehm, begini Donghae, sebenarnya
kemarin ada salah seorang staff yang melihat Siwon memarahi seorang gadis di
lorong depan, dia tak tau siapa gadis itu, tapi dia bilang padaku bahwa
sesekali Siwon menyebut-nyebut namamu..” jelas Eunhyuk.
“A..apa...?? jadi gadis yang kemarin
itu.. apa mungkin dia Rie fa..??” aku terkejut.
“Jadi kau tahu??” tanya Eunhyuk.
“Kemarin aku memang mendengar suara
Siwon dan ketika aku memastikannya aku melihat seseorang yang berlari keluar...
aku tak tau siapa orang itu... tapi apa mungkin dia Rie Fa..??”tanyaku masih
tak percaya.
“Cobalah kau menemuinya sekali lagi
dan mengajaknya bicara...” kata Eunhyuk.
“Tapi dia sudah tak ingin bertemu
denganku lagi...”
“Hei, tak ada salahnya mencoba...
Kesempatan bisa datang kedua kali...” kata Eunhyuk.
“Kau benar... aku harus
menemuinya... Terimakasih, Eunhyuk..kau memang sahabatku..” kataku.
“Semoga berhasil...” kata Eunhyuk
dengan senyumnya. Aku balas senyum dan segera pulang ke apartemen, berharap Rie
Fa mau menemuiku dan mendengarkan penjelasanku.
***
Aku bertemu dengan Hangeng-hyung di depan pintu apartemen,
aku merasa bersalah pada Hangeng-hyung.
“Aku sudah mendengar semuanya dari Rie Fa, sekarang
kau bicaralah dengannya..” kata Hangeng-hyung.
“Tapi, Rie Fa sudah tak mau bertemu lagi denganku...”
kataku.
“Kemarin Rie Fa masih penuh dengan emosi, sekarang dia
sudah mulai tenang, cobalah untuk mengajaknya bicara baik-baik...”kata
Hangeng-hyung.
“Baiklah, aku akan mencobanya... terimakasih
Hangeng-hyung..”
“Jagalah hubungan kalian, karena aku merasa semenjak
Rie Fa mengenalmu, dia jadi lebih ceria...”Kata Hangeng-hyung sambil menepuk
pundakku “Aku mempercayaimu, Donghae” sambungnya dan langsung pergi. Aku merasa
mendapatkan semangat setelah Hangeng-hyung berkata begitu.
Aku mengetuk pintu kamarnya. Dengan segala rasa
bersalah ini aku memberanikan diri.
“Rie Fa, ini aku, Donghae, kumohon keluarlah, aku
ingin bicara padamu...” kataku, tapi masih tak ada jawaban.
“Rie Fa, kumohon.... keluarlah...” Akhirnya Rie Fa
membuka pintu, aku sangat senang.
“Apa yang ingin kau bicarakan lagi?” tanyanya, aku
melihat matanya merah dan sembab, aku sungguh merasa bersalah.
“Aku... ehm.. maafkan sikap Siwon padamu kemarin.. dia
sedang uring-uringan karena menghadapi debut kami... Maafkan kalau perkataanya
membuatmu sedih dan kecewa..” aku mulai mencoba berbicara.
“Bukan kau yang harus meminta maaf, tapi memang aku
yang seharusnya tidak mengganggumu, kau yang seharusnya berkonsentrasi pada
persiapan debutmu, tapi itu terganggu karena ada aku, aku yang terus
merepotkanmu...maafkan aku..” katanya yang mulai meneteskan air mata.
“Rie Fa... Aku seperti ini bukan
karena memang aku ingin direpotkan, aku bahkan tak merasa terganggu sama
sekali.. persiapan debut kami terganggu itupun karena keinginanku sendiri...
aku yang harus minta maaf padamu dan pada teman-teman di grup karena aku sering
bolos dan melewatkan begitu saja persiapan debut, tapi itu semua bukan karena
ada kau...” jelasku sambil mengusap rambutnya kulihat dia menunduk.
“Tapi....” katanya aku buru-buru
meletakkan jari telunjukku di bibirnya, aku tak ingin dia menyangkal.
“Aku melakukan itu karena aku ingin
selalu bersamamu, aku ingin menghabiskan waktu denganmu... Aku melakukannya
karena aku mencintaimu Rie Fa.. kau ini segalanya buatku.. jadi berhentilah
menyalahkan dirimu sendiri...” kataku sambil memegang wajahnya, agar dia
melihatku.
Aku melihat air matanya kian
mengalir aku pun membawanya ke pelukanku.
“Saranghae, Rie Fa... aku sangat
mencintaimu....”
***
Rie
Fa POV
Aku makin tak bisa menahan air
mataku saat Donghae mengatakan itu padaku. Aku tak bisa berkata apapun lagi
ketika dia memelukku, jujur saja, aku sangat bahagia.
“Sudah, jangan menangis lagi, aku
tak ingin melihat yeoja yang sangat kusayangi menangis.” Katanya sambil
mengusap air mataku.
”Seorang yeoja itu paling bagus kalau tersenyum...
jadi.. tersenyumlah untukku, changi....” katanya sambil tersenyum padaku.
Melihat senyumnya yang satu ini aku tak bisa menahan rasa bahagia ini, dan itu
membuatku tersenyum.
“Tuh kan... manisnya... Hahaha” katanya, aku langsung
mendorongnya.
“Apaan sih...” kataku.
“Hahahaha...” kami berdua pun tertawa bahagia. Kini
aku telah menjadi yeojachingu Donghae, aku sangat bahagia, namja tampan yang
sangat kusukai ini sudah menjadi kekasihku. Semoga saat-saat ini terus
berlanjut...
***
Beberapa bulan setelah itu grup Donghae sukses
melakukan debut, dan kini grupnya laris tampil dari panggung ke panggung. Hari
ini aku dapat libur dan akhirnya bisa menemani Donghae menjalani aktivitasnya.
“Hei Donghae, bidadarimu sudah menunggu.. cepatlah..”
kata Eunhyuk yang ketika itu baru turun panggung.
“Maaf changi, habis tadi banyak yeoja-yeoja yang
meminta foto dan tanda tanganku.. yah.. menjadi namja tampan yang bertalenta
sepertiku memang merepotkan...” celetukkannya yang satu ini makin membuatku
menyayanginya.
“Hihihi.. Apa maksudmu..” kataku sambil mendaratkan
pukulan lembut di pipinya.
Dia tertawa, kini grupnya sukses dan hubungan kami
berjalan lancar, hubunganku dengan teman-teman di grupnya pun baik, Siwon,
Eunhyuk dan Sungmin, mereka semua kini juga telah menjadi teman baikku.
Yahh... semoga saat-saat yang indah seperti ini terus
berlanjut...
-end-
kereeeennnn,,,, pooooollllllllll,,,,
BalasHapusgomawo udah baca :D
Hapusmaaf buat typo ini ff udah lama banget aku buat hehe gomawo gomawo :D